Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Rabu, 21 Oktober 2020

Eps 17 : Timmy

 


“manusia itu mengatakan kamu ingin bicara denganku, ada perlu apa”

“bila berkenan izinkan aku meminjam kekuatanmu, untuk bisa kembali ke masaku”

“keinginan egoismu menjadikan dirimu menjadi berlebihan, tapi tak apa karena kamu manusia wajar kamu bersifat seperti itu, kalahkan aku, akan kuberikan.”

Lalu terbentuklah bintang-bintang yang di sekitar membentuk sebuah tempat, sekilas Arif terkejut dan terkagum, dan beradalah Arif di ruangan yang besar berwarna putih, tapi ruangan tersebut, rentak dan terpecah belah membuat Arif terjatuh di telan semesta, dengan panik Arif menggunakan anginnya untuk tumpuannya berpijak, lalu hadirlah sang waktu yang sebelumnya berwujud cahaya berubah wujud menjadi manusia perempuan dan berkata “mari kita selesaikan ini dengan cepat” tiba-tiba tubuh Arif memerah dan kesulitan bernafas, Arif pun tak sadarkan diri.

“saat aku hilangkan keberadaan itu, kau sudah tidak bisa bertahan, bagaimana mengalahkanku”

Arif pun di bawa ke ruang pribadi sang waktu dan beristirahat di sana, sang waktu pun membiarkan Arif tertidur di ruangannya, dan pergi ke Arda menemui S4.

“makhluk yang kau berikan kepadaku, sangatlah tidak berguna”

“di mana dia sekarang”

“aku istirahatkan dia di ruanganku”

“sebelum saya memohon maaf, kepada kisanak, di karena kan murid saya yang merepotkan kisanak, tapi saya mohon dengan sangat kepada kisanak tolong izinkan dia menggunakan waktu, sebagai gantinya kisanak bisa manfaatkan dia”

“saat aku mengujinya dia benar-benar lemah, tapi pertama kali aku melihatnya aku merasakan hal mengerikan di dalamnya, bukan berarti aku tidak mengizinkannya untuk menggunakan waktu, tapi aku takut dia akan menggunakan waktu untuk semena-mena”

“saya paham betul apa yang ditakutkan oleh kisanak”

“bagaimana jika saya pindahkan dia langsung ke masanya”

“sempat terbesit itu dalam benak saya, tapi saya harap dia menguasainya”

“akanku coba untuk mengujinya lagi, tapi tolong bantu saya dengan membuktikan pilihan yang ia pilih”

Sang waktu pun kembali ke ruangannya dan melihat keadaan Arif, namun Arif sudah tidak ada.

Sang waktu pun pergi mencarinya dari setiap tempat di Altarisk.

Sampai menemukan Arif di ruang data akses yang sedang membaca berkas.

“sedang apa kau di sana”

“ini siapa” ujar Arif sambil menunjukkan foto seorang gadis.

“bukan siapa-siapa, letakan itu”

“terima kasih telah merawatku, tadi aku mencari Anda, tapi Anda tidak ada, dan menemukan tempat ini, mohon maaf bila lancang, siapa Timmy”

“itu namaku dulu”

“oh, hanya saja sungguh menakjubkan saat aku membaca kisahmu”

“berhentilah mencampuri urusan orang lain”

“iya-iya maaf, bisa kita lanjut pertarungan”

“yang sebelumnya saja kau kalah”

“karena tidak ada oksigen bagaimana aku bisa bernafas”

“ya itu urusanmu, bukan urusanku”

“baiklah berikan ujian sekali lagi”

“ok, aku berikan kesempatan terakhir bila kamu kalah jangan harap kau bisa kembali”

Mereka berdua pun keluar dari Altarisk dan terjatuh ke jurang semesta, langit-langit pun kembali retak dan terpecah Arif merasakan hawa yang berat, mulai menarik nafasnya, dan menggunakan seluruh elemennya dan meluncur menuju sang waktu

“aku harus cepat, atau aku akan kehilangan nafasku, menahan sangatlah sulit dari pada merasakannya”

Kecepatan Arif meningkat menuju sang waktu, tapi karena sang waktu merupakan pemilik waktu dengan mudahnya menghindari serangan Arif

“perlu kau ketahui, akulah sang waktu, secepat apapun kau tetap terasa lambat bagiku”

‘sial !, kalau begitu aku harus menjebaknya’ dalam benaknya Arif

Arif memanfaatkan asteroid sekitar dengan menendangnya ke sang waktu, hingga serangan bertubi pun dengan mudah di hindari oleh sang waktu, Arif yang merasakan kesulitan bernafas, mulai terengah-engah keringat dingin, sang waktu pun memanfaatkan situasi itu, dan membungkam Arif, tapi dalam kondisi seperti itu Arif pun berusaha menghindarinya namun lengannya patah sebelah, Arif pun berusaha mundur dan bersembunyi di balik asteroid.

Saat sang waktu menyadari persembunyiannya Arif, datanglah S4 menyerang sang waktu untuk membantu Arif.

Sang waktu pun tidak sadar dengan kehadiran S4, dan mundur secara perlahan, S4 pun membantu Arif, dengan memberikan sebuah daun.

“makanlah ini akan membantu bernafas sementara” Arif pun memakannya, dan tubuh Arif pun memanas dan terasa sakit, lalu entah kenapa Arif merasa tidak kesulitan bernafas.

Dengan cepat Arif bergerak menuju sang waktu menggunakan anginnya dan apinya di kakinya, lalu menendang sang waktu, tapi sang waktu menangkisnya.

“Diagram to Elementary ya”

Sang waktu pun memegang kaki kirinya Arif dan melempar Arif, sang waktu pun melanjutkan rencananya dengan mengancam akan membunuh S4, mendengar seruan itu, dengan marah Arif meluncur ke arah sang waktu.

Sembari membelah asteroid yang menghadang, Arif pun bergerak cepat memanfaatkan debu semesta untuk mengatur pusat gravitasi.

Setiap pijakannya mulai teratur, dan secara tidak sadar berada di balik sang waktu, namun sang waktu menyadari pergerakan Arif, dan membunuh S4.

Arif pun marah dan menggunakan seluruh elemennya, api mulai muncul dari sekujur tubuhnya mengitarinya, dan badai tercipta di area sekitar Arif, sisa air dari asteroid mulai berkumpul dan membentuk pecahan es kecil, dengan cepat Arif melempar es tersebut mengenai sang waktu, dan berada di belakangnya lalu menggunakan apinya untuk menebas sang waktu, saat sang waktu menangkisnya Arif pun menghindarinya dan berada di bawahnya, lalu menarik kakinya meluncur cepat sembari menabrakkan sang waktu ke setiap asteroid, sang waktu yang terus-terusan terbentur kepalanya merasa geram dan menggunakan teknik waktunya, dan membuat ribuan asteroid di sekitar bergerak cepat ke Arif, tapi Arif membakarnya dan melewatinya lalu menariknya mengarah ke sang waktu.

 

Sang waktu yang terkena asteroid api, tersenyum, dan berada di belakangnya Arif lalu memotong lehernya, namun Arif tidak merasa sakit, dan lenyap secara perlahan, sang waktu tersadar, bahwa ini ilusi, lalu berusaha menyadarkan dirinya dengan menghancurkan semesta dan muncullah Arif

“sangatlah hebat, sampai bisa menghancurkan ilusiku, tapi itu sudah terlambat”

Lalu meleleh lah dinding semesta tersebut dan terbuatlah cermin dari air es yang membeku dengan memperlihatkan cermin tersebut ke sang waktu

“lihatlah dirimu sendiri” Sang Waktu pun terdiam, melihat dirinya dan berkata

“aku kalah” dengan mengalah ia mengakui kekalahannya.

Tiba-tiba Sang Waktu terbangun, dan membuka matanya, dan melihat Arif di depannya bersama dengan S4, mereka berdua menghampiri Sang Waktu dan bertanya “wahai kisanak mengapa Anda terdiam barusan” “ujiannya bagaimana”

Sang waktu terheran, dalam benaknya ‘jika bukan mereka berdua lalu siapa yang bertarung denganku’ sang waktu pun meminta maaf kepada mereka, dan mengakui kekalahannya, Arif pun kebingungan “pokoknya aku kalah, dan kau menang”

“berarti aku di izinkan” ujar Arif

“iya, aku izinkan, S4 aku serahkan padamu”

Sang waktu pun pergi melintasi ruang semesta, dan Arif juga S4 kembali terbangun di tepi sungai.

“tunggu, jadi selama ini aku tertidur, lalu saat aku pingsan dan ..”

“iya begitulah, Altarisk itu tempatnya rahasia”

Arif berdiri, dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya

“benar-benar real sakitnya”

“sebelum malam kisanak segera mencari makanan”

Arif pergi mencari ikan di seberang sungai, S4 pun duduk manis sembari menunggu Arif, dan memikirkan alasan sang waktu menerimanya.

 

Bergerak cepat melintasi ruang semesta sembari merenungkan kejadian yang menimpa “tadi siapa ya, kenapa aku tidak menyadari, anak itu juga sepertinya tidak mengetahui apa-apa, benar-benar karma yang hebat”

Sang waktu pun berhenti di Orios, dengan wujud cahaya, terlihat 3 cahaya menyambutnya “maaf tidak bisa lama-lama, akan ada waktu lain sesaat lagi, tapi jangan khawatir, dia di pihak kita, mungkin sih” sang waktu pun keluar dari orios dengan wujud manusia lalu menatap semesta yang gelap ini “mari kita lihat apa yang di lakukan oleh takdir” sang waktu pun kembali ke wujud cahaya dan pergi melintasi semesta.

 

Kembalinya Arif membawa ikan-ikan dan segera menyalakan api dengan menggesekkan jarinya ke dahan kayu, lalu segera menusukkan ranting ke ikan dan memanggangnya.

Bersambung...

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search