Usai pertarungan awal Vilan sekaligus menjadi akhir dari Vilan, telah meraih kemenangan sementara, Mahaguru memutuskan untuk berdiam diri dan mengasingkan diri seraya memperbaiki diri, akan keputusan yang ia pilih, Sesampai di academi, Vilan di sambut beberapa guru dan para warga pengungsi dari kejahuan Keluarga Vilan tersenyum bahagia melihat kembali Vilan, Pak Rex dengan tergesa-gesa menghampiri Vilan dan bertanya tentang hal yang telah terjadi di medan perang.
Secara bertahap Vilan menceritakan kepada semua orang mengenai kemenangan juga ketiadaan D3.
mendengar gugurnya D3 dalam perang, para guru pun berduka cita akan tiadanya sosok penting dalam academi, Pak Rex pun memberi penghormatan pada Vilan di serta para guru lainnya.
Vilan pun terkejut akan sikap para guru kepada Vilan.
"D3 telah mewariskan Academi ini kepadamu" ucap salah satu guru.
demi menghindari kekhawatiran semua orang, Vilan pun menerima tanggung jawab mengelola Academi sekaligus menjaga Matralis.
usai berbincang Vilan menghampiri kedua orang tuanya, lalu si gadis dengan linang air mata berlari memeluk Vilan dengan penuh bahagia.
beberapa tahun kemudian Academi telah berhasil di renovasi, serta penambahan asrama untuk pengungsi telah selesai di buat, aktivitas belajar kembali berlangsung, selain berperan sebagai kepala sekolah, vilan juga berperan sebagai pelindung warga.
di malam hari Vilan memanggil Pak Rex ke ruangan nya untuk bertanya tentang keberadaan Matralis.
Esoknya Vilan pergi berdua dengan Pak Rex ke ruang bawah, sesampai disana terdapat seorang penjaga buku tersebut, Vilan di minta diam salama beberapa menit, usai pemeriksaan Vilan mengambil buku tersebut dan mempelajari isi dari buku tersebut, saat membalik halaman berikutnya Vilan terkejut mengenai isi dari buku tersebut karena mengisahkan semua hal yang telah terjadi saat pertarungannya dengan Shophia.
"apakah kalian menulis apa yang aku ceritakan"
"tidak, buku itu tidak pernah di pegang oleh siapapun"
"bagaimana bisa sama dengan apa yang aku ceritakan pada kalian"
"buku itu murni tidak ada yang berani mengubah isi dari buku tersebut."
Vilan pun meletakan buku tersebut dan kembali ke ruangannya, ia pun termenung memikirkan 'mengapa isi buku tersebut sama, mungkinkah buku tersebut..' seketika vilan menyadari bahwa buku tersebut merupakan rangkuman dari hal yang telah terjadi dan yang akan terjadi.
Setelah melakukan perubahan besar seperti membangun desa kembali, Nagisa pun telah menginjak Umur 4 tahun dan memulai pembelajaran awalnya di Academi.
Usai mengikuti pembelajaran pertama, iapun pergi ke ruangannya Vilan untuk belajar bersama.
"kak maksud dari hidup itu apa" tanya nagisa sembari berbaring membaca buku, "baca apa kamu" melirik judul buku yang di baca oleh nagi.
"filosofi, kenapa kak"
"sudah sejauh ini kamu belajar"
"iya, dari pada berdiam, lebih baik membaca untuk menambah wawasan"
“menurutmu apa yang akan kamu lakukan bila kamu di salahkan jika terlahir di dunia ini” yang mencoba mengetes pemahaman nagi.
“kenapa aku harus peduli apa kata orang lain, aku cukup mendengarkan kata hatiku”
lalu datanglah seorang guru yang berkata "ada yang mencarimu di luar"
nagi pun kembali ke kelasnya untuk mengikuti pembelajaran sedangkan vilan pergi menemui seorang yang mencarinya, vilan pun merasa senang melihat mahaguru yang mengunjunginya.
"senang bertemu dengan mu mahaguru"
“aku
tidak punya banyak waktu lagi ada yang harus aku sampaikan, adakah seseorang yang
kamu percayai”
“kenapa, apa yang terjadi” dengan bingung akan pertanyaan Mahaguru.
"jawab aja"
"untuk sekarang belum ada"
"bagaimana dengan adikmu" melihat nagi yang berjalan.
“dia keluargaku pasti aku percaya, tapi aku tidak mau ada keluargaku yang terlibat”
“bukanya aku mau melibatkan keluargamu, tapi waktumu tinggal sebentar ya kan, jadi kamu harus mencari pengganti mu untuk mengambil alih academi ini, atau siapa saja yang bisa mewariskan semua tanggung jawabmu, mengenai adikmu itu, aku berjanji akan menjaganya, sampai kamu melihatnya kembali”
Vilan pun menghela nafas, lalu memejamkan matanya
“waktuku tinggal berapa lama lagi ?”
“beberapa bulan lagi” sembari memandang langit, dan melihat pergerakan awan, yang membentuk garis takdir secara tidak langsung, lalu pergi meninggalkan vilan.
Vilan kembali ke dalam academi dan mengajar seperti biasa.
malam pun tiba, nagi berkunjung ke ruangannya, lalu mengajak Vilan keluar academi untuk melihat rembulan di malam hari.
“indahkan kak” sembari tersenyum
“apakah aku bisa berharap terhadapmu nagi?” dengan penuh penyesalan bertanya ke nagisa.
“serahkan padaku!”
'apa dia bersungguh-sungguh, atau karena ia masih kecil, hanya memahami sekilas maksud dariku' vilan pun menggendong nagisa, lalu berputar seakan terbang dengan penuh senang.
nagisa pun tertawa bahagia dari kejahuan orang tua mereka melihat dari belakang, ayah dan ibu menghampiri dan duduk disamping vilan tanpa sadar nagisa tertidur di pangkuan vilan.
“apakah kamu akan pergi lagi meninggalkan kami”
“aku harap kamu mempunyai pilihan yang tepat” ujar ibu
dengan mata merah berlinang air mata vilan berkata
“sebenarnya aku ingin bersama kalian, sangat ingin, namun aku harus bertanggung jawab karena di beri kesempatan untuk hidup ke 2 kalinya aku harap kalian mengerti.” Vilan memeluk ibu dan ayah dengan penuh kasih sayang “jangan lupakan kami” ujar ayah
“ingat kami baik-baik” lalu si ibu membawa nagisa yang tertidur kedalam ruangan vilan.
“apakah ia sanggup menanggung beban yang kamu berikan” tanya ayah kepada vilan.
“aku tidak mempunyai pilihan lain” Vilan pun berdiri lalu masuk ke dalam ruangannya.
(lain sisi)
Ribuan
bola penglihatan tertata rapi, dengan terang yang berbeda, bersinar secara bergantian.
“segala
hal telah terjadi, kita sudah melihat berbagai jenis cara mereka berkembang dan
bertahan, adakah yang unik dari mereka” ujar sang hampa bertanya ke para sang.
(lain sisi)
terdengar ketukan pintu, vilan segera keluar dengan mengantuk
"adik mu di serang" ujar Pak Rex, Vilan pun bergegas ke depan academi.
“bunuh dia” ujar iblis yang menangkap nagi
saat leher si adik hampir di tebas, vilan bertukar tempat nagi, dan terluka lah leher vilan.
beberapa guru telah memasang pelindung ke semua murid untuk jaga-jaga
“ini sebagai balasan karena kalian mengirim si pembawa kepunahan ke naraka” Ujar netolsmax
vilan pun kebingungan dengan apa yang di ucapkan oleh iblis tersebut.
“kalian menyalahkan kami, aku sudah memperingati kalian waktu itu dan meminta kerja sama dengan kalian tapi kalian menolaknya, lalu kenapa kalian malah menyalahkanku" dengan kesal vilan teringat ucapan mahaguru ‘jangan sampai dirimu dikendalikan oleh nafsumu’
iblis tersebut pun menghantam kan tangannya ke arah wajah vilan dan mengenainya, seketika vilan bergerak melewatinya dengan menembusnya, dan menggunakan elemen tanahnya untuk mengikatnya
“lebih baik kalian pergi, sebelum hal buruk akan terjadi” vilan melepaskannya.
namun karena merasa di ancam mereka berdua pun membakar sacademi, dengan percikan kerikil naraka yang di lempar ke academi.
vilan melirikkan matanya ke arah kerikil tersebut, tanpa sebab kerikil tersebut bergerak ke arah vilan.
lalu vilan mengarahkan kerikil tersebut ke 2 iblis tersebut
“aku mohon dengan segala hormat pergilah”
lalu menghilanglah 2 iblis tersebut saat kerikil tersebut mengenainya.
"kamu membiarkan mereka pergi" ujar salah satu guru.
"iya, aku harap ini terakhir kalinya."
2 minggu kemudian di malam hari Vilan bermimpi tentang seorang anak yang melakukan tindakan di luar nalar melebihi shophia.
keesokan harinya di hari libur mereka berdua pergi ke sungai untuk mencari ikan, di perjalanan vilan menghentikan langkah nagi dan berkata "jika kamu mempunyai murid, tolong jaga dia" nagi pun tersenyum dengan menjawab iya, mereka berdua pun melanjutkan perjalanan menuju sungai.
Kesenangan yang dibuat vilan dengan nagisa sangatlah di sengaja oleh vilan untuk membuat kenangan denganya, vilan menyadari waktunya untuk hidup tinggal beberapa hari, ia melakukan ini agar tidak menyesal di kemudian hari.
usai menangkap ikan mereka berdua bersenang-senang di sungai bermain percikan air dengan gembira untuk menghabiskan waktu
dengan penuh gembira nagi tertidur di bawah pohon rindang dan bermimpi bertemu dengan seorang wanita dipenuhi cahaya di sekitar menghampiri nagisa dengan berkata "jadilah keturunan kami, bertahanlah" sore pun tiba vilan menggendong nagisa sembari membawa beberapa ikan untuk di bawah pulang, vilan pun menyerahkan ikan tersebut ke ibu untuk di masak.
makan malam pun telah siap ibu membangunkan nagisa untuk makan bersama, vilan pun merasa senang bisa bersama untuk terakhir kalinya.
ke esokan harinya nagisa terlambat ke sekolah untuk ujian kenaikan kelas, ia pun mengerjakan dengan waktu tersisa, namun dengan waktu sedikitpun ia tetap lancar mengerjakannya dan berhasil meraih peringkat pertama.
usai sekolah ia membawa bukti peringkat pertamanya dengan senang, namun di perjalanannya ia melihat para roh yang menyapanya, nagisa pun menyapa balik roh tersebut.
sesampai di rumah nagisa membantu ibu membersihkan rumahnya, saat ibu membuat masakan di dapur, para roh menawarkan bantuan, nagisa pun tertolong untuk membersihkan rumah, alhasil rumah bersih dengan cepat, ibu pun memujinya, nagisa pun kembali ke kamarnya lalu membaca buku sembari menunggu makan malam.
saat vilan berusaha membangunkannya ia tidak tega, ia pun melepaskan kunang-kunang dari lentera lalu membangunkan nagisa dengan pelan, dengan semangat nagisa menunjukan nilainya dan bukti peringkat pertamanya, vilan pun memujinya, nagisa pun senang menerima pujian dari kakaknya, mereka berdua pun segera pergi ke dapur untuk makan bersama.
ke esokan harinya pulang sekolah salah satu roh meminta tolong kepada nagi untuk menyiram tanah dimana jasad dia terkubur, roh tersebut merasa kekeringan, nagi pun membantunya, setelah membantu dia bergegas pulang ke rumah sesampai di rumah ibu menanyainya karena pulang terlambat, nagi menjawab “ibu aku tadi membantu yang membutuhkan pertolongan”
si ibu tersenyum dan memuji perbuatan nagi, nagi pun segera mandi dan kembali ke kamar untuk belajar, karena merasa letih, ia membantu ibu menyiapkan makanan dan menunggu si ayah pulang setelah ayah pulang mereka berempat makan bersama, vilan merasa senang betapa bahagia nya, keseharian keluarganya, setelah selesai makan vilan pergi keluar melihat rembulan si adik memanggil vilan dan bertanya "apakah kakak akan pergi lagi" vilan pun menghiraukan pertanyaannya, dan kembali masuk ke dalam.
Tidak lama kemudian cahaya rembulan tampak lebih terang dan mengarah ke vilan cahaya tersebut berubah wujud menjadi manusia “besok hari terakhirmu” ujar cahaya tersebut lalu pergi meninggalkan vilan.
mengingat perkataan sang kehidupan, vilan hanya bisa menerimanya ia merasa waktu berjalan begitu cepat.
“aku harus selesaikan perpisahan ini secepatnya, aku harap nagi memahami ku, jika ada yang harus di korbankan, lebih baik diriku”
ke esokan harinya nagi mengawali pembelajaran kelas barunya vilan pun menemui kedua orang tua nya dan berkata
“ini hari terakhirku” sang ayah dan sang ibu merelakan kepergian Vilan.
Bersambung
Posting Komentar