Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Senin, 10 Agustus 2020

Eps 02 : Melatih

 


Mereka saling memperkenalkan diri kepada Nagisa.

“jam tersebut memilih tuannya dengan sendirinya, mungkin kalian yang di pilih oleh jam itu.” ujar Nagisa.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

{ Nagisa [ Umur : ? th ] [ Tinggi : 185 cm ] [ Berat : 30 kg ] }

----------------------------------------------------------------------------------------------------

"Jadi bagaimana caranya memunculkan benda bergumpal itu”  tanya Kafi sembari menunjuk Gumpalan Air tersebut.

“mudah lah, tinggal begini” ujar Nagisa,

 mereka berlima tercengang melihat keajaiban tersebut.

 “sebenarnya kalian juga bisa, bahkan melebihi punyaku” 

“tunggu-tunggu!, apa maksudnya kami bisa, kami bukan experimen mu kan” kata Sasa, 

“tadikan sudah aku jelaskan jam itumemilih kalian, jadi kalian bisa gunakan jam tersebut, keren lo kekuatannya” sembari memunculkan air mancur dari tangannya.

Nagisa pun membukakan pintu dan berkata 

“kembalilah terlebih dahulu, besok kalian akan ku ajari”

 “cara kami kembali ke sini bagaimana” ujar Silver

“lihat saja besok” pintu terbuka  kami pun keluar dari rumah tersebut, tanpa sadar kami berada di tempat kami menghilang sebelumnya. 

Kafi Faid dan Arif segera mengambil sepeda dan kembali pulang ke rumah neneknya. 

Sedangkan Silver segera berlari kembali ke rumah orang tuanya, Sasa pun kembali berada di depan mall, lalu segera pergi pulang ke rumah nya.

Keesokan harinya ...

Di pagi hari mereka terbangun dan melakukan aktivitas seperti biasa.

Kafi, Faid dan Arif bangun di pagi hari lalu segera mandi di sungai yang berada di belakang rumah neneknya, setelah mereka mandi mereka pun sarapan di depan tv

Silver bangun di pagi hari berolahraga lalu sarapan dan bergegas mandi

Sasa bangun di pagi dan membantu ibu menyiapkan sarapan, lalu makan bersama dan bergegas mandi.

Karena hari libur sekolah, mereka pun bersantai – santai dan melupakan kejadian kemarin. Nagisa yang melihatnya dari kolamnya menjadi geram, dan mengerjai mereka, di kala mereka terlelap tertidur karena hembusan angin, nagisa pun memindahkan mereka ke tengah hutan. Malam pun tiba, mereka terbangun dan kebingungan, mereka sadar bahwa mereka telah melupakan janji mereka dengan Nagisa, mereka pun berjalan ke sana kemari, namun mereka merasa pusing karena jalan tampak sama.

“ ini pasti ulahnya” ujar Arif, 

“berarti kita memang sengaja, di permainkan oleh dia” ujar Sasa 

Mereka pun terus melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanah bergerak secara vertikal, mereka pun terjatuh ke sungai, Nagisa pun menyapa mereka dari atas, mereka pun meminta maaf.

 Nagisa pun menyuruh mereka untuk segera mandi lalu meminta mereka untuk menginap di rumah nya, usai makan Nagisa menjelaskan tentang sejarah alam “dulu terdapat 3 alam terbesar yaitu : fana, narka, sorga, 3 mahluk tersebut menjadi pemimpin sekaligus pemilik dari alam fana, naraka dan swarga, namun si fana pergi entah kemana dan meninggalkan tanggung jawabnya, dan terjadilah hal mengerikan pada alam fana, kalian pernah mendengar sejarah disambiguasi!” 

“kejadian dasyat di semesta” ujar Silver

 “ya mungkin hampir sama dengan big bang, kabarnya si itu ulah Fana, tapi itu masih mitos, bahkan para astronomi sudah membuktikan secara nalar mengenai kejadian itu.” usai itu Nagisa meminta mereka untuk tidur, karena  esok mereka akan berlatih kekuatan jam tersebut 

Keesokan harinya ...

“Mengapa harus aku, Huh…” sembari menghela nafas

“lanjutkan terus, kurang 5 putaran lagi”  dengan penuh paksaan harus berlari di pagi hari, keluh kesal di keluarkan oleh mereka, namun mereka tetap menjalaninya.

‘Seakan aku tersesat di dalamnya apakah aku mampu bertahan di sini.’

“Setidaknya aku coba dulu huh..” ujar Arif merasa tersiksa.

 usai lari kami diminta untuk pemanasan,

“padahal kami sudah kepanasan.” Kata Faid

“cukup sampai disini cepat kalian mandi, lalu makan ini, lalu lanjut latihan”

 “seperti ibuku nyuruh-nyuruh di pagi hari” ujar Sasa

 “lebih baik kita turuti aja” ujar Kafi

“Dingin amat airnya, tapi enak seger” ujar Silver

usai makan dan mandi Nagisa mengajak kami ke tepi sungai dan menyuruh kami untuk duduk di tengah sungai

“duduk saja disana dan jangan bergerak, ini latihan ketenangan” ujar Nagisa

 “luas juga tempat ini” ujar Silver

“ya, benar” ujar Kafi,

5 menit kemudian “dingin, udahan yuk” ujar Sasa,

“nanti nagisa bagaimana?” ujar Faid,

“ah biarlah” ujar Kafi,

“itu Arif dari tadi sana” ujar Silver, melihat Arif duduk santai di bawah pohon rindang sembari minum air kelapa.

“enak banget kamu ya” ujar Kafi dengan kesal menghampiri, arif pun berdiri dan berkata “mau kalian, itu ada banyak, ambil sudah” ujar Arif, dengan kesal pergi ke duduk kedalam air, mereka pun mengambil air kelapa tersebut dan meminumnya “segar juga” ujar Faid, tidak lama kemudian, Nagisa kembali dan melihat mereka meminum air kelapa dengan santai, ia pun melirik Arif yang sendirian berlatih

“enak kalian ya, di tinggal sebentar sudah minum-minum, liat itu teman kalian, kenapa kalian tidak mau menyontoh dia”

Mereka berlima kesal dan geram melihat tingkah arif.

Mereka pun di hukum berlari 5 putaran halaman, Nagisa pun mengajak Arif ke dalam rumahnya, dan menyuruhnya mengambil sebuah buku.

“kamu pergi ke ruang ku ambil tumpukan buku itu, dan bawa ke sini”

Ia pun menemukan sebuah unik lalu membukanya ia pun tidak memahami isi dari buku tersebut dengan rasa penasaran, arif membuka setiap lembaran buku “ketemu belum bukunya!” ujar Nagisa, arif pun terkejut lalu segera membawa tumpukan buku tersebut, dan memberikannya kepada Nagisa,

“guru, ini buku apa, bahasanya aneh”

“dapat dari mana kamu!, serahkan kepada ku, ini bukan mainan, ini buku penting, cepat panggil teman kamu” arif pun segera memanggil mereka berempat, dalam benak Nagisa ia berpikir bagaimana bisa Arif mengetahui isi buku tersebut.

“duduk disana” ujar Nagisa

 “kita ngapain disini”

“diam semuanya,  sekarang akan ku jelaskan tentang jam kalian,

Jam mu rif berwarna putih dan abu  itu artinya kau punya kekuatan angin.

Kau fi berwarna biru tua dan merah artinya kekuatanmu petir.

Dan faid warna nya merah dan hitam artinya api.

Kalian berdua warnanya coklat berarti tanah tanah dan silver warnanya putih biru artinya es.

Sekarang kalian mengertikan.”

“jadi kita punya kekuatan elemen ya” ujar Kafi

“sekarang kita latihan elemen” ujar Arif

“iya, tapi ingat kekuatan kalian digunakan untuk menolong” ujar Nagisa

Mereka berlima mendengarkan setiap perkataan nagisa, namun arif masih memikirkan buku itu,

“rif, cepat, kelapangan, ngelamun” ujar Nagisa.

Arif pun bergegas ke lapangan, dan melihat tingkah temannya yang kegirangan.

“seperti apa ya latihanya” ujar Faid,

“iya ini, aku penasaran” ujar Silver

Nagisa pun memberikan contoh kekuatannya, langit mulai menggelap udara berhembus dengan kencang, air mulai menetes dari langit satu demi satu, sedikit demi sedikit hujan pun turun dengan deras namun air hujan tersebut tidak terjatuh ke tanah dan menggumpal bagikan gelembung saat Arif mencoba menyentuh air tersebut, air tersebut meletus bagaikan gelembung, para murid pun terpukau, lalu Nagisa mengayunkan tangannya, langit mulai cerah kembali, gumpalan air ia panggil dengan gerakan kedua tangannya, ia memusatkan air tersebut dalam bentuk batang air, dan menggenggam batang air tersebut dan melemparnya ke sebuah pohon, pohon pun terbelah, sejenak para murid terdiam, tak mampu untuk berkata, Nagisa pun menghampiri pohon tersebut dan menyerap air yang berada di dalam pohon, alhasil pohon pun layu dengan cepat karena kekurangan air.

“air adalah kekuatanku, bagaimana menurut kalian” para murid pun memuji kehebatan Nagisa,

“apakah air tersebut harus di ciptakan terlebih dahulu atau di ambil dari sesuatu, bagaimana jika air tersebut berasal dari diri” tanya Arif dengan rasa penasaran, karena Nagisa merasa tertantang ia pun menunjukkannya.

Tiba-tiba Nagisa merasa pusing, tapi dia tetap tegak, dan mulai menyampaikan materinya “kalian sekarang meluruskan tangan kalian seperti ini, jangan bergerak kaki kalian di perlebar, latihan ini untuk memperkuat otot pondasi kalian, aku tinggal sebentar ya”

“baik” ujar mereka.

Nagisa pergi ke ruangannya, dan mulai berbicara sendiri.

“pegal juga, lama-lama begini” ujar Sasa.

Kafi mencoba memanggil Arif berkali-kali, namun ia tidak mendengar, temanya pun mencoba memanggilnya, ia tetap melamun.

“apa yang ia pikirkan” ujar Silver,

“mungkin dia ingin membuat ulah lagi” ujar Faid, temannya kembali memanggilnya, “apa!” ujar Arif yang kaget.

“ngapain kamu ngelamun”

 “nanti malam ikut aku, ngambil buku”

“buku apa” “ada, dan unik”

 “oh, karena itu kamu ngelamun”

Para murid mendengar Nagisa berbicara sendiri dengan marah-marah, mereka pun pergi melihatnya dan mendengarkan pembicaraannya

“apa yang kamu maksud .... bukanya pihak Rs sudah di konfirmasi, ada kekurangan apa lagi sih, kamu urus saja, masalah biaya apa kata nanti, aku sedang mengajar disini”  ujar Nagisa lalu membuka pintu, dan terjatuhlah mereka.

“sedang apa kalian” para murid kebingungan untuk menjelaskan,

 “tadi kami mendengar mu marah-marah, makanya kami kemari, kami lelah latihan begitu terus, pegal tangan dan kaki kami”

“kita lanjutkan latihanya ayo keluar ke halaman”

Di luar halaman Nagisa meminta para murid untuk mengikuti gerakannya, “kedua kaki berjinjit pusatkan beban di jari kaki, dan biasakan berjalan dengan jari kaki” lalu nagisa memanggil Sasa untuk mengajarkan teknik dasar.

“pertama kamu, harus memusatkan beban di telapak tanganmu lalu kamu putar ke dua tanganmu dan hantam telapak tangan ini ke tanah, coba lakukan” sasa pun mempraktikan alhasil tanah tempat ia  berdiri bergerak menurun secara vertikal, “lakukan seperti tadi hantam ke atas, itu akan membuat tanah naik ke atas” alhasil Sasa berhasil menguasainya, “kamu kembangkan sendirinya”

 para murid terkagum akan kekuatan Sasa, Nagisa pun melanjutkan mengajak mereka ke tepi sungai, Silver pun di panggil lalu memintanya ilver untuk menekuk jari manis dan kelingking, lalu memusatkan tatapannya ke sebuah air di sungai, alhasil sungai menjadi dingin dan membeku perlahan, Kafi dan Faid kagum sembari memuji Silver.

“kamu kembangkan sendiri, kalian bertiga ikuti aku”

 sesampai di hutan Faid diminta untuk memutar tangannya lalu membuat gerakan menabur dan melempar alhasil daun kering mulai terbakar

“berhati-hati jangan sampai membakar hutan, kamu kembangkan sendiri” ujar Nagisa, setelah itu ia pergi mengajak Kafi dan Arif keluar hutan dan menatap langit, langit pun mulai gelap awan hitam menghadang mentari, angkat tanganmu buat bagaikan menggengam lalu turunkan, petirpun menyambar

“kamu kembangkan sendiri, dan juga hati-hati dalam menggunakanya”

Nagisa membawa arif ke pohon rindang “cobak kamu buat gerakan meniup” Arif pun melakukannya namun tidak terjadi apa-apa

“kenapa tidak muncul” “

bukanya sudah muncul, kamu meniup kan sudah keluar angin”

“tapi mengapa tidak sehebat yang lain”

“karena kekuatan mereka berwujud, sedangkan angin tidak berwujud, angin mana bisa di lihat, jika kamu ingin melihat angin, ya belajarlah melihat, nanti kamu bisa melihat” arif tidak mengerti apa yang di maksud oleh Nagisa, Nagisa pun kembali ke dalam rumah dan memantau mereka dengan orb,

Petang pun tiba, mereka pun di minta kembali ke dalam rumah, usai latihan panjang, mereka segera mandi dan makan lalu beristirahat.

“gimana sudah membuat teknik spesial” ujar Silver

“aku mencoba membuat gerakan” ujar Kafi,

“enak ya, sudah menguasai” ujar Arif, dengan iri

 “memangnya kamu belum membuat teknik baru”

“jangankan teknik, seharian ini aku hanya meniup, dan tidak ada hasilnya”

“berisik!! Cepat tidur sana!” ujar Nagisa,

 “baik”

Keesokan harinya

“bangun kalian semua, Sekarang kalian latihan lagi.”

Mereka pun kembali berlatih selama seharian, siang pun tiba mereka di panggil oleh Nagisa kembali ke dalam rumah.

“cepat kalian berkemas, kalian besok kan sudah kembali masuk sekolah, bagaimana sudah punya berapa skil”

“tidak ada sama sekali” ujar Arif.

Mereka semua menatap Arif dengan kasihan, mereka pun segera bersiap, usai bersiap mereka di minta duduk oleh Nagisa

“kalian kan satu tim jadi kalian harus membuat nama tim kalian”

 “itu terserah guru saja” ujar Silver.

Nagisa pun mengiyakan lalu membuka portal ke tempat mereka sebelumnya berada.

Mereka berlima pun memasukinya dan berhasil kembali, mereka pun menjelaskan kepada orang tua mereka, namun tidak ada yang mempercayai, mereka pun menunjukkan kekuatan mereka, namun tidaklah muncul, mereka di marahi karena menghilang selama 2 hari.

Arif pun kembali pulang dari rumah neneknya karena arif tinggal di kota, sesampai di rumah Arif di pukul dengan sapu hingga patah, karena pergi menghilang 2 hari, dan membuat neneknya risau, Arif pun kesal dan jengkel masuk ke kamar dan tidur, ia mengingat bahwa ia lupa mencuri buku unik itu, iya pun menatap jam kekuatannya, dan  berharap

“bagaimana aku tidak bisa seperti yang lain, apa yang dimaksud dengan melihat”

“tidur cepat besok sekolah”  

Keesokan harinya arif terlambat ke sekolah karena ketiduran, ia pun di hukum oleh gurunya untuk membersihkan lapangan hitam tempat upacara di hari senin, ia pun membersihkannya selama satu jam pelajaran, Sasa melihat Arif yang sedang menyapu pergi  menghampiri nya, “kamu sekolah di sini juga”

“iya, aku juga tidak tahu kalau kita satu sekolah”

“kenapa dihukum?”

“telat” Sasa pun segera kembali ke nya, guru pun mencatat nama Arif lalu menyuruhnya kembali ke kelas, sesampai di kelas, Arif langsung mengerjakan tugas, tiba-tiba muncullah Nagisa berbicara dengan kepala sekolah, usai pelajaran Arif dan Sasa di panggil ke ruang tamu sekolah dan bertemu dengan Nagisa

“kalian akan tetap mendapat nilai sesuai standard di sekolah ini, selama kalian belajar dengan ku di luar, kalian akan belajar selama kurang lebih satu tahun, dan itu kalian tidak boleh pulang, masalah ortu, aku yang urus, ini penting bagi kalian, dan dunia ini”

“guru, kau hanya mendramatiskan nya kan”  

“ya intinya kalian harus menjawab iya”

“apa ini paksaan”

“iya”

Usai negoisasi, Nagisa pergi ke sekolahnya Silver, Kafi, dan Faid

Setelah sepakat mereka pun di ajari tata krama, lalu di buat pingsan oleh Nagisa dan dibawa ke Sebuah Academi

To be continued ...


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search