Alasan
kalian menjadi Undead untuk membasmi para jin gila di dunia manusia, ini juga
akan meningkat kan tingkat poin dosa bagi para jin di Alam ini selain itu juga
akan melancarkan kerja sama Alam Sarpa dengan Alam Fana, ada pertanyaan lain”
Setelah
berkeliling melihat tempat-tempat di Alam Sarpa kami pergi ke pusat jiwa di
mana maya beroperasi.
Usai
berkeliling kami pergi ke siul tempat calon Undead di seleksi dari tubuhnya dan
rohnya sebelum dihidupkan ulang.
Akhirnya
tour kami selesai kami pun kembali ke ruang tamu.
“bagaimana
menurut kalian, ada pertanyaan lain”
Kami
semua terdiam dan menerima penjelasan nya.
“jika
tidak ada, aku nyatakan kalian lulus, selanjutnya kalian akan dilepas di Alam Fana,
dan mari kita lihat bagaimana kalian bekerja.”
Skyjin
pun pergi meninggal kan kami.
Pukul
22.00 menunjukkan waktu di Alam Sarpa, Arif keluar dari kamar nya dan pergi ke
ruangnya Prejin.
“mohon
maaf mengganggu, karena tahap 3 telah selesai, aku akan menyampaikan pesan dari
mahaguru, bahwa aku yang bertanggung jawab atas kerja sama Undead dengan Alam Fana”
Mendengar
perkataan itu Prejin terdiam, lalu Skyjin datang dengan marah-marah mendengar
ada yang menerobos keamanan.
Arif pun
pergi dan meminta Prejin memikirkannya.
Keesokan
harinya peserta regu B di minta untuk menyiapkan keberangkatannya ke Alam Fana
untuk ujian tahap akhir.
“Arif di
panggil Prejin” ujar petugas
Arif pun
segera menemuinya.
Prejin
pun menanyakan banyak hal tentang tanggung jawab yang harus ia tanggung jika ia
menjadi perwakilan Alam Fana.
Arif pun
menyetujuinya
“apakah
kamu kenal dengan manusia yang bernama Nagisa” ujar Prejin
“dia
guruku, ada apa”
“ngak
papa” dalam benaknya Prejin merasa bahwa Arif adalah si bencana.
Hari
esoknya pun tiba
Para
peserta regu B di bawa ke jalur Alam.
Dan
melakukan pengecekan tubuh dan aliran maya.
“tempat
ini mirip seperti bandara”
“apa yang
terjadi pada kita setelah berpisah” ujar surya
“kita
tetap akan bersama, walaupun berjauhan”
“kita
masih bisa bertemu di Sarpa”
“apakah
kalian sudah siap” ujar petugas
“perlu
kalian ingat, kalian itu tidak abadi, melainkan kalian tidak bisa mati semudah
manusia biasa, jadi rahasiakan siapa kalian” ujar Skyjin
Kami pun
berjalan memasuki portal jalur Alam.
Secara
tidak sadar aku terbangun di sekitar taman kota, aku pun berjalan-jalan
menelusuri kota dan bertemu seorang wanita.
“dek
kenapa ada di sini”
Aku pun
mencoba bersifat baik kepadanya
“kurang
tahu kak, aku tidak ingat”
“mau ikut
ke rumah kakak”
Jika dia
memang penculik aku tinggal membunuhnya.
Tapi dia
membawa dengan senyuman sesampai di rumahnya ia memberiku camilan dan segera
membuatkan mie instan
“maaf ya,
kakak buatkan mie, akak tidak bisa memasak”
Karena kebaikannya
membuatku gelisah aku pun menggunakan mayaku dan melihat warna sifatnya, tapi
entah kenapa warna yang muncul ialah warna merah muda, jika saja ia berwarna
hitam, pasti sudah aku bunuh.
Setelah
selesai makan ia pun menjadikan aku sebagai adiknya, karena aku tidak mempunyai
tempat tinggal, lebih baik aku terima saja, begitu pemikiranku.
“bagaimana”
“boleh
kak”
“oh iya
namaku Aqila, nama adek siapa”
“namaku Naila
kak”
Dan
begitulah awal keluarga baruku, keesokan harinya kakakku ini tergesa-gesa pergi
ke kantor untuk bekerja, dan memintaku
“tolong
jaga rumah ya”
“iya,
hati-hati kak”
Setelah
kak Aqila pergi aku pun membersihkan rumah.
“kalau
begini kan enak di lihat, nanti kak Aqila datang pasti memujiku”
Aku pun
pergi keluar berkeliling kompleks sampai aku merasakan hadirnya warna gelap
pekat, aku pun mengikuti warna tersebut hingga di balai kota, sesampai di sana warnanya tersamar kan oleh para warga,
aku pun bergerak dengan cepat melewati warga-warga dengan berdesakan, saat
warna mendekat ia pun menghilang.
Dengan
cepat warna itu kembali muncul aku pun berusaha mengejarnya lalu menghilang
lagi, aku pun berjalan melewati pasar dan merasakan warna tersebut dengan cepat
aku berlari dan mengejarnya hingga keluar pasar, suasana di sore hari membuatku
teringat tentang masa lalu, setelah dekat dengan warna tersebut dan aku
melihatnya sebagai kucing, aku pun mencoba untuk membujuk kucing tersebut, tapi
saat kucing tersebut di dekati, kucing tersebut tiba-tiba menjadi besar sebesar
rumah, aku pun menggunakan bonekaku untuk memakan itu kucing, tapi boneka
di robek
dengan cakaran kucing tersebut.
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
Nama : Naila
Umur : 8th
Maya :
pengendalian
Status : Undead
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
Dan itu
membuatku marah hingga aku pun menggunakan mayaku untuk menghentikan gerakannya
dan menggunakan benda yang ada sekitar lalu menyerang itu kucing.
Kucing
pun semakin marah, aku pun membuat itu kucing bergerak mundur dan mengenai air
genangan hujan, saat jin kucing tersebut menyentuh air genangan, kucing
tersebut menjadi kecil aku pun dengan cepat membunuhnya dengan menusuk lehernya
dengan pulpen.
Setelah
aku segera kembali ke rumah dan menonton Televisi sambil menunggu kak Aqila
kembali.
Setelah Naila
berhasil memasuki Alam Fana, kini giliran surya memasuki Alam Fana.
Entah
kenapa rasanya aku bisa berada di sini, lalu seorang nenek tua menggenggam
tanganku dan membawaku ke rumahnya, sesampai di rumahnya aku sama sekali tidak
mengingat siapa diriku, lalu nenek tersebut memanggilku dengan nama “surya,
mari makan bersama” aku pun menghampirinya dan makan bersama dengan ya, setelah
makan nenek ini memintaku untuk segera mandi, aku pun melakukannya setelah
selesai mandi, saat aku berkaca di cermin entah kenapa aku mengingat siapa
diriku, namun yang menjadi pertanyaanku adalah kenapa aku berada dalam tubuh
anak kecil, nenek itu pun memanggilku dan menawarkan manisan kepadaku, dalam
benakku aku berpikir ‘lebih baik aku ikuti saja’ setelah
memakan
manisan nenek ini memintaku untuk segera tidur.
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
Nama : Surya
Umur : 5th
Maya :
Penembak
Status : Undead
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
Aku pun
tidur dengan pulas layaknya seorang anak yang kelelahan.
Esok
harinya aku terbangun mendengar suara pecahan di bawah, aku pun segera bangun
dan menuju ruang bawah, namun aku sudah terlambat, nenek itu telah tiada, dan
aku merasakan warna hitam pekat dari seekor tikus di sampingnya, aku pun dengan
cepat menembakkan mayaku ke arahnya, namun si tikus itu dengan cepat bergerak
keluar rumah, aku pun mengejarnya karena dAlam perasaanku bahwa tikus itu
adalah jin gila, saat tikus itu menghilang dari pandanganku, keributan lalu lintahs
terjadi, aku pun segera menuju ke tempat tersebut, tapi tikus itu sudah menjadi
brutal memakan banyak manusia, dengan amarah aku pun mengejarnya sembari
menembakinya setelah jin tikus itu tiada, polisi datang dengan ambulans membawa
mayat-mayat yang tergeletak dan menangkapku, aku pun di tuduh sebagai tersangka
dari insiden ini.
Aku
terbangun sebagai anak dari pengusaha sukses, aku pun menghamburkan kekayaan
keluarga sementaraku, saat aku tersadar, aku langsung mengetahui siapa diriku,
tapi dengan posisi ini, dengan mudahnya aku menemukan para jin gila, dan
menumpasnya, dan sekarang aku tinggal menunggu kemunculan jin gila lain.
Keesokan
harinya, aku merasakan keberadaan jin gila tersebut, dan aku pun segera menuju
tempat tersebut dengan helikopter pribadiku sesampai di sana, dengan cepat para
pengawal pribadiku mengungsikan para warga, dan dengan mudahnya aku meniadakan jin
gila tersebut.
Bersambung ...
Posting Komentar