“manusia
itu mengatakan kamu ingin bicara denganku, ada perlu apa”
“bila
berkenan izinkan aku meminjam kekuatanmu, untuk bisa kembali ke masaku”
“keinginan
egoismu menjadikan dirimu menjadi berlebihan, tapi tak apa karena kamu manusia
wajar kamu bersifat seperti itu, kalahkan aku, akan kuberikan.”
Lalu
terbentuklah bintang-bintang yang di sekitar membentuk sebuah tempat, sekilas Arif
terkejut dan terkagum, dan beradalah Arif di ruangan yang besar berwarna putih,
tapi ruangan tersebut, rentak dan terpecah belah membuat Arif terjatuh di telan
semesta, dengan panik Arif menggunakan anginnya untuk tumpuannya berpijak, lalu
hadirlah sang waktu yang sebelumnya berwujud cahaya berubah wujud menjadi
manusia perempuan dan berkata “mari kita selesaikan ini dengan cepat” tiba-tiba
tubuh Arif memerah dan kesulitan bernafas, Arif pun tak sadarkan diri.
“saat aku
hilangkan keberadaan itu, kau sudah tidak bisa bertahan, bagaimana mengalahkanku”
Arif pun
di bawa ke ruang pribadi sang waktu dan beristirahat di sana, sang waktu pun
membiarkan Arif tertidur di ruangannya, dan pergi ke Arda menemui S4.
“makhluk
yang kau berikan kepadaku, sangatlah tidak berguna”
“di mana
dia sekarang”
“aku
istirahatkan dia di ruanganku”
“sebelum saya
memohon maaf, kepada kisanak, di karena kan murid saya yang merepotkan kisanak,
tapi saya mohon dengan sangat kepada kisanak tolong izinkan dia menggunakan
waktu, sebagai gantinya kisanak bisa manfaatkan dia”
“saat aku
mengujinya dia benar-benar lemah, tapi pertama kali aku melihatnya aku
merasakan hal mengerikan di dalamnya, bukan berarti aku tidak mengizinkannya
untuk menggunakan waktu, tapi aku takut dia akan menggunakan waktu untuk
semena-mena”
“saya
paham betul apa yang ditakutkan oleh kisanak”
“bagaimana
jika saya pindahkan dia langsung ke masanya”
“sempat
terbesit itu dalam benak saya, tapi saya harap dia menguasainya”
“akanku
coba untuk mengujinya lagi, tapi tolong bantu saya dengan membuktikan pilihan
yang ia pilih”
Sang waktu
pun kembali ke ruangannya dan melihat keadaan Arif, namun Arif sudah tidak ada.
Sang
waktu pun pergi mencarinya dari setiap tempat di Altarisk.
Sampai
menemukan Arif di ruang data akses yang sedang membaca berkas.
“sedang
apa kau di sana”
“ini siapa”
ujar Arif sambil menunjukkan foto seorang gadis.
“bukan
siapa-siapa, letakan itu”
“terima
kasih telah merawatku, tadi aku mencari Anda, tapi Anda tidak ada, dan
menemukan tempat ini, mohon maaf bila lancang, siapa Timmy”
“itu
namaku dulu”
“oh,
hanya saja sungguh menakjubkan saat aku membaca kisahmu”
“berhentilah
mencampuri urusan orang lain”
“iya-iya
maaf, bisa kita lanjut pertarungan”
“yang
sebelumnya saja kau kalah”
“karena
tidak ada oksigen bagaimana aku bisa bernafas”
“ya itu
urusanmu, bukan urusanku”
“baiklah
berikan ujian sekali lagi”
“ok, aku
berikan kesempatan terakhir bila kamu kalah jangan harap kau bisa kembali”
Mereka
berdua pun keluar dari Altarisk dan terjatuh ke jurang semesta, langit-langit
pun kembali retak dan terpecah Arif merasakan hawa yang berat, mulai menarik
nafasnya, dan menggunakan seluruh elemennya dan meluncur menuju sang waktu
“aku
harus cepat, atau aku akan kehilangan nafasku, menahan sangatlah sulit dari
pada merasakannya”
Kecepatan
Arif meningkat menuju sang waktu, tapi karena sang waktu merupakan pemilik
waktu dengan mudahnya menghindari serangan Arif
“perlu
kau ketahui, akulah sang waktu, secepat apapun kau tetap terasa lambat bagiku”
‘sial !,
kalau begitu aku harus menjebaknya’ dalam benaknya Arif
Arif
memanfaatkan asteroid sekitar dengan menendangnya ke sang waktu, hingga
serangan bertubi pun dengan mudah di hindari oleh sang waktu, Arif yang merasakan
kesulitan bernafas, mulai terengah-engah keringat dingin, sang waktu pun
memanfaatkan situasi itu, dan membungkam Arif, tapi dalam kondisi seperti itu Arif
pun berusaha menghindarinya namun lengannya patah sebelah, Arif pun berusaha
mundur dan bersembunyi di balik asteroid.
Saat sang
waktu menyadari persembunyiannya Arif, datanglah S4 menyerang sang waktu untuk
membantu Arif.
Sang
waktu pun tidak sadar dengan kehadiran S4, dan mundur secara perlahan, S4 pun
membantu Arif, dengan memberikan sebuah daun.
“makanlah
ini akan membantu bernafas sementara” Arif pun memakannya, dan tubuh Arif pun
memanas dan terasa sakit, lalu entah kenapa Arif merasa tidak kesulitan
bernafas.
Dengan
cepat Arif bergerak menuju sang waktu menggunakan anginnya dan apinya di
kakinya, lalu menendang sang waktu, tapi sang waktu menangkisnya.
“Diagram
to Elementary ya”
Sang
waktu pun memegang kaki kirinya Arif dan melempar Arif, sang waktu pun
melanjutkan rencananya dengan mengancam akan membunuh S4, mendengar seruan itu,
dengan marah Arif meluncur ke arah sang waktu.
Sembari
membelah asteroid yang menghadang, Arif pun bergerak cepat memanfaatkan debu
semesta untuk mengatur pusat gravitasi.
Setiap
pijakannya mulai teratur, dan secara tidak sadar berada di balik sang waktu,
namun sang waktu menyadari pergerakan Arif, dan membunuh S4.
Arif pun
marah dan menggunakan seluruh elemennya, api mulai muncul dari sekujur tubuhnya
mengitarinya, dan badai tercipta di area sekitar Arif, sisa air dari asteroid
mulai berkumpul dan membentuk pecahan es kecil, dengan cepat Arif melempar es
tersebut mengenai sang waktu, dan berada di belakangnya lalu menggunakan apinya
untuk menebas sang waktu, saat sang waktu menangkisnya Arif pun menghindarinya
dan berada di bawahnya, lalu menarik kakinya meluncur cepat sembari menabrakkan
sang waktu ke setiap asteroid, sang waktu yang terus-terusan terbentur
kepalanya merasa geram dan menggunakan teknik waktunya, dan membuat ribuan
asteroid di sekitar bergerak cepat ke Arif, tapi Arif membakarnya dan
melewatinya lalu menariknya mengarah ke sang waktu.
Sang
waktu yang terkena asteroid api, tersenyum, dan berada di belakangnya Arif lalu
memotong lehernya, namun Arif tidak merasa sakit, dan lenyap secara perlahan,
sang waktu tersadar, bahwa ini ilusi, lalu berusaha menyadarkan dirinya dengan
menghancurkan semesta dan muncullah Arif
“sangatlah
hebat, sampai bisa menghancurkan ilusiku, tapi itu sudah terlambat”
Lalu
meleleh lah dinding semesta tersebut dan terbuatlah cermin dari air es yang
membeku dengan memperlihatkan cermin tersebut ke sang waktu
“lihatlah
dirimu sendiri” Sang Waktu pun terdiam, melihat dirinya dan berkata
“aku
kalah” dengan mengalah ia mengakui kekalahannya.
Tiba-tiba
Sang Waktu terbangun, dan membuka matanya, dan melihat Arif di depannya bersama
dengan S4, mereka berdua menghampiri Sang Waktu dan bertanya “wahai kisanak
mengapa Anda terdiam barusan” “ujiannya bagaimana”
Sang
waktu terheran, dalam benaknya ‘jika bukan mereka berdua lalu siapa yang
bertarung denganku’ sang waktu pun meminta maaf kepada mereka, dan mengakui
kekalahannya, Arif pun kebingungan “pokoknya aku kalah, dan kau menang”
“berarti
aku di izinkan” ujar Arif
“iya, aku
izinkan, S4 aku serahkan padamu”
Sang
waktu pun pergi melintasi ruang semesta, dan Arif juga S4 kembali terbangun di
tepi sungai.
“tunggu,
jadi selama ini aku tertidur, lalu saat aku pingsan dan ..”
“iya
begitulah, Altarisk itu tempatnya rahasia”
Arif
berdiri, dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya
“benar-benar
real sakitnya”
“sebelum
malam kisanak segera mencari makanan”
Arif
pergi mencari ikan di seberang sungai, S4 pun duduk manis sembari menunggu Arif,
dan memikirkan alasan sang waktu menerimanya.
Bergerak
cepat melintasi ruang semesta sembari merenungkan kejadian yang menimpa “tadi
siapa ya, kenapa aku tidak menyadari, anak itu juga sepertinya tidak mengetahui
apa-apa, benar-benar karma yang hebat”
Sang
waktu pun berhenti di Orios, dengan wujud cahaya, terlihat 3 cahaya
menyambutnya “maaf tidak bisa lama-lama, akan ada waktu lain sesaat lagi, tapi
jangan khawatir, dia di pihak kita, mungkin sih” sang waktu pun keluar dari
orios dengan wujud manusia lalu menatap semesta yang gelap ini “mari kita lihat
apa yang di lakukan oleh takdir” sang waktu pun kembali ke wujud cahaya dan
pergi melintasi semesta.
Kembalinya
Arif membawa ikan-ikan dan segera menyalakan api dengan menggesekkan jarinya ke
dahan kayu, lalu segera menusukkan ranting ke ikan dan memanggangnya.
Bersambung...
Posting Komentar