Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Rabu, 11 November 2020

[Season 2] Eps 30 : Lembaran baru


Usai menyiapkan puluhan rencana untuk mencegah bencana yang akan terjadi di masa depan, Nagisa mengumpulkan semua guru, rapat dadakan pun berlangsung, segala urusan yang akan terjadi di serah tangan kan ke Pak Rex, karena Nagisa akan pergi meninggalkan Akademi  untuk sementara.

“bagaimana ada yang kurang jelas” ucap Nagisa ke dewan Guru.

“mengenai ujian nanti, apakah dikerjakan secara tertulis atau praktik”

“terserah kalian sudah, jika memang situasi nanti memumpuni ke praktik, maka gunakanlah praktik”

“penerimaan peserta didik baru harus melalui seleksi atau penyisihan”

“dua-duanya boleh, ada yang lain”

“seberapa lama kepergianmu”

“aku tidak tahu, bila selesai dengan cepat aku pasti segera kembali, lagi pula urusanku tidaklah sedikit.”

Beberapa jam telah terlewati hasil akhir pun telah di sepakati, Nagisa pun memohon izin pamit ke Ahli Guru.

Mereka pun mengantar Nagisa hingga ke gerbang depan, Nagisa pun berjalan dengan santai menapaki bukit tersebut.

Sesampai di atas bukit, Nagisa melihat Mahaguru yang sedang duduk bersantai melihat terbenamnya matahari, Nagisa pun menghampirinya

“sudah siap, merasakan rasa sakit” ucap mahaguru sembari menoleh ke belakang melihat Nagisa.

“iya” dengan lapang dada, Nagisa telah bersiap.

Mahaguru meminta Nagisa untuk berdiri di dekatnya, Nagisa pun menghampirinya lalu ia langsung syok, melihat Mahaguru yang berkata “semoga berhasil” sembari mendorong Nagisa ke bawah jurang.

Mahaguru pun membiarkan jasad Nagisa tergeletak di bawah, ia pun pergi meninggalkan jasad Nagisa untuk menyelesaikan urusan pribadinya.

Sesampai di bawah bukit Mahaguru menarik rambut Nagisa lalu melemparnya ke sungai, jasad Nagisa pun mengambang terbawa arus air.

Mahaguru pun mengikuti arus air tersebut hingga ke sungai yang meluas, ia pun menggunakan tapakkan lalu membuat tarikkan kecil ke bawah dengan tangannya, dengan cepat arus air bergerak membentuk pusaran menarik jasad Nagisa ke dalam pusaran tersebut.

Mahaguru pun pergi dengan membuka Portal lalu memasukinya dan sampailah dia ke pesisir pantai, ia pun membuat gerakan aneh, seketika laut terombang-ambing membukakan tangga ke bawah laut, Mahaguru pun menuruninya, dan bertanya dengan beberapa duyung yang sedang berlalu lalang.

“permisi, taman kota ada di mana ya”

“samian jalan ke sana hingga ada bangkai kapal lalu pusing ke kanan”

“terima kasih ya”

Dengan mengikuti arahannya sampai lah Mahaguru di taman kota.

Ia pun dengan santai duduk sembari menunggu sesosok makhluk.

Beberapa menit kemudian datang lah seekor duyung membawa trisula menyambut kedatangan Mahaguru.

“selamat datang di atlantis, ada perlu apa hingga turun kemari” ucap raja lautan tersebut.

“aku ada pesan dari ratu lautan”

“siapakah dia, kenapa aku tidak mengenal dia”

“dia penguasa pantai selatan”

“oh.. sesosok makhluk baru itu, ada apa, ia ingin berperang”

“tidak, dia ingin kalian jangan mengusik wilayahnya”

“itu saja”

“iya, satu hal lagi, nanti ada seorang manusia, datang kesini, dia adalah muridku, berhati-hatilah dengannya”

“kenapa, dia ingin mengambil alih tempat ini”

“aku tidak tahu, jauh lebih baik kalian segera memenjarakannya, jika tidak ingin kerepotan olehnya”

“memangnya dirimu pikir aku takut pada muridmu”

“bisa jadi, oh iya di mana dewan laut”

“dia ada di orios”

“tolong sampaikan padanya, suatu saat nanti bekerja samalah jika masih ingin bertahan”

“eh, apa itu kepunahan”

“ya begitulah, aku pamit dulu”

“mau kuantar”

“tidak perlu”

Mahaguru pun pergi meninggalkan Atlantis, dengan berjalan menaiki tangga laut.

Sesampai di daratan ia pun membuat Portal lalu kembali ke bukit tempat Mahaguru tinggal,  sesampai di bukit ia pun mengambil beberapa buah-buahan lalu memakannya, untuk mengatasi rasa lapar, ia pun berdiri di atas tebing, deru angin malam di bawah sinar rembulan menandakan hal baru akan terjadi.

 

Sementara itu di the Portal Pyli bersama kucingnya sedang menghitung jumlah Sountor yang tersisa.

Kucing tersebut pun berubah wujud menjadi manusia kucing dan berkata

“biarkan aku yang mengambil”

“Catly, jangan lupa dihitung jumlahnya” saat si kucing pergi, pyli pun mengambil dudukkan untuk dirinya, lalu mendudukinya, ia pun memuncul Portal kecil yang menampilkan Arif yang sedang berbicara dengan Skyjin dan Prejin

“aku segera bertemu dengannya lagi, sebelum Waktu aku habis” ujar si wanita tersebut, yang berusaha menahan rasa sakit.

Setelah mengurusi pengulangan Undead yang di ujikan pada Putra, Arif pun memasuki lubang tersebut untuk ujian terakhirnya, rasa kesetrum pun di rasakan oleh Arif, ia pun bertemu dengan Catly yang berwujud manusia, Arif merasa mengenal tempat tersebut, sementara itu Prejin dan Skyjin merasa ada kesalahan pada hal lubang tersebut.

Lalu muncullah Sang Waktu di the Portal tersebut, puluhan Sountor juga Sheeva berusaha mengejarnya, Catly pun melompat mencakar Sheeva lalu menarik jubah Sountor dan melemparnya “aku tidak punya Waktu untuk main-main, bisa antarkan aku bertemu pyli” ujar sang Waktu sembari menghentikan pergerakan Sountor dan sheeva yang berusaha menyerang, Arif yang melihatnya merasa takjub dan iri, dalam hatinya ia berharap juga bisa melakukannya.

Catly pun mengantar mereka berdua menemui Pyli, Arif pun terkejut melihat orang yang di maksud oleh sang Waktu adalah wanita tersebut.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

[ ~ Nama : pyli ~ ]

{ ~ Umur : 1000+ ~ }

{ ~ Status : berada  ~ }

{ ~ Kekuatan : Portal ~ }

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah merasakan kenyang sesaat Mahaguru pun terjun ke bawah tebing lalu sampailah dia ke dunia Roh, ia pun berjalan menghampiri sungai terdekat dan memanggil seorang roh yang bernaung di sungai tersebut.

Lalu muncullah Vivien dengan berkata “ada perlu apa denganku”

“bisa ambilkan seorang yang hanyut ke dalam sebuah sungai”

“jauh-jauh kesini hanya untuk itu”

“kenapa tidak boleh”

Vivien pun menarikan sesuatu dari dalam sungai, dan muncullah seorang nelayan,

“bukan itu” ia pun mengembalikan lagi menarik seorang pria tampan,

“bukan” ia pun memasukkan lagi lalu menariknya lagi, muncullah Nagisa.

“bisa kamu beri dia kerikil apalah itu, yang bisa membuatnya hidup sementara”

Vivien pun memasukkan sebutir batu ke dalam mulut Nagisa.

Ia pun langsung memuntahkan air yang sangat banyak.

Dengan nafas berat Nagisa berusaha mengucapkan sesuatu

“ke..na..pa.. ha..russ.. begini” ucap Nagisa dengan terengah-engah.

Mahaguru pun memberikan izin Nagisa untuk hidup sekali lagi, perlahan tubuhnya bersinar, lalu Nagisa pun terlempar jauh.

Vivien pun langsung mengejar Nagisa yang terlempar, dengan santai Mahaguru menghampirinya “selamat kamu sudah abadi” ucap Mahaguru dengan tersenyum.

Nagisa pun di terima menjadi muridnya Mahaguru, dan mereka berdua pergi ke sebuah pasar untuk membeli beberapa bekal untuk kepergian.

“apa yang kamu rencanakan” ujar Vivien yang penasaran.

“kamu kenal Arif”

“kenal kenapa”

“ndak apa-apa”

“kalian akan pergi”

“kami akan ke sebuah pulau tempat si roh air di penjara”

“kalian akan membebaskan dia”

“dia yang akan membebaskan dia” sembari menoleh ke Nagisa yang sedang berbelanja.

“baiklah akanku dukung, jika ada apa-apa hubungi aku” Vivien pun kembali ke dalam sungai tersebut.

Usai berbelanja Mahaguru membawa Nagisa ke sebuah pulau dan melatihnya di sana, 5 bulan kemudian Nagisa sudah menguasai titik balik beserta silat Mata.

Saat Mahaguru menggunakan tapakkannya ke Nagisa dan melempar Nagisa ke tengah laut, dengan cepat Nagisa meluncur  di atas air laut sembari menghindari tepian dari Nagisa, saat merasa dekat Nagisa menjatuhkan batu besar di atas Mahaguru, dengan mudahnya Mahaguru melepaskan rangkulan Nagisa lalu menghindarinya, namun Nagisa melempar batu tersebut mengarah ke Mahaguru, dengan cepat Mahaguru berpindah ke belakang Nagisa lalu melakukan tarikan dan batu tersebut mengarah ke Nagisa, pertarungan tersebut berlangsung seharian.

Pada malam hari Mahaguru meminta Nagisa untuk segera menguasai elemen airnya, esoknya pun Nagisa pun berlatih sendiri mengontrol tekanan air, Mahaguru pun pergi ke dasar laut untuk menemui raja lautan, lalu menyampaikan peringatan.

Bersambung


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search