Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Rabu, 04 November 2020

Eps 26 : Sang Kehidupan

 


Perebutan takhta, peperangan antar wilayah inilah manusia, berapa kalipun kalian tetap membela kalian tetaplah kesalahan karena………………………………………………

Kalian sudah berani melakukan kesalahan sejak awal kalian tercipta, berawal saat manusia pertama secara tidak sadar menentang perintah, dan berlanjut ke manusia ke dua secara langsung menentang perintah, tapi mengapa…………………..

Pencipta masih memaafkan kalian dengan memberikan kesempatan

ke sekian kalinya untuk kalian, seharusnya kalian sadar dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menebus kesalahan kalian tetapi mengapa kalian masih tidak sadar atau mengakui bahwa itu kesalahan kalian sejak 2 manusia pertama di turunkan hingga sekarang……………………………………………………………….

Setelah terlempar cukup jauh ke atas sang kehidupan menangkap dengan memegang leher Arif, mereka berdua pun berjalan di atas awan hingga ke tepi awan hitam dan berdiam di depan awan tersebut.

“duduklah sahaya akan menyaksikan segala hal yang telah terjadi secara berjenjang” Arif mengikuti perkataannya untuk menghindari kesalahan.

Awan hitam tersebut menggumpal dan membukakan kejadian secara bertahap dan berikut kejadian tersebut.

Pertama awal terciptanya manusia, dan perlahan mereka berbuat kesalahan lalu di turunkan ke Arda(bumi).

Kedua mereka terpisah di tempat yang berbeda, kondisi Arda Waktu itu sangat lah tidak memungkinkan, perjalanan mereka di mulai.

Ketiga terdengar mustahil bagi manusia yang sekarang untuk berjalan karena adanya lautan yang menghalangi, tapi pada Waktu itu seluruh benua menyatu tanpa ada halangan apa pun, dan Waktulah yang menjadi halangan mereka.

“bagaimana menurut pakanira setelah melihat ini semua”

“menurut saya ini semua hanyalah kesalahpahaman karena manusia sudah terbukti pasti akan melakukan kesalahan”

“begitukah menurut pakanira”

“iya, jika saja manusia bukanlah bentuk kesempurnaan ini pasti tidak akan terjadi”

“bukanya karena sahih, manusia bisa melakukan banyak hal”

“tidak, karena kesempurnaan itu yang membuat manusia menjadi tidak sempurna”

Mendengar tutur kata dari Arif sang kehidupan  melempar Arif ke atas dan tebang perlahan mendahului Arif.

Lalu menunggu Arif, dan menangkap Arif sang kehidupan pun membawa Arif berjalan di atas awan mengarah ke awan senja.

Dan meminta Arif untuk duduk sembari menatap cuplikan siklus.

muncullah seorang manusia yang bangun di pagi hari yang sedang pergi ke hutan lalu memotong batang kayu secara bertahan hingga potongan 5 ia menghentikannya dan kembali pulang lalu menjual kayu tersebut.

Keesokan harinya ia melakukan hal yang sama hingga tersisa beberapa pohon di desa, lalu sang kehidupan memperlihatkan takdir membuat bencana bagi orang tersebut yang membuatnya tertimbun batang pohon dan mati.

“menurut pakanira apakah hal yang di lakukan takdir itu kesalahan”

“dia membunuh manusia, sudah jelas ia melakukan kesalahan” ujar Arif dengan rasa kesal.

Sang kehidupan pun tersenyum dan memutar ulang  dengan menghilangkan takdir, saat seorang tersebut memotong semua pepohonan yang berada di sana.

Hujan pun tiba tanah mulai menjadi kotor dan berlumpur perlahan tanah mulai gusar dan longsor pun terjadi, luap sungai mulai naik banjir bandang pun tiba menewaskan satu desa.

Sang kehidupan pun menghentikan tayangan tersebut dan bertanya kepada Arif

“kalau begini siapa yang harus bertanggung jawab, diakah si pemotong kayu, atau takdir”

Arif pun kebingungan untuk berkata, sang kehidupan pun berkata

“semua yang dilakukan oleh kami para sang sudah menjadi pilihan terbaik, jadi jika kalian merasa tidak terima dengan pilihan yang kami berikan janganlah menuntut buatlah pilihan kalian sendiri”

Sang kehidupan memutar kembali tayangan tersebut, dengan menewaskan si pemotong kayu, para warga menemukannya dan menguburkannya.

Beberapa hari kemudian saat banjir tiba, air yang meluap berhasil di serap oleh pepohonan dan perlahan air mulai surut yang hanya melanda sebagian warga.

Arif yang melihat kejadian tersebut meminta maaf karena merasa tahu diri, dan menyesali perbuatannya.

Sang kehidupan pun melempar Arif ke atas dan tebang perlahan mendahului Arif.

Lalu menunggu Arif, untuk menangkapnya, sang kehidupan pun membawa Arif berjalan di atas awan mengarah ke awan hitam.

Sembari berjalan sang kehidupannya bertanya “apa kesanmu melihat ribuan jiwa minta tolong kepadamu saat di Alam baka”

Arif terkejut mendengar ucapan sang kehidupan yang mengetahui bahwa Arif telah berada di Alam baka.

“takut dan kasihan”

“lalu saat di the Portal, apakah pakanira bertemu dengan Sountor”

“iya, aku pikir mau di makan olehnya”

“jika masih hidup pasti akan di makan olehnya”

“maksudnya hidup”

“pakanira kan sudah wafat”

Sontak Arif mengingat saat S3 menusuk pedang ke dada Arif.

 

“dia pasti kesulitan menghadapi ujian dengan sang kehidupan”

“kenapa” tanya S3

“masa kamu lupa, dia kan sudah mati, saat kamu tusuk dengan pedangku”

“bukanya kamu hidupkan”

“mana mungkin bisa aku, aku hanya memberi dia penahan rasa sakit”

“celaka dia” ujar S3.

 

“pantas Sountor tidak memakanku”

“asal pakanira tahu kawula  tidak akan mengizinkan kepada kematian”

“jadi mengapa aku harus melakukan ujian ini”

“kawula akan memberi kesempatan yaitu dengan menghidupkan pakanira sendiri”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

[ ~ Nama : Sang Kehidupan ~ ]

{ ~ Umur : N\A ~ }

{ ~ Status : berada  ~ }

{ ~ Kekuatan : menghidupkan ~ }

{ ~ tugas : menyeleksi siapa yang tidak layak hidup ~ }

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

berjalan di atas awan mengarah ke awan hitam, sesampai di sana sang kehidupan meminta Arif untuk duduk, cuplikan potongan kehidupan pun di tayangkan.

Namun yang di lihat oleh Arif hanya kekosongan.

“kenapa tidak muncul ya” ujar Arif

“karena kamulah yang akan di lihat”

Tempat Arif duduk pun perlahan menipis dan Arif pun terjatuh ke bawah.

Aaaaaaarrrghhhhhhh!!!!! Teriak Arif di tengah udara, lalu muncullah sebuah ide untuk menggunakan Waktu dan memperlambat jatuh nya Arif namun karena kurangnya pengetahuan tentang Waktu, Arif pun terjebak ke arus Waktu dan terlempar di era nya Vilan jauh lebih tepatnya setelah perang dunia Alam ke 2

saat Nagisa sedang berusaha mencari keberadaan Mahaguru .

Sang kehidupan yang sedang melihat Arif terkejut

 “pakanira bisa menggunakan Waktu, atraktif” ujar Sang kehidupan yang kagum akan aksi Arif, yang mempersulit dirinya.

Arif pun terjatuh terombang-ambing dan terikat dalam dedaunan, Arif pun berusaha keluar dari ikatan daun tersebut dan melihat keadaan sekitar

“apa yang terjadi kenapa tempat ini terlihat hancur seperti ini”

Arif pun berjalan melewati puing-puing namun jalan untuk menyeberangi sungai telah tertutup arus sungai lebat, Arif pun memutuskan untuk menggunakan elemen anginnya dan terbang melalui udara.

Dari kejauhan Mahaguru melihat Arif yang sedang terbang melintasi, Arif pun melihatnya juga lalu menghampirinya untuk bertanya mengenai kejadian yang telah terjadi di tempat ini.

Namun Arif tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh Mahaguru, tapi Mahaguru menyadari bahwa Arif bukan berasal dari masa sekarang di lihat dari pakaian dan luka dadanya, Mahaguru pun menggunakan bahasa isyarat gerakan untuk meminta Arif pergi dengannya.

Mereka berdua pun pergi meninggalkan tempat tersebut, seiring perjalanan mereka, mereka pun saling memahami dan bisa bercakap dengan bahasa isyarat tersebut, Arif pun menjelaskan kejadian yang menimpanya.

Mahaguru pun kesulitan untuk memahami Arif yang berkata bahwa dirinya berasal dari masa depan dan terbawa arus ke masa lalu, hingga berada ke masa sekarang.

Bersambung....

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search