mendengar hukuman yang di timpa hawwah seluruh penghuni sorga membicarakannya, sang penentu pun bertindak sebagai penyangga
"alasan hawwah di jatuhi hukuman di turunkan ke arda, adalah untuk mendampingi adama" isu ini pun di sebarkan hingga alam lain, tapi beberapa malaikat yang mengetahui kejadian sebenarnya pun di minta untuk diam dan tidak bertindak gegabah karena perintah dari pencipta.
sang penentu pun berusaha untuk turun dari sorga dan menemui hawwah karena ingin mengetahui pembicaraan yang di bicarakan oleh nya dengan pencipta.
(place arda)
sesampai di arda, sang penentu pun menggunakan perwujudan manusia dan menemui adama "hawwah melakukan hal yang sama denganmu" mendengar ucapan manusia tersebut adama pun tidak mempercayainya sang penentu pun menggunakan wujud nur nya, adama pun langsung percaya dengan ucapan sang penentu, dan mulai mencari hawwah, perjalanan mengitari arda dengan berjalan menjadi tantangan awal bagi adama, usai bertemu dengan adama, sang penentu segera pergi menemui hawwah dengan wujud hewan "masih mengenalku" ujar sang penentu, hawwah pun tersenyum dengan riang "mana mungkin aku tidak mengenalmu keberadaanmu sangatlah jelas, dan mudah di kenali"
"apa yang membuatmu bertindak gegabah seperti itu"
“ini adalah kebebasan, aku hanya ingin bebas, di mana aku bisa bersama dengan adama, aku
berjanji suatu saat nanti perselisihan antara manusia dengan iblis akan usai.” ucap hawwah yang sedang merencanakan sesuatu
sang penentu pun meminta izin pamit dan segera pergi sambil berkata
"akan kutunggu hasilnya walau sampai keturunanmu yang lain"
Hawwah merasa bingung dengan ucapan sang penentu ia pun melambaikan tangannya ke langit-langit.
(place
narka)
“Bagaimaa bisa!!, ia dihukum padahal aku gagal membuatnya memakan buah abadi, apa ia bodoh" salah satu iblis di neraka yang merasa kesal akan kegagalannya, sedangkan iblis yang satunya sedang tertawa gembira
"Gyahahaha~~ memang manusia itu adalah makhluk lemah yang tidak mempunyai akal, melakukan hal yang semena-mena itu lah manusia”
bersambung...
Posting Komentar