Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Kamis, 12 November 2020

[Season 2] Eps 31 : Lapis Lazuli


Dahulu kala, saat penentuan posisi dan tugasnya Tetua Roh hadir dalam pencitraan makhluk para uns, saat roh pertama yaitu tetua roh tercipta, tetua roh pun sangat menghormati para makhluk lainnya, tugas yang di berikan oleh pencipta kepada tetua roh adalah untuk menjaga semua siklus roh yang berangsur, dari ruth – rukh dan rouh, tetua roh pun bertanggung jawab pada tugasnya, seiring berjalannya Waktu, dan semakin banyaknya para uns, tetua roh kesulitan mengelola tugas tersebut, dan meminta roh pilihan untuk menjadi bantuan dalam mengelola roh-roh,

Sebenarnya kisah awalnya sih sangat mirip Roh Angin, namun perjalanan yang di tempuh oleh Roh Air sedikit berbeda, dan inilah kisah sebenarnya.

Petang pun tiba kembalilah Mahaguru ke pulau tersebut, ia pun menarik Lapisan lentur  di langit, sontak pulau tersebut bergetar sesaat.

Dan sampailah pulau tersebut di perbatasan lautan gaib dengan lautan Donya.

Sebenarnya ini sangatlah mustahil, melakukan teleportasi satu pulau dengan mudahnya, walau Mahaguru mempunyai kehebatan yang luar biasa namun itu tetaplah mustahil, tapi bagaimana bisa perpindahan itu bisa di lakukan.

Sebelumnya saat Mahaguru memperingati Raja lautan tentang salah satu muridnya yang  akan membuat masalah di lautan, Mahaguru bekerja sama dengan Raja lautan untuk memperdekat posisi Atlantis dengan pulau tersebut, alasan Raja Lautan mau bekerja sama ialah untuk menangkap si pembuat masalah tersebut, namun mengapa Mahaguru malah membiarkan Nagisa tertangkap, karena itulah rencananya untuk membebaskan sesosok Roh yang terpenjara, harus membuat dirinya berada di penjara yang sama dengan Roh tersebut.

Ombak dahsyat menerpa Nagisa akibat guncangan tersebut, Nagisa pun terlelap dalam Air ia pun berusaha meraih ketepian.

“bagaimana kalau sekarang saja” ucap Mahaguru, menarik Nagisa ke pesisir pantai

“apanya” ujar Nagisa.

“pergi menyelamatkan Roh tersebut”

“aku tidak di beri istirahat”

“makan ini” memberikan sebutir mutiara.

“untuk apa”

“agar bisa bertahan di bawah laut” tiba-tiba Nagisa terjatuh dan tak sadarkan diri, Mahaguru pun melempar Nagisa  ke tengah laut, lalu melakukan tarikan bawah, hingga membuat Nagisa tenggelam ke dasar laut.

Perlahan Nagisa berusaha membuka matanya, ia pun melihat sesosok duyung menyelamatkannya dan mengobatinya, di rumahnya.

Tiba-tiba ada gedoran pintu dari rumah kakek duyung tersebut.

Pasukan manusia ikan tersebut masuk dengan paksa lalu mengambil Nagisa, dan menyerahkan ke Raja Lautan.

“langsung masukan penjara dia!” ujar Raja Lautan,  dengan menyeret paksa Nagisa di lempar di penjara bawah laut, di bawa area sekitar di kelilingi hewan buas seperti hiu dan beruang laut.

Nagisa pun tersadar dan terkejut bahwa dirinya berada dalam penjara.

“kenapa aku harus begini” dengan letih bersandar di jeruji besi berlumut.

“mengapa ada manusia sepertimu di sini” ujar sebuah secercah cahaya yang di terkurung hingga berlapis-lapis.

“siapa, halo, ada yang bicara denganku”

“apakah memang seperti itu ya, makhluk yang paling hina”

“keluar kalau berani, jangan bersembunyi”

“apakah kau memang buta, atau benaran buta” cahaya tersebut pun berkedip-kedip

“kamu yang bicara”

“sadar juga kau”

“makhluk apa kamu”

“jawab dulu pertanyaanku sebelumnya”

“aku juga tidak tahu bagaimana bisa di sini, setahuku aku dilempar ke laut untuk mencari Roh Air.

“aku yang sedang kau cari”

“namamu siapa”

“Lapis.. Lapis Lazuli”

“bagus dong, misiku selesai sekarang”

“untuk apa kau mencariku”

“aku tidak tahu, nanti di pantai aku jelaskan.”

“bagaimana kita luar”

“oh iya, bagaimana ya”

“aku akan diam menunggu, kau cari cara”

2 hari telah berlalu tanpa makanan, Nagisa mulai kesal menunggu.

“sampai kapan kita menunggu”

“aku yang menunggu, kau yang cari cara untuk kabur, apa memang manusia itu bodoh semua ya”

“kenapa tidak bilang” dengan mudahnya Nagisa berjalan melewati jeruji besi berlumut tersebut.

“bagaimana kau bisa”

“aku elemental air”

Saat Nagisa kesulitan untuk menghancurkan penghalang yang di ikatkan ke Lapis, ia pun menghancurkannya dengan mudah, alarm pun berbunyi puluhan pasukan bergerak menuju ke tempat bunyi berasal.

Kamera siput pun terus mengintai mereka “kenapa pun kalian kabur, pasti akan tertemukan kembali olehku” ujar Raja Lautan memandangi monitor.

Datanglah pasukan membawa tombak yang di lumuri racun, lalu menyerang kami, Nagisa pun menggunakan tapakkan untuk menjauhi pasukan tersebut, mereka pun berlari mengitari bangkai kapal tersebut.

Namun regu pasukan berhasil menemukan mereka berdua pun terkepung, saat mereka mengayunkan tombak tersebut Nagisa menunduk dan mendorong manusia ikan tersebut, lalu mengambil tombak tersebut, dan menusuk kan ke petugas tersebut, namun ayunan lain datang dari belakang, Lapis pun berubah wujud menjadi manusia lalu membentuk gelembung untuk melindungi Nagisa, ia pun maju dengan mengubah arus air menjadi sayapnya, lalu memisahkan bulu sayap airnya dan menyerangnya, mereka berdua pun saling menahan satu sama lain.

“bagaimana kalau kita terobos” ujar Lapis

“boleh juga” Lapis pun mengubah wujud sayapnya menjadi cambuk air, lalu menebas lawan yang menghalanginya sembari bergerak maju, Nagisa pun meniru teknik Lapis dan berhasil membuat cambuk, ia pun melipatkan cambuknya menjadi 2 bergerak maju sembari mencambuk kiri kanan dan belakang, untuk pertahanan mereka, sesampai di luar kapal, Raja Lautan telah menunggu mereka.

Lapis pun terjatuh melihat trisula tersebut, ia pun seakan mengingat sesuatu dari trisula tersebut.

Nagisa pun membuat badai laut dan membawa Lapis melompat ke dalam badai tersebut, pelarian tersebut berhasil di lakukan, namun Raja Lautan pasti akan menemukan mereka, saat badai tersebut reda.

Setelah berjarak cukup jauh badai tersebut pun menghilang Nagisa pun berenang ke dalam laut untuk menghindari penelusuran Raja Lautan.

Hingga kedalaman yang mustahil bagi manusia, Nagisa pun membaringkan Lapis di bawah tumpukkan alga.

 Sembari mengitari sekitar dengan kegelapan yang curam membuat penglihatan Nagisa terganggu, ia pun melihat kilauan cahaya, saat ia menangkap cahaya tersebut, Nagisa terkejut dan melempar ikan tersebut.

Lapis pun terbangun dan kesulitan untuk melihat, ia pun membuat tubuhnya bercahaya, Nagisa pun terkejut saat memegang tangan manusia ikan laut bawah.

Mereka berdua pun berbaring di bawah alga, namun Nagisa merasa curiga, karena alga yang mereka duduki terus-terusan bergetar.

Lapis pun memancarkan cahaya dirinya jauh lebih terang, dan kedipan mata dari monster laut, membuat Nagisa panik, namun Lapis menenangkannya dengan membuat kan gelombang anti bahaya.

Beberapa hari kemudian tanpa makanan mereka pun kesulitan untuk bergerak, cahaya yang dimiliki Lapis mulai meredup secara perlahan.

Tanpa muncullah cahaya yang menyilaukan lalu berubah wujud menjadi manusia dan bertanya “kenapa ada manusia di sini”

“memangnya tidak boleh”

“apa hubunganmu dengan Mahaguru”

“aku muridnya” dia pun tersenyum lalu mengantar kami ke pesisir pantai.

Kami pun bertemu dengan Mahaguru, dengan cerianya Mahaguru mengobrol bersama makhluk itu pikirku.

Setelah cahaya tersebut pergi, Mahaguru mengantar kami ke sebuah gubuk dan menyajikan buah-buahan, dengan lahap Nagisa memakannya.

Mahaguru pun berbicara berdua dengan Lapis, tanpa sepengetahuanku.

Malam harinya aku bertanya pada Lapis tentang dirinya yang bisa terpenjara di bangkai kapal tersebut.

Saat ribuan Roh Air tercipta kami di minta untuk menjaga dan membantu para dewan, namun banyak Dewan menganggap kami tidak berguna, kami pun di pindahkan untuk mendiami hal yang menjadi unsur Arda yaitu Air.

Kami pun tersebar di segala penjuru Lautan, aku pun di tunjuk menjadi pimpinan Roh Air, namun Dewan Laut memindahkan posisi seorang manusia ikan untuk menjaga lautan, posisiku pun tergantikan, namun di cukup di situ, manusia ikan tersebut, pun mencuri harta berharga Kota Atlantis yang megah dan menawan lalu menggunakannya untuk mengancam kami, para warga pun banyak yang tidak setuju dan berusaha memberontak, aku pun di tunjuk sebagai pemimpin pemberontakan, peperangan tersebut berlangsung selama berabad-abad, hingga membuat Kota Atlantis tenggelam akibat peperangan tersebut tidak sampai di situ manusia ikan tersebut memakan harta kota tersebut lalu mencuri simbol kota kami yaitu trisula, kami pun kesulitan untuk bertahan dan terpaksa untuk tunduk di bawah kekuasaannya, aku pun di penjarakan dengan ikatan pemakan uns, perlahan energiku berkurang, dan membuatku berubah wujud ke bentuk asliku, dan terpenjaralah aku hingga sekarang.

“berapa lama kamu terpenjara”

“3344 tahun, mungkin” datanglah Mahaguru menyuruh kami untuk tidur terlebih dahulu.

Bersambung


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search