Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Kamis, 05 November 2020

[Season 2] Eps 27 : Bertahan bagian 1


Karena kesulitan untuk memahami bahasa dan kondisi dirinya, Arif memutuskan untuk mengikuti perjalanan Mahaguru.

Sesampai di desa terdekat Arif melihat beberapa warga di sana sangat menghormati Mahaguru, seperti memberikan beberapa buah-buahan kepadanya.

Arif pun berpikir bahwa Mahaguru bukanlah orang biasa, usai bertemu dengan kepala desa, kami pergi melanjutkan perjalanannya, ia juga memberiku beberapa buah miliknya, aku pun tanpa rasa sungkan menerima pemberiannya.

“kita mau ke mana” ujar Arif sembari memberikan aba-aba.

Mahaguru pun menunjuk arah ke sebuah perbukitan.

Sesampai di sana kami menemukan sebuah gua, dan memasukinya lalu membuat api unggun untuk berteduh, seketika hujan mengguyur tempat tersebut.

Arif pun sempat berpikir ‘apakah ia mengetahui bahwa hujan akan turun.’

Arif pun menunjukkan caranya membuat api dengan menjentikkan jarinya sembari membuat tiupan dari mulutnya untuk menciptakan sepercik api kecil di tumpukan dahan, namun hal tersebut membuat Arif heran akan reaksi Mahaguru yang biasa saja, ‘apakah hal yang biasa bagi warga sekitar mempunyai elemen seperti ini’ ucapnya dalam hati.

Mahaguru memutuskan untuk bermalam di gua tersebut, esoknya saat Arif terbangun ia tidak melihat keberadaan Mahaguru.

Arif pun mencarinya dengan mengitari sekitar gua tersebut namun tidak menemukannya hingga ia berputus asa untuk mencarinya dan kembali ke gua tersebut, ia pun terkejut melihat adanya Mahaguru di dalam gua tersebut.

“tadi ke mana, saat aku bangun” ujar Arif yang kesulitan mengucap

“mencari makanan” Mahaguru memintaku untuk menjulurkan tangan, dan memberiku beberapa buah-buahan.

Usai memakan buah-buahan kami melanjutkan perjalanan ke desa terdekat.

Sebulan telah berlalu, Arif telah menguasai tata bahasa yang digunakan oleh penduduk sekitar.

Sempat ia berpikir saat berada bersama S3 dan lainnya kenapa ia tidak kesulitan untuk berbicara, walaupun perbedaan zamannya sangatlah jauh.

Sesampai di desa terdekat kami bermukim di penginapan dan mendiami desa tersebut selama beberapa hari.

Karena Mahaguru merasa Arif telah memahami tata bahasa, ia pun bertanya kepada Arif “bagaimana dirinya bisa sampai di sini”

Sepanjang malam Arif bercerita mengenai tibanya pada era masa lalu dan kesehariannya dengan S3 juga lainnya.

“terdengar mustahilnya ya, ceritaku ini”

“apakah menurutmu itu mustahil”

“tidak sih, tapi mana mungkin ada manusia yang bisa melakukan hal seperti itu”

“jujur ya, aku percaya apa yang Anda katakan, sepanjang sejarah yang aku ku tahu sama persis seperti yang Anda ceritakan, dan Anda Waktu juga sudah membuktikan seperti membuat api di gua”

“sebenarnya sejak dulu, aku selalu ingin bertanya apakah wajar orang disini menggunakan elemen seperti itu”

“jika itu adalah kewajaran pasti kami tidak akan mempunyai krisis seperti ini”

“begitu ya”

Esoknya kami pergi meninggalkan desa tersebut dan melanjutkan perjalanan kami.

“aku sempat berpikir Mahaguru bisa mengenal D3 itu dari mana”

“saat penyerahan buku sakti, apakah kamu tahu tentang buku sakti”

“tidak, buku apa itu”

“di dunia ada 10 buku terlarang dan itu harus di lindungi”

“jadi D3 bertugas melindungi salah satu buku itu”

“iya, tapi sekarang buku itu berada di adik muridnya”

“kenapa buku tersebut di sebut terlarang” Arif pun terjatuh karena tingkahnya saat melompati bebatuan di sungai.

“sini, untuk sekarang aku tidak bisa menjelaskannya, tapi suatu saat nanti mungkin Anda bakal tahu dengan sendirinya” sembari menjulur kan tangan untuk membantu Arif berdiri.

Karena baju Arif basah, Mahaguru menghentikan perjalanannya sembari beristirahat juga mengeringkan baju Arif.

Mereka berdua saling mengakrabkan diri sembari menunggu baju Arif kering.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

[ ~ Nama : Mahaguru ~ ]

{ ~ Umur : N/A ~ }

{ ~ Status : berada  ~ }

{ ~ Kekuatan : Bela Diri Marwah dan lain-lain ~ }

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Karena hari semakin petang, mereka berdua melanjutkan perjalanan, Arif pun merasakan perbedaan, biasanya dikala malam mereka berdua beristirahat.

Namun kali ini mereka melanjutkan perjalanannya.

Saat mereka melewati hutan-hutan yang gelap menjulang, Arif merasakan kehadiran sesuatu yang mendekat.

“apakah Mahaguru merasakannya” ia pun berbisik kepada Arif untuk berhati-hati.

Angin pun mulai melawan arah arus dengan kencang, perlahan bulu kuduk Arif mulai berdiri, Arif merasa merinding.

Kesunyian menutupi suasana malam, lalu dengan cepat lewatlah barakuda yang berjumlah banyak berenang melintasi mereka berdua, saat itu juga Mahaguru langsung melompat sembari menarik tanganku.

Aku terkejut dan bertanya “makhluk apa itu, ikan?” ujar Arif yang kebingungan lalu menggunakan elemen anginnya untuk berpijak, Mahaguru pun melepaskan tangannya, sembari menunggu rombongan barakuda berlalu lalang.

“itu roh penasaran dan itu hanya sebagian, sebentar lagi datanglah yang jauh lebih berbahaya” ujar Mahaguru berbicara serius.

Usai ikan tersebut berlalu lalang, mendaratlah mereka berdua, Mahaguru pun memintaku untuk berlari dengan cepat.

“desa terdekat sudah dekat, cepat lari!”

Arif pun mendengar suara roda yang semakin mendekat, saat itu juga aku di dorong ke samping kiri oleh Mahaguru, lalu berhentilah Sado tersebut, muncullah puluhan orang bebal dari sado tersebut.

Lalu datanglah sado lain dari belakang dan berhenti di belakang kami, semua arah kami di hadang oleh sado, dan ribuan orang bebal mengepung kami.

Arif pun menggunakan elemen apinya ke sado dan orang bebal tersebut, saat melakukan pembakaran pun mereka tidaklah terbakar.

“kenapa tidak terbakar”

“karena mereka tidaklah hidup”

Perlahan orang bebal ini mendekat lalu menyerang Arif, Mahaguru pun melempar Arif menjauh lalu menghadapkan kan telapaknya ke hadapan orang bebal tersebut dan mengalirkan energi Marwah ke telapak tangannya dengan cepat beberapa orang bebal terlempar jauh.

“wiuh, apa itu”

“tapakkan, aku gunakan energi Alam lalu aku buang melalui telapak tanganku”

Serangan dari belakang berhasil di hindari, perlahan Mahaguru menghindari lalu membanting orang bebal tersebut, 2 orang bebal tersebut menyerang balik dengan senjata pedang berkarat lalu Mahaguru menangkisnya sembari memotong dengan bilah telapak tangannya.

Namun tidak cukup sampai di situ, serangan lain telah berdatang, semakin menghindar, semakin tersudut kan, Mahaguru pun kesulitan untuk bergerak ia pun memutuskan untuk melompat dan menggunakan tapakkan ke bawah, sontak beberapa orang bebal terpental menjauh, ia pun berlari ke depan membuka jalan sembari menebas orang bebal yang menghalangi jalan dengan tepiannya.

“ikuti aku, gunakan elemenmu” ujar Mahaguru sembari menebas dan berlari.

Beberapa orang bebal berusaha mengejarnya tapi karena cepatnya pergerakan mereka berdua, dan lambatnya orang bebal, kesulitan untuk mengejar, saat Arif menoleh ke belakang, ia tidak melihat orang bebal yang mengejar mereka, desa pun terlihat dari kejauhan, mereka pun menghentikan pelarian, dan memulai jalan kembali, tapi dengan cepat pacuan kuda sembari membawa sabit berusaha menebas Arif, dengan sigap Arif segera melompat sebelum tebasan mengenainya, lalu Mahaguru melakukan Tarikkan dan membuat orang bebal tersebut terjatuh dari kuda tersebut, saat tebasan hampir mengenai Mahaguru, lengan orang bebal tersebut telah terputus, lalu Mahaguru memotong kepala orang bebal tersebut, perlahan orang bebal tersebut menjadi asap yang melayang dan menghilang secara perlahan, tapi tidak cukup sampai di sini, datanglah pacuan lain dengan tebasannya dan melukai Arif, dengan cepat Mahaguru melakukan Tarikkan kepada Arif, sembari melihat luka yang di timpa Arif, lalu melompat menggunakan pijakan udara, dan menarik orang bebal tersebut ke atas, lalu memotong menjadi beberapa bagian dan perlahan berubah wujud menjadi asap dan perlahan menghilang, saat itu juga Mahaguru melihat beberapa pacuan lain yang mendekat, dengan cepat mengumpulkan Marwah di kakinya lalu menjatuhkan pacuan tersebut dengan menendang kepala pacuan tersebut dan membuatnya terjatuh dari kuda, Mahaguru pun juga melakukan menghantamkan 2 lengannya di kedua kepala pacuan tersebut hingga membuatnya terjatuh dari kudanya lalu menjegal 2 kuda yang berusaha melewatinya, hingga membuat 2 pacuan terjatuh, namun ada 1 pacuan yang berhasil terlewatkan saat Mahaguru menoleh ke pacuan yang mendekati Arif, ia pun menggunakan Tarikkan dan membuat orang bebal tersebut tertarik menuju tempat Mahaguru berpijak.

Perlahan Mahaguru menarik nafas lalu menggunakan tepian untuk memotong 2 kepala orang bebal di depannya dengan 2 tebasan dari kanan dan  kiri, lalu menjegal 2 orang bebal yang di sebelahnya dengan  memotong kepala mereka saat mereka terjatuh, saat 2 orang bebal yang berada di belakangnya mengarah ke Mahaguru juga orang bebal yang bergerak mundur akibat Tarikkan, di saat bersamaan 2 orang bebal tersebut tertebas dengan cepat sekali tebasan lalu membuang nafasnya, itu semua di lakukan dalam sekali tarikan nafas.

Arif yang berada dari kejauhan melihat aksi Mahaguru begitu takjub, Mahaguru pun menghampiri Arif dan melakukan pemunduran pada luka yang berada di pinggang Arif, saat itu juga luka tersebut tertutup secara perlahan “apa yang Mahaguru lakukan padaku”

“aku hanya memundurkan siklus Waktu yang berada di pinggang, untuk membuat membatalkan luka yang akan terjadi, dan terjadi di pohon itu”

“jadi Waktu pinggangku terluka di pindahkan ke pohon itu” sembari menunjuk pohon tersebut.

“iya, kenapa”

“tolong ajari aku, semua yang Mahaguru kuasai”

“untuk bela diri mungkin bisa tapi kalau Waktu itu...”

“aku menguasai kematian dan Waktu”

“bagaimana bisa” kejutnya Mahaguru mendengar ucapan Arif.

Bersambung....

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search