Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Selasa, 04 Agustus 2020

Part 03 : the begin story


(sarpa - rast)

“bagaimana?” tanya prejin kepada skyjin mengenai persiapan.

“siap yang mulia, kita tinggal berangkat menuju ke fana”

Para mahluk alam sarpa telah siap berkemas dan segera meluncur ke alam fana, Perjalanan pun telah di mulai...

(lain sisi) (fana)

“Apa ini kesalahanku ya ah biarlahlagi pula aku hanya menjalankan tugas, jika ada yang salah itu kesalahan mereka, lagi pula di dunia ini tidak ada yang salah.” Ujar fana memandang tatanan alam lalu berubah wujud menjadi cahaya pergi melintasi antar ruang.

[The begin story]

 

(War worlds Alam second)

sorga terlahirlah sebagai perwujudan bentuk kebebasan awal meninggalkan tanah kelahirannya menuju alam fana meluncur dengan cepat bagaikan meteor yang jatuh, sebuah kecepatan tiada tara jatuh perlahan ke bawah dan sampailah ke alam fana, mengubah wujudnya dari cahaya menjadi manusia perlahan cahaya tersebut tertutupi api berwana merah muda terang, suasana altarisk tampak risuh mendengar pembawa kepunahan telah turun, kekacauan terjadi di setiap orbit, setiap perlintasannya menyebabkan ketiadaan tak mendasar dan melayang lah dia di atas arda sembari berkata “waktunya mempertanggungjawabkan kesalahan kalian, sebagaimana dosa kalian tertebuskan!” dengan mata sinis dan aura mengerikan turunlah dia ke dalam arda, seketika tempat ia berpijak hancur lebur keadaan sekitar berubah menjadi puing bencana. 

ia pun berjalan perlahan sembari menendang pepohonan yang menghalanginya

“HUAAAH... huh, kehidupan dulu yang harus aku lenyapkan, aku harap tidak ada hambatan..”

\............................................................................./

“padahal aku ingin kematian terlebih dahulu, harus segera kubereskan.”

\................................................................/

“ya aku harap mahluk di kehidupan bisa membuatku”

\......................................../

“bersenang-senang”

\....................../

Dengan senyuman mengerikan dan aura gelap menyelimuti, dia pun mulai merengut nyawa secara perlahan, dari ujung ke ujung hanya dengan melirik sana kemari, sementara itu...

“sudah dimulai... dia sudah tiba” ujar maha guru dengan rasa khawatir.

“kenapa secepat ini” Ujar D3 dengan panik.

“kita langsung menuju dia, agar tidak ada banyak korban.” ujar vilan yang khawatir dengan kondisi keluarga.

Mereka bertiga segera menuju tempat pembantaian terjadi, dengan kecepatan penuh mereka bergerak melalui dahan pepohon melihat puluhan manusia tergeletak di sepanjang jalan.

“sudah separah ini” ujar D3.

“kita pasti sudah dekat” ujar Vilan

maha guru pergi mendahului kami dan meminta kami untuk mengurus pembawa kepunahan sedangkan maha guru pergi menuju poros.

kami pun berpisah dan bergerak maju secara perlahan, D3 pun mulai merasakan kehadiran si pembawa kepunahan.

“cih, tidak ada hiburan sama sekali, mahluk paling lemah sekaligus rendahan, benar-benar tidak ada bagusnya” ujar si pembawa kepunahan yang sedang menarik paksa jantung manusia secara bergantian.

dari kejahuan kami melihat si pembawa kepunahan yang sedang menyiksa manusia, vilan yang merasa geram dengan tingkahnya segera maju "kenapa dia tidak mau di ajak membuat siasat dulu" ujar D3 yang merasa kesal dengan sikap vilan yang bertindak seenaknya.

“akhirnya ada hiburan juga” ujar pembawa kepunahan.

mereka bertiga saling bertatap muka "kenapa kamu seenaknya saja" ujar D3, vilan pun meminta maaf "hei manusia mampukah kalian menghiburku"

"mari kita lihat sendiri" dengan cepat vilan menggunakan pijakan kakinya dan mengepalkan tangannya lalu memukulkannya ke si pembawa kepunahan, tapi dengan mudah nya dia menghindarinya.

"ini aja" ujar si pembawa kepunahan yang merasa jauh lebih hebat dan meremehkan vilan.

vilan pun memukul si pembawa kepunahan dari belakang dengan telapaknya tapi dengan mudahnya si pembawa kepunahan menghindarinya dan menggenggam tangan vilan sembari meretakkan tulang jari vilan, dengan rasa sakit vilan menahannya dan berusaha menarik kembali tangannya, namun tangan satunya pun berhasil di pegang oleh si pembawa kepunahan D3 pun yang melihatnya langsung berpindah di sebelah pembawa kepunahan dan menghadapkan telapak tangannya di wajah si pembawa kepunahan sontak si pembawa kepunahan terlempar jauh.

mereka berdua pun segera mundur "apa itu"

"tapakkan, pusatkan marwahmu ke telapak tanganmu.." kepala D3 pun di pegang oleh si pembawa kepunahan dan di lempar menjauh, vilan yang melihat segera mundur untuk menata serangan.

"itu balasan dariku" ujar si pembawa kepunahan "dan ini sedikit bonus dariku" lalu datanglah beberapa asteroid jatuh mengarah ke si pembawa kepunahan, "apa itu tapakkan juga" ujar vilan

"iya.. tapi ini bukan melempar melainkan menarik"

saat asteroid mendekati si pembawa kepunahan dengan mudahnya ia menggerakkan tangannya untuk memindahkan arah jatuh asteroid ke D3.

saat D3 berusaha mundur menghindar ia tertimbun asteroid tersebut si pembawa kepunahan pun menangkap D3 dan memakan lengan D3, sontak D3 melakukan perpindahan dan bergerak mundur, karena pijakan mendaratnya D3 tidak stabil vilan menggunakan marwahnya untuk menangkap D3 karena terpenuhi dengan amarah vilan dengan cepat mengarah ke  si pembawa kepunahan lalu memotong angin dan menggunakan tepian ke leher si pembawa kepunahan alhasil leher tersebut terpotong, vilan pun mengambil kepala tersebut dan menyerap perwujudannya dengan energi mayanya, namun si pembawa kepunahan malah menyerap balik energi vilan dan menggerakkan tubuhnya yang terputus untuk menangkap vilan lalu menyerap jiwanya vilan secara perlahan menghindari kehilangan nya vilan meringkus kepala si pembawa kepunahan namun ia balik meringkus vilan, D3 pun melempar batu kerikil dan melakukan pertukaran dengan vilan lalu menggunakan mana untuk menggunakan elemen tanah dan menarik si pembawa kepunahan terkubur di dalam tanah, vilan dengan D3 pun mundur secara cepat "aku kehabisan marwah" ucap D3, "aku juga, akan kugunakan maya"

vilan memanggil beberapa arwah untuk memudarkan keberadaan mereka berdua serta menghilangkan jejak pelarian, D3 pun menggunakan mananya untuk melakukan pemulihan lengannya, mereka berdua pun bersembunyi di tepi sungai, si pembawa kepunahan pun telah berhasil keluar dengan tubuh yang utuh tanpa luka sama sekali "lumayan juga mereka"

usai regenerasi lengan D3 ia pun menggigit jari jempolnya lalu membuat lingkaran untuk melakukan pemanggilan, dan muncullah hewan ayam berkaki empat, mereka berdua pun menungganginya dan bergerak mundur sembari memudarkan jejak pelarian.

namun si pembawa kepunahan menghadap dari depan, sontak mereka berdua melompat dan bergerak maju ke depan ayam tersebut menyerang si pembawa kepunahan untuk membuka jalan kabur.

si pembawa kepunahan menebas ayam tersebut dengan mudahnya lalu meminum darah ayam tersebut dan mengejar kami.

vilan pun menggunakan energi rohnya untuk menyerang si pembawa kepunahan, roh tersebut menghantam si pembawa kepunahan, sekali lagi dengan mudahnya ia menghirup roh tersebut.

“kita berhasil melukai nya” ujar vilan

“apa kamu punya rencana” ujar D3

"sepertinya hanya sia-sia"

"terus bagaimana"

mereka berdua pun terjebak di sekitar tebing, dan tidak ada pilihan lain, D3 pun memusatkan energi marwahnya lalu menggunakan tapakkan kembali untuk menghantam si pembawa kepunahan, namun hanya membekas luka kecil. vilan pun menggunakan tepian dan melakukan tebasan angin untuk mempersempit pergerakkan.

“sudah kuduga, dia mempunyai kelemahan, lakukan seperti itu” ujar D3

“cukup menarik.. waktunya aku serius siapa nama kalian!, 

namaku shophia!, katakan nama kalian akan ku ingat nama kalian!”

pertarungan berhenti sejenak, sekilas kami tidak mempunyai peluang menang dan energi kami telah kehabisan.

“aku vilan! dia rahir!” D3 pun mencoba menyerang dengan segenap tenaga, sedangkan vilan mengumpulkan energi marwah.

saat tapakkan menguras marwah D3 dan membuat D3 kehilangan kesadaran shophia maju dengan cepat bergerak menyamping untuk memotong lengan D3, namun D3 menyadarinya dan bertukar tempar dengan Vilan dengan cepat vilan memotong lengan shophia lalu bertukar kembali, dan melempar lengan shophia dengan  tapakkkan, shophia pun terhenti dan merasa kesal, ia pun mengejar lengan yang terlempar.

mereka berdua pun memanfaatkan waktu tersebut untuk menenangkan pikiran dan mengisi ulang energi marwah dengan bersemedi.

tidak sampai hitungan menit datanglah shophia membawa lengannya dan menyambungkan dengan cara merekatkan lengan tersebut ke bahunya.

"bisa gitu ya" ujar vilan yang takjub.

"regenerasi sangat cepat" kami pun mundur, dan mencoba mengalihkan perhatian dengan berbicara nya dengannya.

"apa yang membuat mu melakukan tindakan keji seperti ini"ujar vilan

"keji katamu, kamu sebut ini keji, apakah kamu menghina ciptaan dari pencipta seperti iku" ujar shophia dengan penuh bangga.

"bukan itu yang aku maksud, kenapa harus melakukannya dengan cara begini"

"menurutmu cara tercepat mengurangi populasi seperti ini terbilang salah, bahkan kalian lah yang memulainya terlebih dahulu"

karena kehabisan perkataan shophia pun memanggil badai dengan menarik gumpalan awan, dan terjadilah badai dasyat di sertai awan hitam menyambar kan petir tiada henti, mengarah ke pada kami. 

dengan cepat kami bergerak mundur namun shophia tidak membiarkan kami pergi dan menyerang balik kami dari depan, ia berusaha mengepung pelarian kami, perlahan gunung mulai bergetar, abu volkanik mulai mengiringi perjalanan kami.

"perlu kalian ketahui jauh lebih baik kalian diam dan mati, jika kalian yakin kalian tidak punya dosa, kelak kalian akan di masukan ke sorga"

"aku sudah muak mendengar semua ini" dengan rasa lelah dan murka D3 menggunakan energi alamnya dan memusatkan ke telapak tangannya.

"aku akan maju terlebih dahulu" dengan cepat menuju shophia lalu menyerang shophia serangan tebasan yang begitu cepat saling beradu dengan hindaran shophia.

"kenapa kalian masih tidak mengerti apa yang aku maksud"

serangan vilan di hentikan dengan mengambil jiwanya vilan.

D3 yang melihat vilan telah tiada, langsung berpindah dan melakukan tapakkan 4 sisi, sontak tubuh shophia terkelupas darah bercucuran di mana-mana, roh vilan yang melayang ditarik ulang oleh D3 dan di masukan kedalam tubuh vilan, sesaat vilan langsung muntah dan tersadarkan diri.

"aku pikir akan mati"

"kau sudah mati" ujar D3

mereka berdua pun kabur meninggal kan shophia yang kehilangan tulangnya untuk bergerak.

"inilah wujud manusia sangatlah rapuh"

tak disangka badai sudah mendekat vilan hampir terseret oleh badai, namun D3 bertukar tempat dan terseretlah D3, ia pun kehabisan semua energi dan kaki tangannya pun telah patah membuatnya kesulitan bergerak, sedangkan shophia berubah wujud menjadi roh dan melayang ke udara, saat vilan berusaha kabur dari badai, kakinya pun terikat dengan batang kayau ia pun terseret juga lalu datanglah maha guru dari portal di atas badai lalu menyelamatkan vilan.

“maaf terlambat, aku jauh lebih mempriotaskan memindahkan manusia tersisa ke dunia ku, dimana D3”

“dia terseret arus dan mengorban dirinya demi aku”

“sudahlah jangan menganggap ini semua salahmu, sekarang waktunya menyelesaikan ini semua”

“tapi bagaimana, dia itu selalu semakin bertambah kuat dan ...”

shophia pun menghilang entah kemana, maha guru pun merasa lega sekaligus kecewa, karena vilan berhasil selamat sedangkan D3 lah yang harus kehilangan nyawanya, sebenarnya D3 mengetahui bahwa vilan akan mati di telan badai, namun ia bertukar takdir dengan vilan, maha guru pun berusaha merahasiakan ini demi D3.

Shophia mencari vilan dari udara melayang sebagai roh.

lalu terdapat serangan dari bawah mengarah ke shophia, sontak shophia terkejut karena dalam wujud roh mengapa ia bisa di serang.

“aku sebagai perwakilan dari kematian apakah kau si pembawa kepunahan.” Ujar prejin dengan tegas.

“menarik, silahkan maju! kalian semua!” shophia meluncur mengarah ke pasukan prejin dan melibas sedikit demi sedikit lalu mengarah ke prejin untuk membunuh prejin namun skyjin menangkisnya dan membuat shophia terlempar ke arah vilan, vilan terkejut melihatnya dan berpikir ‘kenapa begitu cepatnya dia mengejarku’ shophia menoleh ke vilan dan mahaguru, lalu muncullha skyjin yang menghadangkan pedangnya ke leher shophia, shophia pun menusukkan dirinya ke pedang dan menembusnya lalu merubah wujudnya menjadi cahaya dan bergerak cepat menuju prejin dalam benak vilan ‘mengapa dia tidak menyerang kami, apa D3 masih hidup.’ Vilan dan mahaguru pergi ke arah shophia mengarah.

sesampai disana vilan terkejut melihat para jin bertarung melawan shophia, prejin menghapiri vilan dan berkata “sepertinya aku terlambat”

“kenapa kamu datang” ujar vilan

“ada 2 alasan yaitu untuk menghindari kehancuran di wilayahku, dan membereskan dia secepatnya”

“itu temanmu, dia sudah tak bernyawa” ujar skyjin

Vilan menghampiri dan menangis serta meminta maaf, mahaguru menghampiri prejin untuk membicarakan kelemahan nya shophia, prejin menyetujui rencana maha guru, usai menangis vilan menghampiri mereka dan membicarakan rencana untuk mengalahkan shophia.

usai mengetahui bahwa shophia adalah abadi, maha guru merencaranakan menghilangkan keabadiannya dengan membuatnya menjadi abadi melebihi keabadiannya sekarang yaitu dengan merasakan kematian dan kehidupan secara bersamaan.

pertarungan sengit antara shophia dengan skyjin mengguncang cluster arda, saat skyjin memancing shophia menjauh dari mereka bertiga.

shophia menyadari bahwa dirinya telah gagal menjalankan misinya, waktu yang di berikan oleh pencipta telah melebihi batas, shophia pun tidak ingin di tiada kan tanpa kemenangan ia pun berencana untuk membunuh vilan.

Datanglah Prejin membantu Skyjin "kita buat dia menjauh dari bocah manusia itu" ucap Prejin kepada Skyjin.

sementara itu Vilan sedang melakukan pengisian Marwah dengan bersemedi di kala Vilan melakukan pelepasan jiwa dari tubuhnya, Mahaguru lah yang bertugas menjaga tubuh Vilan, segala penghalang telah di pasang di sekitar mereka.

saat Shophia bertanya tentang alasan mereka sampai rela melindungi Vilan, dari kejahuan di ujung Semesta telah muncullah palung raksasa di satuan semesta seraya mengeluarkan suara panggilan untuk Shophia.

semua makhluk selain Shophia tidak ada yang mendengarnya, panggilan kembali untuk Shophia telah di kumandangkan.

dengan kecepatan penuh Shophia membelah dirinya menjadi tiga bagian untuk berbagi tugas, tapi Prejin mengantisipasi dengan membelah dirinya menjadi 2, dan menghentikan pergerakan Shophia, demi nafsunya Shophia melakukan penghidupan paksa dengan menggunakan mayat sekitar untuk menghadang dan memperlambat Prejin.

usai menghentikan Prejin dan Skyjin Shophia dengan cepat menuju tempat Vilan, sesampai disana Vilan telah tersadarkan diri "sepertinya aku terlambat untuk membunuh mu secara langsung" ucap Shophia dengan penuh emosi.

tidak lama kemudian datang lah Prejin dan Skyjin untuk membantu vilan, namun mereka terlambat Shophia telah berhasil memenggal kepala Vilan, dari atas pohon lompatlah vilan sembari berkata "untung saja, aku berhasil melakukan pembelahan secara paksa."

"sepertinya hari ini, hari keberuntungan mu" ujar Shophia yang mulai kelelahan, palung semesta pun terdengar lagi untuk ke dua kalinya.

Waktu Shophia pun semakin sedikit, tanpa ampun ia menggunakan matanya untuk membuat penghalang, Prejin dan Skyjin tidak bisa memasuki tempat Vilan berada.

"waktunya untuk mengakhiri ini sekarang" ucap shophia dengan nada kesal, Mahaguru pun menghampirinya sembari berkata "apakah kau ingin di cap sabagai penghianat"  mendengar ucapan itu Shophia langsung memukulnya, namun dengan mudahnya Mahaguru menangkis pukulan Shophia terlempar menjauh.

Prejin dan Skyjin yang melihat aksi mahaguru sangatlah takjub, lalu datanglah Shophia dengan cepat sembari membuka tanah dan mengubur Mahaguru hidup-hidup, ia pun menguncinya di dalam tanah yang padat, dan menghantamkan Mahaguru hingga Cluster, percikan Cluster membuat tubuh Mahaguru terkelupas.

perlahan arda terguncang, lalu terlemparnya Shophia meluap ke atas, dengan cepat mahaguru menggunakan tarikkan untuk menarik balik shophia lalu menghantamnya ke tanah dan menariknya kembali, lalu melemparnya ke prejin dan skyjin, mereka berdua pun menggunakan mayanya lalu membakar tubuh Shophia dengan api hitam, teriakan dari shophia membuat beberapa burung bertebangan, saat itu juga vilan menyerang titik buta shophia, namun ia masih bisa bergerak dan mengumpulkan seluruh mayat untuk menyerang vilan dan lainnya, mahaguru yang tidak menginginkan shophia di anggap penghianat, ia pun menarik paksa shophia dengan tarikkan lalu meremas leher shophia dan memusatkan energi marwahnya ke telapak tangannya lalu melakukan tapakkan ke tubuhnya sontak jiwa shophia keluar dari tubuh tersebut, dan berusaha melarikan diri, pergi ke luar arda, saat di satuan semesta jiwa shophia menghancurkan orios sembari membunuh beberapa dewan dengan mudahnya, melihat hal yang terjadi di luar, Mahaguru menarik balik Shophia sembari berkata “selesaikan sekarang atau tidak!” dengan cepat vilan  meluncur sembari menyerang shophia dengan tapakkan. palung semesta pun berbunyi ke tiga kalinya, saat itu juga shophia kehilangan kesadarannya lalu munculah 2 cahaya bersinar terang turun ke arda meminta shophia di kembalikan, Mahaguru pun melempar Shophia ke 2 cahaya tersebut, lalu membawa shophia pergi entah kemana.

saat prejin berusaha mengejarnya “biarkan, dia akan diadili oleh pencipta” ujar mahaguru dengan rasa lega.

Vilan yaang kelelahan langsung terjatuh sembari bernafas secara perlahan. Prejin pun membawakan jasad D3 lalu menyerahkan meletakan di sebelah Vilan “bagaimana ucapanku yang tadi apa bisa di tanggapi” ujar mahaguru, “akan kami pertimbangkan” prejin dan skyjin kembali ke sarpa.

(lain sisi)

(sarpa - rast)

“mohon maaf yang mulia, sebenarnya apa yang dibicarakan dengan manusia itu”

“oh, dia ingin kita bekerja sama untuk menciptakan undead”

(lain sisi)

(fana - arda)

karena lega akan keberhasilannya, luka vilan yang begitu banyak membuatnya kehilangan darah, saat itu juga ia memejamkan matanya, mahaguru yang melihat roh vilan keluar dari tubuhnya meminta kepada sang takdir untuk memberinya sedikit waktu sembari memandangi langit yang mendung.

(lain sisi)

(orios)

Dewan galaksi dan laut menyesal karena menolak tawaran vilan, para dewan lainnya telah terbunuh, akibat kecorobohan mereka.

(lain sisi)

(narka)

Para iblis tertawa, karena manusia yang dibenci telah menderita.

(lain sisi)

(Sorga)

Para malaikat melihat shophia di hukum oleh pencipta dengan keberadaannya di hapus oleh waktu.

(lain sisi)

Sang waktu kembali ke altarisk

(altarisk)

“masih ingat kami tidak” ujar sang takdir

“dimana ini” ujar vilan

Sang penentu berubah wujud menjadi manusia dan berjalan dengan suasana menekan “kau berada di tempat dimana kau pernah menentang kami, dan bertaruh akan mengubah takdir, aku ucapkan selamat, kau berhasil merubahnya, namun kau telah tiada”

sang kematian berubah wujud “saat malaikat pencabut nyawa, membawa rukh mu, aku meminjamnya untuk membawamu kemari.”

sang takdir berubah wujud “cukup menarik aksimu melawan shophia, aku sempat berpikir akan menuliskan kau untuk cepat mati, namun aku biarkan, dan aku pikir kau pasti akan tetap mati” dengan senyuman sinis. 

sang kehidupan berubah wujud untuk turun menemui vilan “aku bisa membuatmu hidup sekali lagi, tapi kau harus tinggal disini, dan menjadi bagian dari kami bagaimana?”

“lebih baik menerima, dari pada tidak, bukanya kamu masih mempunyai keluarga yang menunggumu” ujar sang penentu, vilan pun sepakat dan di nobatkan menjadi bagian dari para sang, perlahan hujan mulai turun dengan deras, Mahaguru menggunakan kekuatannya untuk mengubur mayat-mayat yang menjadi korban lalu Mahaguru melihat rukh vilan kembali ke dalam tubuhnya vilan pun terbangun

“aku tidak tahu apa yang terjadi di sana, tapi kau harus bertanggung jawab akan pilihanmu” ujar mahaguru, Vilan pun membantu Mahaguru mengubur D3 juga mendoakannya  "pergilah, ada seorang yang menunggumu" mendengar ucapan Mahaguru, vilanbergegas kembali ke academi untuk melihat kondisi keluarganya. ia pun mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal terhadap mahaguru.

Mahaguru pun tersenyum melihat kepergian Vilan “mencari murid yang layak sepertimu sangatlah sulit, aku harap kamu bisa menjaganya, aku titipkan matralis padamu.”  ujar Mahaguru menghilang secara perlahan.

banjir bandang pun mengguyur tempat peperangan tersebut membawa mayat-mayat terseret ke sungai.

dari kejahuan sungai terlihat terpenuhi oleh mayat-mayat yang mengapung.

Vilan pun tersenyum sembari menatap dunia, vilan pun melanjutkan perjalanannya menuju academi.

Bersambung

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search