Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Rabu, 25 November 2020

[Season 2] Eps 37 : Undead

 


Terpenuhi pikiran kecewa melihat adiknya termakan oleh monster bermata lima, Malay pun berteriak terbangun, ia pun berusaha membuka matanya dan melihat keadaan sekitar, dalam benaknya pun terbesit bahwa dirinya telah terbunuh oleh monster tersebut, namun Malay tidak mempercayainya karena ia melihat dirinya masih hidup dan berada di rumah sakit, namun ia menyadari terdapat sesuatu yang aneh kondisi ruang rumah sakit ini sedikit berbeda dengan apa yang ia ketahui.

Lalu muncullah sesosok makhluk berwujud setengah manusia setengah hewan berkata “selamat kamu terpilih menjadi bahan percobaan kami”

Malay pun berusaha melepaskan diri.

“tunggu jangan bergerak, nanti rohmu tidak stabil, tubuhmu juga baru berinteraksi secara perlahan.” Ucap manusia babi tersebut.

“untuk sekarang beristirahatlah, nanti aku jelaskan selebihnya”

Malay pun di bius dengan obat tidur untuk menenangkan dirinya.

Beberapa jam telah berlalu, operasi pun berhasil dilakukan, tubuh Malay pun berhasil di gunakan, Malay pun di biarkan beristirahat untuk menenangkan pikirannya.

Sementara itu Putra yang telah berhasil membunuh monster bermata lima ia di panggil kembali ke Alam Sarpa dan di minta untuk menjadi pengajar untuk calon Undead sekarang.

Mendengar rundingan Putra dengan Skyjin datanglah Netolstill muncul tanpa sebab menghentikan rundingan tersebut.

“apa maksudmu kau mempercayai ini semua ke manusia hina tersebut” ucap Netolstill dengan rasa jengkel.

“aku hanya menjalankan perintah dari yang mulia Prejin, siapa yang mengizinkan gerangan berada di sini” ucap Skyjin merasa kesal dengan kehadiran Netolstill.

Melihat ucapan Netolstill di tolak mentah-mentah, ia pun pergi meninggalkan mereka, namun setelah kepergian Netolstill, datanglah manusia tanpa raut wajah melewati Putra dan Skyjin, pergi masuk menuju istana Jin.

Melihat manusia masuk dengan seenaknya Skyjin pun memerintahkan para pasukan untuk menghentikannya.

Dengan mudahnya manusia tersebut menghindari serangan dari setiap serangan hingga ia berhasil lolos dan menendang gerbang ruang raja.

“siapa kamu!” tanya Prejin melihat seorang manusia memasuki ruang raja dengan mudahnya.

ia pun membuka kerudung wajahnya dan memperlihatkan wajahnya.

“bagaimana sudah mengenalku” ucap manusia tersebut dengan raut wajah mengerikan.

Lalu datanglah Putra bersama Skyjin, dengan rasa kesal Putra langsung menendang manusia tersebut, namun kakinya Putra di hentikan dengan tangannya lalu melempar Putra ke belakang ruangan.

“ada perlu apa kau denganku, Dnah” dengan gelisah Prejin tersenyum.

“aku tidak punya banyak Waktu, kakakku akan segera turun”

“tunggu maksudmu Dkah” tanya Skyjin

“iya, itu saja” Dnah pun pergi, namun Putra sedang menunggunya di luar ruangan tersebut lalu mengikatnya dengan api ungunya.

“perlu kau ketahui, api sangatlah tak terasa panas bagiku” dengan mudahnya melepaskan ikatan api ungu tersebut lalu memukul wajah Putra hingga terlempar menjauh, dengan rasa kesal Putra berusaha mengejarnya

“hentikan, kau tak kan bisa melawannya” ucap Skyjin menarik tangan Putra.

“kenapa kau bilang begitu, bukanya dia juga Undead.”

“apa kau bodoh, kau adalah Undead pertama yang berhasil kami buat, dia manusia biasa, hanya beda cara lahirnya”

“maksudmu apa”

“bagaimana dengan tawaranku sebelumnya”

“asal aku di bayar lebih aku ikut saja” ucap Putra menarik tangannya dari genggaman Skyjin pergi keluar meninggalkan istana.

“bagaimana yang mulia” tanya Skyjin

“kita biarkan dulu, jika Dkah memang benar menjadi ancaman bagi kita, baru kita bergerak” ucap Prejin yang sedang kebingungan.

^```````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````^

Nama : Malay

Umur : 22th

Status : Peserta

Maya : pengendali

^``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````^

“Apa benar kalau aku sudah mati” tanya Malay

“iya, kamu bisa mati lagi kalau kamu gak lulus di ujian Undead nanti” ucap seorang dokter yang sedang memeriksa Malay.

“apa yang harus aku lakukan untuk bertahan” tanya Malay yang masih tidak mempercayai adanya ini semua.

“lewati ujian ini, aku harap kamu bisa lulus, jadi tidak perlu menyia-nyiakan kerja kerasku merawatmu”

“Begitu ya, terima kasih sudah merawatku”

“iya sama-sama, jika sudah merasa kamu bisa temui yang lainnya di ruang tunggu”

Malay pun pergi keluar dan melihat beberapa manusia lain ‘apa mereka juga peserta’ ucap Malay dalam benaknya.

Malay pun menghampiri mereka dan menyapa dengan senyuman.

Namun mereka semua menghiraukan sapaan Malay.

Malay pun duduk di sebuah sofa sembari melihat-lihat sekitar.

“luar biasa ruangan ini” ucap Malay dengan pelan merasa takjub melihat kemegahan ruang tunggu.

“halo, namaku Sania, kamu siapa” datanglah seorang cewek duduk di dekatku dengan tulusnya ia menanyai namaku.

“eeh, aku Malay” ia pun menggenggam tanganku dengan penuh riang.

“mulai sekarang, mari kita berteman kita harus saling membantu untuk hidup”

“iya, kita harus saling menolong sesama manusia”

Tiba-tiba peserta lain melihat kami berdua

“jauh lebih baik jangan sebut nama manusia di sini”

“kenapa”

“kata itu sangat sensitif di sini, ayo ikut aku” ia pun menarik tanganku pergi ke lantai 2 melihat pemandangan cahaya yang sedang menari.

“bagaimana cantik kan”

Itu apa” menjulurkan tangannya ke langit-langit.

“kalau boleh tahu Malay matinya bagaimana, kalau tidak mau cerita juga gak apa-apa kok” ucap Sania

“aku melihat adikku di makan oleh monster bermata lima, melihat itu semua tubuhku bergerak sendiri untuk menyelamatkan adikku, tapi aku terlambat, aku pun di makan olehnya”

“Begitu ya, maaf membuatmu cerita”

“tidak apa-apa kok, itu semua sudah terjadi”

“kematianku terjadi saat aku n ayahku dan ibuku terbunuh karena jin lintah aku berharap kakakku masih selamat”

“jadi keluargamu terbunuh semua”

“setelah aku kehilangan kesadaran, aku masih melihat kakakku, tapi aku tidak tahu dia berhasil melarikan diri atau tidak, alasan aku berjuang di sini karena berharap bisa bertemu dengan kakakku semisal dia hidup ataupun mati.”

“bukanya peserta di pilih secara acak”

“ya begitulah, aku hanya bisa berharap”

“aku akan membantumu jika kita berhasil menyelesaikan ujian Undead ini, kita akan pergi ke dunia manusia untuk mencari kakakmu”

“terima kasih, maaf aku tidak bisa membantu mencari adikmu, apa mungkin dia juga menjadi Undead”

“aku rasa tidak, di lihat dari tubuhnya yang telah terpotong-potong gara-gara monster itu, mana mungkin pihak sini melakukan hal yang merepotkan seperti itu”

“maaf ya tidak bisa membantu”

“tak apa, asal aku bisa bertemu dengan orang tuaku nantinya, itu sudah lebih cukup” ucap Malay dengan senyuman.

Dokter jin pun menghampiri kami dan meminta kami untuk beristirahat dan bersiap di ujian besok.

“Putra! Hei dari mana” tanya Surya.

“beli jajan, kenapa kamu di sini”

“aku di tugaskan untuk menjadi pengajar, apa kamu juga”

“iya begitulah”

“sekarang kamu mau ke mana”

“pulang mau tidur, besok harus bangun pagi soalnya”

Keesokan harinya para pengajar telah berkumpul di depan Prejin, lalu melakukan penghormatan, usai itu Skyjin memberi kami sebuah berkas mengenai calon peserta Undead beserta Maya.

“ini, pegangkan, aku mau beli es krim”

“tidak kamu baca”

“tidak perlu”

“nanti jam 69,00 kalian harus segera temui kelas kalian paham” ucap Skyjin

Putra pun pergi meninggalkan acara tersebut untuk mencari es krim

“hei Putra dengar tidak”

“iya.. ya..”

Putra pun terlambat menuju ruang tunggu untuk menjemput muridnya, karena kelamaan mengantre saat membeli es krim

“mana ya ruangannya” setelah melirik setiap ruang tunggu akhirnya ia menemukan.

Karena lelah menunggu para murid merasa kesal dan membuat jebakan untuk menjebak guru mereka.

Lalu muncullah Putra yang sedang membuka pintu, saat pintu terbuka muncullah 3 kursi melayang menuju Putra, melihat salah satu muridnya tertawa Putra pun menghindarinya lalu melemparnya ke murid tersebut.

Murid tersebut pun marah dan berusaha memukul Putra, melihat tingkahnya es krim Putra pun terjatuh, Putra pun marah lalu mencekik murid tersebut sembari memegang bara api ungunya “jika kau suka mencari masalah, akan kudatangkan masalah kepadamu”

Para murid pun terdiam, melihat reaksi Putra yang begitu marah, Malay pun berusaha mengingat wajah Putra karena ia merasa tak asing melihatnya.

Dengan penuh tangis Sania memeluk Putra, Putra pun tidak mengingatnya lalu membuat melempar Sania ke depan.

“kenapa kamu begitu kejam pada dia,  aku pikir kamu orang baik, karena pernah menyelamatkan aku”

“apa maksudmu, berhentilah mengoceh yang tidak jelas, cepat ikuti aku”

Dengan rasa takut mereka pun mengikuti Putra pergi ke lapangan depan.

Bersambung....

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search