Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Rabu, 16 September 2020

Eps 06 : Menutup



Karena penyesalan, Nagisa pun memutuskan untuk menemui tim SOS dan meminta maaf akan sikapnya, Kahfi pun bersama temanya memaafkan perbuatan Nagisa, tetapi Nagisa tetap bersikeras menegaskan bahwa Arif dalam bahaya, mendegar ucapan Nagisa Kahfi pun mengutarakan rahasia yang sebenarnya yang telah di sembunyikan oleh Arif, “sebenarnya Arif itu telah menguasai elemen anginnya termasuk elemen kami, ia juga berhasil melebihi kekuatan kami, tapi dia tidak ingin orang lain mengetahuinya karena itulah  dia selalu diam.” mendengar perkataan Kahfi, Nagisa segera mengecek catatan misi dari tim SOS, ia pun menyadari mengingat setiap ada misi tim Arif selalu tenang, dan membiarkan temanya bertindak, Nagisa pun mengutarakan fakta sebenarnya tentang posisi Arif.

“jika dia sudah bisa di katakan kuat oleh kalian, tidak ada alasan lain untuk ku menyembunyikan ini dari kalian.” Nagisa pun memberikan sebuah album foto kepada mereka.

“dia adalah kakakku, dia memegang posisi sebagai devil ke 6, dan arif yang menjadi penerusnya sebagai devil ke 7” ucap nagisa.

“jadi karena itulah dirimu khawatir” ucap faid

“sekarang sudah jelas alasan mereka menculik arif” ucap sasa

Mendengar posisi arif kahfi merasa bersalah, Nagisa pun menghampirinya dengan berkata  “tidak ada yang tahu mengenai posisinya, mungkin”

“jika begitu arif pasti bisa bertahan, dia kan devil ke 7” ucap silver berusaha menyemangati kawannya.

( Lain sisi )

“lapor boss” ucap si penculik.

“mengapa kalian biarkan dia kabur!” ucap salah satu iblis di bawah kegelapan.

( Lain sisi )

Dengan rasa pusing arif mencoba membuka matanya, ia pun merasa asing saat melihat kondisi tempat ia berdiri.

 “hebat ya, kamu berhasil selamat dari mereka” suara tak di kenal pun berseru di telinga arif.

“aku akan membantumu, selebihnya tergantung kamu” tiba-tiba muncullah secercah cahaya menderang dengan cepat, hingga membuat membutakan mata arif untuk sesaat, arif pun terjatuh terjun ke tempat yang di penuhi kegelapan.

Semakin dalam semakin gelap, hingga gelisah yang hanya terpikirkan oleh arif, segala pancaran aura dingin terus mengarah kepada Arif, karena itulah tubuh arif kaku tak berdaya, merasa kan udara dingin menyelimuti tubuhnya ia pun merasa  kesepian karena ia sudah terjatuh ke bawah ke dalam lubang yang tak berujung.

dengan waktu yang lama, karena terpaku oleh dingin membuat arif kesulitan bernafas dan bergerak, saat ia menggerakkan kelopak matanya ia melihat cahaya yang menandakan dasar lubang, Arif pun terjatuh ke permukaan tanah, yang lembut, perlahan tubuhnya mulai bisa di gerakan mentari yang menyinari tubuhnya membuatnya bisa bergerak ia pun melihat suasana asri yang membentang luas.

Arif pun berjalan menuruni perbukitan, melewati hutan, hingga melihat pedesaan

Dengan rasa senang, ia pun bergegas menghampiri desa tersebut.

Sesampai di sana ia melihat hal aneh yang di lakukan oleh setiap warga desa.

Arif pun menghiraukan tindakan warga tersebut, tapi salah satu dari warga tersebut menghampiri arif, dengan rasa takut arif pergi meninggalkan desa tersebut.

( Lain sisi )

“apa yang harus kita lakukan sekarang” ucap faid

“pasrah saja, lagi pula kita sudah tahu dia siapa, bukan” ucap nagisa.

“mengapa sifatmu berubah drastis” ucap kahfi.

“tadi kamu khawatir, sekarang...” ucap sasa

“arif pernah bilang, tidak ada yang mustahil di dunia ini, karena semua yang mustahil akan menjadi mungkin.. untuk itu kita serahkan saja pada arif, kita pun bertindak tidak ada gunanya, dia tidak ada dimanapun, percuma kita mencari” ucap nagisa yang menekan mereka.

Nagisa pun pergi meninggalkan mereka kembali ke ruangannya.

“aku harap dia menemukan cara kembali” gumam nagisa.

“mendengar ucapanmu, berarti dia baik-baik saja” suara tak di kenal berlinang di ruangan tersebut.

“iya, dia baik-baik saja, aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi dia baik-baik saja”

( Lain sisi )

“cepat cari anak itu” ucap si iblis tak di kenal di bawah kegelapan.

“baik boss” ucap si penculik.

Melihat tindakan mencurigakan di arus waktu, sang waktu selaku pemilik waktu mewujudkan diri dan berkata

“mengapa kalian seenaknya menggunakan tempatku, tak akan kubiarkan kalian mengganggu rencananya”

Si penculik pun kabur menghilang entah kemana.

“aku harap ini sesuai perjanjian” ucap sang waktu.

( Lain sisi )

Arif pun pergi meninggalkan desa aneh tersebut yang di mana warganya memakan bangkai manusia dan menuju ke tepi sungai, saat arif merasakan ada kehadiran lain ia pun berpura-pura tidak menyadarinya dan meminum air tersebut,

Usai minum arif melihat pantulan seseorang dari air sungai  tersebut arif pun memasukkan wajah nya kedalam sungai untuk membasuhnya, ia pun mendekati pohon tersebut untuk melepas bajunya dan mandi di dalam sungai tersebut.

Usai mandi ia pun meminum air sungai tersebut dengan mencelupkan tangannya sembari memegang air tersebut lalu menariknya dan melemparnya ke atas pohon. Dengan cepat seseorang tersebut melompat dan menghindarinya.

Ia pun bertepuk tangan, berjalan menghampiri arif sembari berkata

“sungguh hebat akan kemampuanmu, namaku S3” dengan tersenyum menyapa arif.

mendengar nama S3 Arif langsung melompat ke tepi sungai dan membuat blokade air, dan bertanya

“kamu star ke 3 ?” S3 pun menghilang lalu secara tidak sadar berada di belakang Arif “kamu tahu dari mana” Arif terkejut, karena tidak bisa membaca gerakannya, juga merasakan keberadaanya.

Arif pun menggunakan elemen airnya lalu menghantamkan blokade air mengarah ke  S3 tapi dengan mudahnya S3 menangkis serangan arif.

Arif pun meminta maaf karena dia hanya ingin memastikan bahwa dia adalah S3.

“kenapa sekarang kamu percaya bahwa aku S3”

“karena sesuai yang tertulis”

S3 pun memaafkan nya dan mengajak arif ke gubuknya sesampai disana terdapat banyak korban, dan mayat, arif pun terkejut melihat banyaknya mayat berserakan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

{ S3 [ Umur : 18 th ] [ Tinggi : 90 cm ] [ Berat : 14,1 kg ] }

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Arif pun bertanya “apa telah terjadi perang” S3 pun menjelaskan bahwa ada perang tak kasat mata, mendengar ucapan S3 arif pun mengingat sebuah sejarah yang pernah ia pelajari sewaktu di academi.

S3 pun meminta Arif untuk beristirahat, “jika mau, besok bisa ikut  perang”

Arif pun mengiyakan permintaan S3 karena penasaran dengan lawan yang di sebut tak kasat mata.

 Keesokan harinya, Arif terbangun di pagi hari menatap mentari terbit, S3 pun menghampirinya dan berkata

“perang ini tidak akan usai, masih mau ikut perang ini" Arif pun menyetujuinya, namun di dalam perasaan S3, ia tidak ingin Arif mengikuti perang karena ia menyadari bahwa Arif bukan berasal dari eranya.

Mereka berdua pun menuju ke tempat perang berada sesampai disana.

S3 meminta Arif menunggu di sini, S3 pun pergi ke garis depan menemui jendral “jendral aku titipkan perang ini kepadamu, ada hal penting yang harus aku lakukan” sang jendral pun menjawab dengan gagah “baik, yang mulia”  sekejap kuda meluncur dengan cepat sembari menebas prajurit lawan

“maaf lama menunggu, mari naik sini” tangan arif pun di tarik paksa untuk menaiki kuda bersama dengan yang  mulia dan pergi mundur menuju dalam hutan.

“kemana kita pergi, bagaimana dengan perangnya” S3 pun tidak mempedulikan perkataannya Arif tetap fokus menuju dalam hutan.

Sesampai di pesisir sungai, mereka berhenti, lalu segera turun dari kuda tersebut. S3 pun melepaskan kuda, untuk meminum air di sungai tersebut.

“kenapa kita pergi ke sini , perangnya gimana ?” sambil membersihkan pedangnya dengan air, S3 pun berdiri dan menebas air tak disangka tebasan nya membentuk seekor naga berwujud air menyembur, Arif pun terkagum melihat keindahan pelangi akibat luapan air “ada hal yang penting dari pada perang ini” Arif pun kebingungan “ha, maksudnya” tanya arif.

 ia pun menodongkan pedangnya ke hadapan Arif

“kamu, hal penting itu” dengan cepat S3 menebaskan pedangnya, tapi Arif tersandung batu, dan berhasil menghindari tebasannya, Arif pun segera lari  melarikan diri dari S3.

 

S3 pun mengejar dengan cepat sembari memotong pepohonan yang menghadang, dengan cemas Arif berlari “kenapa dia, bukanya dia salah satu dari Nagisa” gumam arif, dalam pikirannya  terpenuhi dengan pertanyaan dengan terengah-engah ia berlari menjauh dari S3 namun ia terhenti saat melihat  jurang.

 

S3 pun tidak terlihat, tapi tak di sangka ia melompat turun dari pohon dan mengejutkan Arif “mau lari ke mana lagi kamu, pembawa bencana”

Karena tidak ada pilihan Arif pun melompat ke dalam jurang, tapi dengan sigap S3 meluncur ke bawah jurang dengan cepat dan menjadi yang pertama sampai di permukaan, ia pun menegakkan pedang nya mengarah kepada Arif, seakan ia siap menusuk Arif, sesaat Arif yang melihatnya ia memejamkan matanya, dan menghindari dengan lihai bagaikan angin berhembus, S3 pun tersenyum melihat tindakan yang dilakukan Arif.

Ia pun tertawa “akhirnya kamu menggunakan kekuatanmu juga”

Dengan lesuh dan letih Arif berbaring di tumpukan dedaunan kering.

“Istirahatlah sementara, akan kucarikan makanan” S3 pun pergi mencari hewan untuk di buru, Arif pun yang melihat S3 pergi.

Bersambung ...


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search