D5 yang melihatnya segera bergerak ke Arif untuk
menyelamatkannya tapi Arif membakar tubuhnya dan akar tersebut terbakar Arif
segera membakar akar tersebut sampai ke pohon besar yang bernama beringin.
D5 pun menarik Arif dan membawanya pergi sejauh
mungkin
“kenapa kita bakar saja”
“itu beringin..!! bahayalah”
Dengan kondisi panik D5 melihat beringin Arif pun
berasumsi bahwa itu bukan pohon biasa.
Mereka berdua pun kembali ke beringin tersebut
dan melihat gerak gerik beringin tersebut.
Pohon tersebut memerintahkan para rumput di
sekitar untuk mencari manusia yang membakar tubuhnya.
“cari dia gigigigi, manusia busuk itu bawa dia
kemari”
“bagaimana ini”
“kita cari cara untuk membunuhnya tanpa
sepengetahuan pohon lainnya”
“bukanya D5 seorang diagram”
“iya aku tahu itu, tapi kita harus menghormati
sesama makhluk”
Arif pun yang lelah menunggu lama dengan sigap
berlari menuju pohon beringin tersebut dan membakar rerumputan lalu membekukan
pohon sekitar yang menghadangnya ia maju dengan melompati pohon-pohon lain, tapi
beringin tersebut, mengikatnya dengan cepat, D5 yang melihatnya mulai membakar
dahannya si beringin semakin mengikat Arif, Arif pun semakin terikat dan
tersakiti, D5 yang tidak tega melihatnya meningkatkan kepanasan apinya hingga
berwarna ungu lalu membakar pohon tersebut, semakin panas pohon tersebut
semakin melayu, tapi tidak dengan beringin , ia semakin membesar melihat
tubuhnya yang besar membuat rambutnya
semakin lebat dan mengikat D5, mereka berdua pun terikat, Arif pun yang tidak
bergerak memutuskan menghentikan Waktu selama 2 detik, dan terhentilah dengan
cepat Arif berada di atas beringin.
“Waktunya menghentikanmu” dengan lantang Arif
mengatakannya.
Ia pun menarik aliran air dari sungai mengarah ke
beringin, dengan membabi buta membanting D5 dan melemparnya lalu menariknya
kembali, terus ia lakukan. Dan menertawakan tindakan Arif yang mengguyurkan air
ke pohon tersebut, saat air tersebut mengenai rambutnya, D5 pun menyadari dan
berusaha menggerakkan tubuhnya hingga terlepas lalu membantu Arif mengguyurkan
air tersebut.
Setelah tubuh si beringin tersiram banyak air,
dengan cepat Arif membekukannya, setiap gerakannya memberontak hingga
kesulitan, D5 pun menghentikan pergerakannya dengan mengikatnya ke dalam tanah,
saat si beringin perlahan membeku datanglah bumi menyerang Arif dan menghantam
kan tangannya ke beringin pecah es yang membeku tersebut, Arif pun berusaha
mundur, tapi dirinya di genggam oleh si bumi, merasakan kesakitan akibat
genggamannya, D5 pun melempar batu besar di sekitar dan menggunakan anginnya
untuk meringankan pergerakan bumi, lalu melemparnya jauh ke dalam hutan, dan
menukar keberadaannya dengan bumi, saat bumi terlempar jauh, D5 pun mengejarnya
dan meninggalkan si beringin, saat mengejar Arif yang berada di genggamannya D5
mengumpulkan bebatuan untuk menukar kan batu tersebut dengan bumi, permainan
saling tukar terus berlangsung hingga bumi terlempar jauh menjauh, hingga akhir
genggaman terlepas dan Arif pun menggunakan angin untuk mendarat lalu menarik
bumi ke arah D5, D5 pun mengikatkan bumi ke dalam tanah.
Datanglah para pohon mengganggu kami berdua, Bumi
pun berhasil keluar dari ikatan dalam tanah dan menangkap kami, kami pun di
bawa ke beringin dan dililit dengan rambutnya si beringin tapi Arif yang ingin
segera selesai, mengikatkan dirinya ke rambutnya semakin tebal hingga ke atas
rambut tebalnya lalu memotong rambut tersebut, dengan tebasan apinya, akhirnya
rambut beringin pun menjadi tipis memanjang, Arif pun terlepas akibat
tebasannya dan membuat pergerakan bumi terhenti dengan menarik kaki bumi ke dalam
tanah sedalam-dalamnya, lalu mengguyurkan air ke sekujur beringin dan
membekukan dengan dengan cepat, saat bumi keluar, Arif meningkatkan panas api
dan membelah kepala bumi lalu menariknya dengan angin dan melemparnya dengan
anginnya jauh ke dalam hutan.
Saat beringin membeku, Arif pun menggunakan api
kecil dari telunjuknya untuk mencairkan D5 yang terjebak dalam es, lalu
memotong rambut beringin menjadi kecil, dan keinginan pohon beringin telah
sirna, keinginan pohon beringin adalah membuat tebal rambutnya hingga menutupi
hutan, tapi karena keinginan pohon tersebut telah sirna, pohon tersebut pun
kehilangan jiwanya dan melayu dengan cepat, lalu tumbuhlah pohon beringin
kecil.
“selesai juga”
“sebenarnya
mengapa kita harus ke dalam tanah untuk mencari bumi, dan bertarung dengannya”
“kita butuh
kepalanya”
“iyata sudah aku
lempar”
mereka berdua pun
mencari kepala bumi yang terlempar jauh ke dalam hutan.
Di perjalanan
mereka menemukan batu Raksasa bersinar terang, karena menghalangi jalan Arif
pun menghancurkan batu tersebut, D5 yang melihatnya terkejut “kenapa kamu
hancurkan”
“menghalangi
jalan kita”
“itu batu langka”
“apa manfaatnya”
“batu itu bisa
digunakan untuk memperkirakan cuaca”
Arif pun
mengumpulkan bongkahan batu tersebut dan menyerahkan ke D5
“apa nama batu
ini”
“pirus” D5
membuat cincin dari ranting dan meletakan pecahan batu tersebut sebagai
permata.
Mereka berdua pun
kembali melanjutkan mencari kepala bumi, Arif pun mulai kelelahan berjalan
memutuskan untuk mencarinya melalui terbang, dan menelusuri ke depan dengan
cepat, alhasil Arif pun menemukan dan memberikannya ke D5, mereka berdua pun
mencongkel mata si bumi, dan meminta Arif memakannya.
Setelah
memakannya Arif merasa mual dan mencari sungai terdekat untuk buang air besar,
D5 pun menghampiri Arif dan berkata “jangan muntahkan, itu untuk mengetahui
bentuk manamu”
“apa itu mana”
“energi yang kamu
gunakan untuk mengeluarkan elemenmu”
Setelah selesai
buang air besar mereka berdua kembali ke S3 dan yang lainnya.
D5 berjalan di
belakang Arif sembari menilai seberapa banyak jumlah mana dalam dirinya, ‘orang
biasa sih, 100% untuk pengguna elemen pasti lebih sedikit, dan diagram
sepertiku 1000%, berapa ya kira-kira’ D5 pun terjatuh karena terkejut melihat
jumlah mana dalam diri Arif, “ma..maa..na mu 0, tapi bagaimana bisa”
Arif yang sedang
memakan buah ikut terkejut “masak, bagaimana bisa”
“gunakan jarimu
di sela matamu dan lihatlah dirimu di sungai”
Arif segera pergi
ke sungai dan bercermin melihat jumlah mana dalam dirinya
“iya kosong
bagaimana bisa”
“selama ini kamu
pakai energi apa”
Arif mencoba
menggunakan pada D5 “punya D5 ada, (700%), kok punya ku tidak ada” dengan cepat
Arif kembali ke S3
D5 pun
menyusulnya secara perlahan.
Sesampai disana Arif
kelelahan dan “sebentar, huh,huh..” D5 mengatakan tentang mana yang kosong pada
Arif.
D3 pun mencoba
untuk mengeceknya, “mananya memang kosong, tapi dia mempunyai tampungan yang
sangat banyak”
“bagaimana bisa”
ujar D5
“mungkin manusia
di masa depan memang begitu” ujar S4
“tidak, itu
memang darinya” ujar S3
“apa saja yang
sudah kau ajari” ujar D3 bertanya ke D5
“tidak ada, hanya
bermain elemen dengan beringin dan bumi yang aneh”
“beringin, dia
melawannya, benar-benar di luar nalar ya” sambil merangkul Arif dan tertawa
lepas, S3 pun mendorong Arif ke D3, “sekarang giliranmu”
D3 pun membawa Arif,
ke tepi sungai “kita akan belajar apa ya”
“D5 pernah bilang
D3 akan mengajarkan mata negatif dan positif, oh iya adventif juga”
“baiklah akan aku
ajarkan itu, untuk adventif gampang, tinggal pakai positif dan negatif
bersamaan”
“jadi adventif
itu gabungan”
“bisa di bilang begitu, tapi agak sulit karena bertabrakan”
Posting Komentar