Dahulu kala, saat
penentuan posisi dan tugasnya Tetua Roh hadir dalam pencitraan makhluk para uns,
saat roh pertama yaitu tetua roh tercipta, tetua roh pun sangat menghormati
para makhluk lainnya, tugas yang di berikan oleh pencipta kepada tetua roh
adalah untuk menjaga semua siklus roh yang berangsur, dari ruth – rukh dan rouh,
tetua roh pun bertanggung jawab pada tugasnya, seiring berjalannya Waktu, dan
semakin banyaknya para uns, tetua roh kesulitan mengelola tugas tersebut, dan
meminta roh pilihan untuk menjadi bantuan dalam mengelola roh-roh,
Sebenarnya kisah
awalnya sih sangat mirip Roh Angin, namun perjalanan yang di tempuh oleh Roh
Air sedikit berbeda, dan inilah kisah sebenarnya.
Petang pun tiba
kembalilah Mahaguru ke pulau tersebut, ia pun menarik Lapisan lentur di langit, sontak pulau tersebut bergetar
sesaat.
Dan sampailah
pulau tersebut di perbatasan lautan gaib dengan lautan Donya.
Sebenarnya ini
sangatlah mustahil, melakukan teleportasi satu pulau dengan mudahnya, walau
Mahaguru mempunyai kehebatan yang luar biasa namun itu tetaplah mustahil, tapi
bagaimana bisa perpindahan itu bisa di lakukan.
Sebelumnya saat
Mahaguru memperingati Raja lautan tentang salah satu muridnya yang akan membuat masalah di lautan, Mahaguru
bekerja sama dengan Raja lautan untuk memperdekat posisi Atlantis dengan pulau
tersebut, alasan Raja Lautan mau bekerja sama ialah untuk menangkap si pembuat
masalah tersebut, namun mengapa Mahaguru malah membiarkan Nagisa tertangkap,
karena itulah rencananya untuk membebaskan sesosok Roh yang terpenjara, harus
membuat dirinya berada di penjara yang sama dengan Roh tersebut.
Ombak dahsyat
menerpa Nagisa akibat guncangan tersebut, Nagisa pun terlelap dalam Air ia pun
berusaha meraih ketepian.
“bagaimana kalau
sekarang saja” ucap Mahaguru, menarik Nagisa ke pesisir pantai
“apanya” ujar Nagisa.
“pergi menyelamatkan
Roh tersebut”
“aku tidak di
beri istirahat”
“makan ini”
memberikan sebutir mutiara.
“untuk apa”
“agar bisa
bertahan di bawah laut” tiba-tiba Nagisa terjatuh dan tak sadarkan diri,
Mahaguru pun melempar Nagisa ke tengah
laut, lalu melakukan tarikan bawah, hingga membuat Nagisa tenggelam ke dasar
laut.
Perlahan Nagisa
berusaha membuka matanya, ia pun melihat sesosok duyung menyelamatkannya dan
mengobatinya, di rumahnya.
Tiba-tiba ada
gedoran pintu dari rumah kakek duyung tersebut.
Pasukan manusia ikan
tersebut masuk dengan paksa lalu mengambil Nagisa, dan menyerahkan ke Raja
Lautan.
“langsung masukan
penjara dia!” ujar Raja Lautan, dengan
menyeret paksa Nagisa di lempar di penjara bawah laut, di bawa area sekitar di
kelilingi hewan buas seperti hiu dan beruang laut.
Nagisa pun
tersadar dan terkejut bahwa dirinya berada dalam penjara.
“kenapa aku harus
begini” dengan letih bersandar di jeruji besi berlumut.
“mengapa ada
manusia sepertimu di sini” ujar sebuah secercah cahaya yang di terkurung hingga
berlapis-lapis.
“siapa, halo, ada
yang bicara denganku”
“apakah memang
seperti itu ya, makhluk yang paling hina”
“keluar kalau
berani, jangan bersembunyi”
“apakah kau
memang buta, atau benaran buta” cahaya tersebut pun berkedip-kedip
“kamu yang
bicara”
“sadar juga kau”
“makhluk apa
kamu”
“jawab dulu
pertanyaanku sebelumnya”
“aku juga tidak
tahu bagaimana bisa di sini, setahuku aku dilempar ke laut untuk mencari Roh
Air.
“aku yang sedang
kau cari”
“namamu siapa”
“Lapis.. Lapis Lazuli”
“bagus dong,
misiku selesai sekarang”
“untuk apa kau
mencariku”
“aku tidak tahu,
nanti di pantai aku jelaskan.”
“bagaimana kita
luar”
“oh iya,
bagaimana ya”
“aku akan diam
menunggu, kau cari cara”
2 hari telah
berlalu tanpa makanan, Nagisa mulai kesal menunggu.
“sampai kapan kita
menunggu”
“aku yang
menunggu, kau yang cari cara untuk kabur, apa memang manusia itu bodoh semua
ya”
“kenapa tidak
bilang” dengan mudahnya Nagisa berjalan melewati jeruji besi berlumut tersebut.
“bagaimana kau
bisa”
“aku elemental
air”
Saat Nagisa
kesulitan untuk menghancurkan penghalang yang di ikatkan ke Lapis, ia pun
menghancurkannya dengan mudah, alarm pun berbunyi puluhan pasukan bergerak
menuju ke tempat bunyi berasal.
Kamera siput pun
terus mengintai mereka “kenapa pun kalian kabur, pasti akan tertemukan kembali
olehku” ujar Raja Lautan memandangi monitor.
Datanglah pasukan
membawa tombak yang di lumuri racun, lalu menyerang kami, Nagisa pun
menggunakan tapakkan untuk menjauhi pasukan tersebut, mereka pun berlari
mengitari bangkai kapal tersebut.
Namun regu
pasukan berhasil menemukan mereka berdua pun terkepung, saat mereka mengayunkan
tombak tersebut Nagisa menunduk dan mendorong manusia ikan tersebut, lalu
mengambil tombak tersebut, dan menusuk kan ke petugas tersebut, namun ayunan
lain datang dari belakang, Lapis pun berubah wujud menjadi manusia lalu
membentuk gelembung untuk melindungi Nagisa, ia pun maju dengan mengubah arus
air menjadi sayapnya, lalu memisahkan bulu sayap airnya dan menyerangnya, mereka
berdua pun saling menahan satu sama lain.
“bagaimana kalau
kita terobos” ujar Lapis
“boleh juga” Lapis
pun mengubah wujud sayapnya menjadi cambuk air, lalu menebas lawan yang
menghalanginya sembari bergerak maju, Nagisa pun meniru teknik Lapis dan
berhasil membuat cambuk, ia pun melipatkan cambuknya menjadi 2 bergerak maju
sembari mencambuk kiri kanan dan belakang, untuk pertahanan mereka, sesampai di
luar kapal, Raja Lautan telah menunggu mereka.
Lapis pun
terjatuh melihat trisula tersebut, ia pun seakan mengingat sesuatu dari trisula
tersebut.
Nagisa pun
membuat badai laut dan membawa Lapis melompat ke dalam badai tersebut, pelarian
tersebut berhasil di lakukan, namun Raja Lautan pasti akan menemukan mereka,
saat badai tersebut reda.
Setelah berjarak
cukup jauh badai tersebut pun menghilang Nagisa pun berenang ke dalam laut
untuk menghindari penelusuran Raja Lautan.
Hingga kedalaman
yang mustahil bagi manusia, Nagisa pun membaringkan Lapis di bawah tumpukkan
alga.
Sembari mengitari sekitar dengan kegelapan
yang curam membuat penglihatan Nagisa terganggu, ia pun melihat kilauan cahaya,
saat ia menangkap cahaya tersebut, Nagisa terkejut dan melempar ikan tersebut.
Lapis pun
terbangun dan kesulitan untuk melihat, ia pun membuat tubuhnya bercahaya, Nagisa
pun terkejut saat memegang tangan manusia ikan laut bawah.
Mereka berdua pun
berbaring di bawah alga, namun Nagisa merasa curiga, karena alga yang mereka
duduki terus-terusan bergetar.
Lapis pun
memancarkan cahaya dirinya jauh lebih terang, dan kedipan mata dari monster
laut, membuat Nagisa panik, namun Lapis menenangkannya dengan membuat kan
gelombang anti bahaya.
Beberapa hari
kemudian tanpa makanan mereka pun kesulitan untuk bergerak, cahaya yang
dimiliki Lapis mulai meredup secara perlahan.
Tanpa muncullah
cahaya yang menyilaukan lalu berubah wujud menjadi manusia dan bertanya “kenapa
ada manusia di sini”
“memangnya tidak
boleh”
“apa hubunganmu
dengan Mahaguru”
“aku muridnya”
dia pun tersenyum lalu mengantar kami ke pesisir pantai.
Kami pun bertemu
dengan Mahaguru, dengan cerianya Mahaguru mengobrol bersama makhluk itu
pikirku.
Setelah cahaya
tersebut pergi, Mahaguru mengantar kami ke sebuah gubuk dan menyajikan
buah-buahan, dengan lahap Nagisa memakannya.
Mahaguru pun
berbicara berdua dengan Lapis, tanpa sepengetahuanku.
Malam harinya aku
bertanya pada Lapis tentang dirinya yang bisa terpenjara di bangkai kapal
tersebut.
Saat ribuan Roh
Air tercipta kami di minta untuk menjaga dan membantu para dewan, namun banyak
Dewan menganggap kami tidak berguna, kami pun di pindahkan untuk mendiami hal
yang menjadi unsur Arda yaitu Air.
Kami pun tersebar
di segala penjuru Lautan, aku pun di tunjuk menjadi pimpinan Roh Air, namun
Dewan Laut memindahkan posisi seorang manusia ikan untuk menjaga lautan, posisiku
pun tergantikan, namun di cukup di situ, manusia ikan tersebut, pun mencuri
harta berharga Kota Atlantis yang megah dan menawan lalu menggunakannya untuk
mengancam kami, para warga pun banyak yang tidak setuju dan berusaha memberontak,
aku pun di tunjuk sebagai pemimpin pemberontakan, peperangan tersebut berlangsung
selama berabad-abad, hingga membuat Kota Atlantis tenggelam akibat peperangan
tersebut tidak sampai di situ manusia ikan tersebut memakan harta kota tersebut
lalu mencuri simbol kota kami yaitu trisula, kami pun kesulitan untuk bertahan
dan terpaksa untuk tunduk di bawah kekuasaannya, aku pun di penjarakan dengan ikatan
pemakan uns, perlahan energiku berkurang, dan membuatku berubah wujud ke bentuk
asliku, dan terpenjaralah aku hingga sekarang.
“berapa lama kamu
terpenjara”
“3344 tahun,
mungkin” datanglah Mahaguru menyuruh kami untuk tidur terlebih dahulu.
Bersambung
Posting Komentar