“Sebelum memulai tidurlah terlebih dahulu” D3 bergerak cepat mengarah
ke pada Arif untuk memejamkan matanya Arif, tiba-tiba Arif terjatuh dan hilang
kendali tidak sadarkan diri.
D3 pun meletakan tubuh Arif, dan membisikan sesuatu kepada Arif
“setelah melihat secercah cahaya, segeralah tangkap cahaya itu”
Dalam mimpinya Arif merasakan hawa dingin yang begitu kuat, setiap
sekujur tubuh Arif mulai membeku, Arif terus dan terus mencoba untuk
menggerakkan tubuhnya, namun deru angin es yang menerjang membuat mati rasa,
langit malam menutupi sinar rembulan, suasana dingin di malam hari di padang es
yang membentang membuat ketakutan mencekam, Arif terus mencari cara, untuk
menggerakkan tubuhnya yang terbeku oleh es, saat teringat ia mempunyai elemen, ia
pun mencoba menggunakan elemen api, tapi api tersebut tidak sedikit pun
menyala, dalam benaknya Arif, merasa kehilangan harapan.
Arif pun berdiam dan merelakan, menutup matanya dan berharap ada
pertolongan yang menolongnya, tapi tiada siapa pun di padang es yang membentang
ini, saat rasa lelah gelap dan dingin menyelimuti, hadirlah secercah cahaya
memanggil, dan bergerak, saat itu juga Arif teringat, ucapan dari D3, ia pun
berusaha bangkit, dan mencoba untuk berdiri, saat cahaya tersebut menjauh Arif
pun mengerahkan segala usahanya dan hancurlah bongkahan es yang menyelimutinya
dan mengejar secercah cahaya, deru angin kencang menghantam dan membuatnya
terjungkir menjauh, dan cahaya tersebut mengejar balik, Arif yang terpental
jauh akibat deru angin es tersebut.
Keesokan harinya Arif membuka matanya, D3 memanggil D5 untuk
menyadarkan Arif yang tertidur, D3 pun meminta Arif untuk melihat dirinya di
cermin.
Saat Arif berkaca di cermin, Arif terkejut, matanya Arif berubah
menjadi merah, D5 pun meminta Arif bercerita tentang apa yang mimpikan.
Setelah mendengar cerita dari Arif, D3 pun menyarankan untuk
melanjutkan mimpi Arif, tapi D5 harus ikut dalam mimpinya untuk jaga-jaga, bila
Arif kenapa.
Arif pun di tidurkan dengan menutup matanya lalu kepala Arif pun memanas,
D3 pun tetap memegang kepala Arif, untuk menghubungkan mimpi Arif dengan D5,
“harus segera di dapat itu cahaya” ujar D3 ke D5
D5 pun segera tidur, dan mata di pejamkan oleh D3, kepala D5 pun di
pegang oleh D3, penyaluran mimpi pun kembali berlanjut.
D5 terkejut saat berada di padang es yang membentang, dan berusaha
mencari Arif, D5 terus mendaki, dan mendaki pegunungan es tersebut, karena mana
Arif terdeteksi di atas bukit tersebut, sesampai di sana D5 pun berusaha
mencairkan es balok Raksasa dengan menghancurkannya ‘kenapa apiku tidak
menyala’ sambil jengkel menghancurkan es tersebut.
2 jam berlalu, es tersebut berhasil hancur, Arif pun di keluarkan dan
dibawa oleh D5 berjalan ke bawah gunung, untuk menghindari badai angin
tersebut, sesampai di bawah, langit pun menjadi gelap, ‘ini kan siang,
bagaimana bisa’
Deru angin menerjang mereka berdua D5, pun berusaha bergerak menerobos
deru angin yang begitu kencang, di tengah gelap ini secercah cahaya muncullah
mengarah ke Arif, Arif meminta ke D5 untuk melepaskannya, D5 pun melarangnya,
karena kondisinya yang begitu lemah, D5 pun berkata “bagaimana kalau aku saja
yang menangkap cahaya itu”
D3 pun berbicara di pikiran D5 “jangan!!, itu hanya akan memperparah”
“kalau begitu buat apa aku ada di sini”
“untuk menjaganya”
D5 pun melepas Arif, dan mengangkatnya lalu melemparnya ke cahaya itu
berada, Arif pun berjalan terengah-engah, mengejar cahaya tersebut.
Sambil sempoyongan Arif terus berjalan ke arah secercah cahaya
tersebut.
D5 merasa khawatir pun mengikutinya, saat Arif kehilangan keseimbangan
Arif terjatuh terjun ke bawah es pun perlahan menutupinya, D5 yang merasa
khawatir mengejar Arif, tapi secercah cahaya melaju dengan cepat, kegelapan pun
semakin pekat, rasa dingin pun memudar, deru angin panas mulai menyelimuti,
terik matahari sangat menyengat, suasana pun berubah drastis
“bagaimana bisa” ujar D5 begitu takjub melihat padang es berubah menjadi
padang pasir.
“saat aku belajar mata tidak sampai seperti ini”
“mungkin itu bukan hanya mata”
“maksudmu”
“cahaya itu, yang menjadi biangnya”
Arif pun tersadarkan di bawah tumpukkan pasir tersebut, D5 pun terus,
terus, dan terus menggali dan tertemukanlah Arif.
“bagaimana sudah baikkan”
“mendingan” ujar Arif
Karena panas yang pekat ini, membuat pandangan tampak kabur, mereka
berdua berjalan mencari secercah cahaya, rasa haus yang membuat mereka melihat
daerah oasis, mereka berdua pun berjalan dengan perlahan tapi badai angin
pasir, menghantam mereka, mereka berdua pun berusaha lari, melarikan diri, sesaat Arif melihat secercah
cahaya tersebut, Arif pun segera mengejarnya tapi entah mengapa secercah cahaya
tersebut mempermainkan Arif, saat terengah- engah, Arif pun terjatuh karena
kelelahan badai angin yang mengejar D5, mengarah ke Arif, D5 pun membawa Arif
berlari, saat menoleh ke belakang badai tersebut menghilang “sepertinya sudah
pergi” karena kelelahan, mereka berdua pun berbaring, tiba-tiba secercah cahaya
melewati atas mereka, dan langsung mereka tercebur di laut, Arif pun tenggelam
ke dalam laut, D5 pun langsung menyelam ke dalam dan membawa Arif keluar. “kamu
tidak bisa berenang”
“iya” dengan rasa penat mereka berdua pun mengarah ke pulau terdekat,
saat mendekati pulau tersebut, deru angin menyerbu mereka, lautan terombang-ambing
membuat arus laut menjadi kacau, dengan elemennya D5 pun mereka bergerak cepat
“sialan manaku tinggal dikit” ujar D5 dengan kesal
“kalian harus segera menemukan secercah cahaya tersebut, dan Arif
harus segera menangkapnya”
“kenapa harus menangkapnya, padahal dulu aku hanya”
“iya aku tahu, tapi entah kenapa aku mendapat penglihatan Arif harus
menangkap cahaya itu”
“jika tidak di tangkap kenapa”
“kalian tidak bisa kembali”
S3 dengan S4 menemui D3 yang sedang memegang kepala mereka berdua,
“masih belum selesai”
“saat aku ingin memberikan penglihatan ini dengan sambungan roh”
“ketua roh memintaku untuk menangkap roh”
“apakah roh tersebut buronan di dunia roh” ujar S4
“bisa jadi” ujar D3
“pasti mereka berdua kesusahan” ujar S3
“mereka pasti baik-baik saja” ujar S4
“apa kita tidak bisa melihat mereka”
“tatap mataku, nanti kalian bisa melihat dari mataku”
S3 pun menatap mata D3, dan S4 memegang tangan S3 untuk menyalurkan
yang dilihat S3 ke S4.
“akhirnya bisa melihat juga, terima kasih wahai kisanak” ujar S4
(sebelumnya)
“aku minta bantuannya untuk mengizinkan muridku ini untuk melihat
makhluk lain” ujar D3
“sekalian titip, tangkap roh itu, jika sudah menangkapnya aku berikan
penglihatan itu” ujar ketua roh
“memangnya kenapa dengan roh itu”
“agak nakal dia, kami selalu di jahili oleh dia”
“apa yang telah ia di lakukan”
“banyak seperti menghancurkan perantara, rumah-rumah dan mengganggu
para warga”
“baiklah ini akan menjadi tantangan bagi muridku ini”
[Lain Sisi]
“apa cahaya itu terlihat”
“belum masih, pokoknya setelah terlihat langsung kamu tangkap”
“baiklah”
“bagaimana kondisimu”
“jauh lebih baik, sepertinya cuaca ekstrim seperti tadi, membuatku
tubuhku Kaget”
“sepertinya dia sudah pulih” ujar S3
“kisanak itu tidak akan mati karena cuaca”
“sepertinya S4 sangat percaya pada Arif” ujar D3
“iya, karena kisanak tidaklah selemah itu”
Secercah cahaya tersebut kembali terlihat suasana langit mendung,
membuat Arif dengan mudahnya menemukannya.
D5 pun berusaha menyudutkan segala arah untuk menghindari segala
pelarian secercah cahaya dengan cara membuat jaring dari rumput laut, lalu
menunggu secercah cahaya melewati tempat yang ditargetkan dan Arif pun
memancingnya, akhirnya secercah cahaya pun terpancing, dan segala jalan telah
terhalang oleh rumput laut, Arif pun terbang dengan elemen anginnya untuk
mengejarnya dan saat sudah dekat Arif pun menangkapnya tapi secercah cahaya
menghempaskan udara dari sayapnya dan membuat Arif terlempar jauh, jaring
rumput laut pun terkoyak karena pentalan Arif dan terjatuhlah Arif ke laut, D5
pun menggunakan kekuatan anginnya untuk mengacaukan gerak gerik secercah cahaya, dan terjatuhlah secercah
cahaya, D5 pun menggerakkan pasir pulau tersebut, dan membawa secercah ke laut,
sayap secercah cahaya pun terkena air dan kesulitan untuk terbang, Arif pun di
selamatkan oleh D5, yang dengan cepat menyelam, Arif pun tidak sadarkan diri.
“kisanak tidak bisa berenang”
“baru tahu aku”
Saat Arif tersadar langit pun tampak petang, Arif pun terbangun
“kita harus segera temukan cahaya itu” D5 pun menunjuk cahaya tersebut
di bawah pohon kelapa.
Arif pun menangkapnya, dan bertanya kepadanya “kenapa tidak kabur”
“sayapku basah”
“kamu peri”
“kenapa emangnya, wujud awal roh itu memang peri”
“roh ?”
“D3 kami sudah menangkapnya bagaimana cara kembali” ujar D5 dengan
kesal
“kenapa kamu marah”
“dari tadi kita di kerjai makhluk kecil itu”
S3 pun tertawa melihat tingkahnya D5, ketua roh pun muncul di hadapan
mereka bertiga.
“sebagai rasa terima kasihku, (memegang mata Arif) akan kubukakan
penglihatan ini, dan sebagai hukumanmu karena berbuat jahil pada semua, kamu
akan di kurung”
“kenapa dia dikurung” ujar Arif
“dia selalu bikin masalah, dan ini adalah hukuman baginya”
Secercah cahaya tersebut pun di bawa kembali ke Donya roh, D5 dan Arif
pun terbangun dari tidurnya.
Saat terbangun Arif pun langsung pergi ke sungai untuk melihat matanya
“kembali normal matamu, coba kamu lakukan ini” ujar D3
Jari telunjuk di pusatkan di antara 2 mata pandangan akan tampak
kabur, dan sesaat semua makhluk tak kasat mata terlihat, kecuali makhluk halus,
“kalau positif seperti ini” 2
pusat pendengaran di tekan hingga terdengar gema-gema cobalah untuk hilangkan
suara lain, dan pusatkan suara yang di dengar yang berada di penglihatan
negatif.
“untuk adventif gunakan keduanya, mudah kan”
Untuk pertama kali mencoba Arif gagal dan kedua kali pun juga gagal,
tapi ketiga kalinya Arif berhasil menguasainya.
S3 pun memukul punggung Arif “bagus selamat, lihat kan dia hebat”
dengan bangga S3, membanggakan Arif.
Arif pun menghampiri D3 dan bertanya “dunia roh itu seperti apa”
D3 pun enggan menjawab.
Arif pun di minta beristirahat, D3 pun pergi mencari hewan untuk di
buru.
Bersambung ...
Posting Komentar