“kita
harus bergerak cepat, kalian dengar!!” ujar Nagisa,
“baik”
ujar petugas di tengah kericuhan yang terjadi
Arif bersama
temannya pergi mengunjungi Nagisa, lalu menanyainya tentang keributan yang
terjadi di perusahaannya. namun Nagisa tidak ingin menanggapi masalah tersebut,
Arif pun beranggapan
bahwa Nagisa menyembunyikan sesuatu, para temannya pun mendengar gosip dari
para penjaga, lalu memberitahu Arif, kami pun berdiskusi dengan Arif “bagaimana
cara membantu Nagisa ?” sejenak mereka juga kebingungan, karena masalah yang ia
dengar dari penjag, Kafi pun mempunyai sebuah ide, ia pun mengutarakan ide
namun muncullah Nagisa, yang mengajak kami untuk latihan.
Untuk
menghiburnya kami pun mengikuti perintahnya, kami pun latihan dan seperti
biasa, Arif hanya melihat dari kejauhan, tiba-tiba mendapat panggilan dari
penjaga, Arif pun mengikutinya dan mendengarkan pembicaraannya dari jauh, tapi Nagisa
menyadari lalu memergoki Arif, ia pun dengan sikap tegas mengatakan kepada Nagisa
“terima kasih telah menjadi guruku, dan ini aku kembalikan” ucap arif mengalihkan
pembicaraan sembari melepas jam tangannya yang merupakan asal muasal kekuatannya
untuk di serahkan kepada Nagisa lalu pergi kembali ke temannya.
“ayo
cepat culik dia”
“iya-iya
ini aku pergi” muncullah lingkaran aneh dari langit mendung bersamaan dengan makhluk
aneh sedang terbang dengan cepat mengarah ke Arif lalu menculiknya membawanya kembali ke lubang lingkaran tersebut..
Kahfi yang
sedang mengambil sesuatu melihat Arif terculik dari kejauhan
“hei!,
mau dibawa ke mana Arif itu” teriaknya
Temannya yang
mendengar teriakan Kahfi langsung mendatanginya berlari mengejarnya, Silver pun
menggunakan kekuatan esnya untuk terbang namun ia terlambat lubang tersebut
telah tertutup.
“Sungguh
naif kalian” dengan senyuman, si penculik pergi, membawa Arif,
Kahfi
dengan temannya merasa menyesal karena gagal menolongnya.
Faid pun segera
pergi melapor kepada Nagisa, mereka pun menyusul ke Nagisa kami pun menjelaskan
kepada Nagisa mengenai Arif yang di culik, Nagisa pun langsung memerintahkan
para petugas untuk mencari Arif, Kahfi dan temanya pun juga ingin ikut mencari Arif,
namun Nagisa menghentikan kami, karena ia pikir kami nanti juga di culik, kami
pun diminta diam bersamanya, rasa cemas dan kawatir terus menghantui kami, tapi
Kahfi menyemangati kami
“Arif kan kuat, dia jauh lebih hebat dari pada
kita, ia pasti mampu bertahan.”
“ia
betul, dia saja bisa memotong pohon dengan cepat, dia pasti bisa kembali dengan
selamat”
Para
penjaga dari segara penjuru, melapor kepada Nagisa, bahwa Arif masih belum di
temukan, Nagisa pun turun tangan mencarinya sendiri, seharian Nagisa pergi
mengitari dunia, namun tidak di temukan.
keesokan
harinya Nagisa kembali ke rumah dan menjelaskan bahwa Arif tidak di temukan
“mungkin
dia”
“dia
pasti kembali, aku saudaranya, aku tahu dia kuat” ujar Kahfi,
Nagisa
meminta seluruh negara membantu mencarinya, namun tetap tidak ditemukan, Nagisa
pun mulai putus asa,
“payah
kalian semua!!, Cuma cari satu anak saja, apa sulitnya” dengan marah-marah ke sana
kemari karena khawatir kami pun memutuskan untuk turun mencari Arif walaupun di
larang oleh Nagisa, 2 hari berlalu pencarian terus berlangsung.
“aku rasa
kita hanya bisa menunggu” ujar Sasa
“maksudmu
apa ?” ujar Kahfi
“asal
kita percaya dia pasti kembali, karena ia bukan di culik manusia, melainkan
mahluk lain, betul bukan” ujar Sasa
“aku rasa
benar apa yang di katakan oleh Sasa” ujar Silver
Nagisa
kembali dengan marah-marah “kalian dari mana saja !” ujar Nagisa dengan
membentak kami,
“kami
juga mencari Arif” ujar Faid.
Kahfi merasa kesal dengan sikap Nagisa yang terlalu
mengekang kami ia pun mendiskusikan untuk pergi dari rumah Nagisa, mereka pun
pergi menemui Nagisa, dan mengembalikan jam tangan yang menjadi kekuatan
mereka..
“kami
kembalikan jam ini, terima kasih” mereka pun pergi meninggal Nagisa, Nagisa pun
mengejar mereka “apa kalian siap jika kalian terjadi apa-apa ?” dengan rasa
kesal Kahfi menjawab “ini pilihan kami, lagi pula Arif juga melakukan ini, dan
jangan pernah meremehkannya, dia jauh lebih hebat dari pada kami.”
Nagisa
pun menyesal karena kurang perhatian terhadap mereka. Hujan yang deras pun
perlahan berhenti.
(altarisk)
“bagaimana
apa siap kau menerima perubahan yang akan mendatang” ujar sang takdir, ... tersenyum sembari melihat Nagisa,
“ini
semua mungkin telah tertulis dalam suratanmu, tapi ... ini ... akan berubah”
tibalah sang penentu dengan wujud manusia membawa 3 bola berwarna dan meminta
sang takdir dan ... untuk memilih salah satu dari ke tiga bola di antaranya
bola biru, hijau, dan merah, sang takdir mulai terlihat di tengah kegelapan
sinar tersebut berubah wujud menjadi manusia “aku pilih ini” ... juga melakukan
hal yang sama, sinar terang mulai berubah wujud menjadi manusia “aku jauh lebih
memilih warna hijau” tersisa warna merah, sang penentu pun melempar dan bola
tersebut pecah dan menunjukkan hal mengerikan yang akan terjadi kepada alam
fana, sang penentu pun meminta sang takdir untuk memecahkan bola berwarna biru
yang di pilih oleh nya, dan cahaya terang keluar dari pecahan tersebut
menunjukkan terlahirnya titisan dari surga, sang penentu meminta vilan untuk
memecahkan bola hijau yang di pilih olehnya, dan munculah suratan yang akan
memperbaiki sekaligus menghancur donya “ini semua garis awal dari siklus baru”
sang penentu pergi meninggalkan vilan dan sang takdir.
(alam
perhitungan)
2 cahaya
mengitari kegelapan menuju gerbang yang menjulang, saat 2 cahaya memasuki,
mereka di hentikan penjaga, si penjaga tersebut meminta 2 cahaya untuk kembali,
namun 2 cahaya tersebut enggan kembali dan memaksa kepada penjaga dengan alasan
sesama makhluk harus saling membantu, penjaga tersebut murka, lalu penjaga
tersebut yang mulanya berwarna putih berubah menjadi merah, cahaya merah dari
penjaga membesar, dan berubah wujud menjadi iblis “sekali lagi kuperingatkan
pergilah, sebelum kalian celaka” salah satu cahaya meredup, namun salah satu
cahaya menerobos dan masuk.
Cahaya
yang satu di tangkap oleh penjaga, si cahaya yang berada luar berubah wujud
menjadi manusia dan memperkenalkan diri bahwa dirinya adalah malaikat, tapi
penjaga tetap bersikeras meminta malaikat tersebut pergi “bagaimana dengan dia
yang telah masuk” si penjaga melempar malaikat jauh keluar alam, dan berkata
“dia akan menyesal telah menghiraukan peringatanku” si penjaga pun kembali
menjadi cahaya.
Bersambung ...
Posting Komentar