Saat para
peserta mengambil pergerakan mengitari kota aula-kota mereka mendengar suara
dari langit “waktu kalian mungkin tidak terbatas, tapi kesempatan kalian
terbatas”
Serentak
para peserta terdiam, lalu mereka panik dan mencari cara untuk menyelesaikan ujian
ini, mereka pun menjadi brutal dan saling membunuh.
Cahaya
mentari mulai pudar dengan perlahan malam pun tiba dengan begitu cepat, tapi
tidak menghentikan pembantaian yang berlangsung.
Sedang kan
Putra yang bergerak ke selatan kota merasakan hal buruk
“angin
ini dingin, aku harus segera menyelesaikan ini” ucap Putra menggigil kedinginan.
[Sisi
utara kota]
Terlihat Arif
menyingkirkan tumpukan bongkahan bangunan yang runtuh
“cari
apa, mau di bantu” tanya Kage
“lihat
saja nanti” ucap Arif
Setelah
melempar beberapa puing-puing yang tidak berguna, akhirnya Arif menemukan besi
berkarat.
Kage pun
tidak memahami apa yang di rencanakan Arif ia pun menanyai fungsi besi berkarat
itu “untuk apa itu”
“untuk di
lempar lah!” ucap Arif dengan lantnag
Arif pun melempar
besi berkarat tersebut ke langit-langit.
langit-langit
pun berkedip berganti siang dan malam.
“wuh,
bisa begitu” takjub Kage melihat kejadian tersebut
“ayo kita
pergi ke selatan” ucap Arif sembari tersenyum
Mereka
berdua pun berjalan mengarah ke selatan.
“eh
tunggu, itu bukan arah selatan” ucap Kage
“langit menunjuk
jalan ini, selatan atau tidak, pokoknya ke sini” ucap Arif
‘padahal
itu barat’ gumam Kage
Kage pun berlari
menyusul Arif “ada apa di selatan” tanya Kage
“jin
terakhir ada disana” ucap Arif
“jadi
bagaimana cara membagi jinnya, bukanya Jin nya tinggal satu.”
“siapa
suruh kita harus membunuh jin untuk lolos”
“apakah
ada cara lain”
“ikuti
saja, jika kau ingin lolos”
[Lain
Sisi]
“Apa yang
dilakukan dia” ucap Skyjin kebingungan melihat tindakan Arif dari monitor
“dia
lumayan cerdik sebagai manusia”
“maksudmu
apa” tanya Skyjin
“saat dia
melempar besi berkarat ke langit, menimbulkan sistem pencahayaan terganggu
sesaat, dan ia membaca keberadaan jin tersebut, mari kita lihat bagaimana cara
ia lolos”
[Lain
Sisi]
“hei,
hei~~ kapan jin itu muncul, aku ingin cepat mati, yu!”
“ini
masih di cari” ucap Ayu
[Lain Sisi]
Putra pun
sampai di selatan, namun jin terakhir masih belum muncul, Silivan dan Ayu pun juga
sampai di selatan, mereka berdua juga sedang mencari keberadaan jin tersebut.
Arif yang
berlari bersama Kage menuju arah barat, telah tiba di selatan kota.
“tunggu,
bagaimana bisa dia berada selatan” ucap Skyjin berdiri mengetuk kaca monitor.
“sepertinya
dia memanfaatkan putaran rotasi yang rusak karena sistem pencahayaannya
terganggu”
“tapi
bagaimana ia mengetahui cara kerja kota ini” ucap Skyjin
“mungkin
kedepannya kita akan mengetahui”
[Lain Sisi]
Arif
telah sampai di selatan sebelum Putra dan Silivan sampai, Arif pun membuat
pancingan di mana jin terakhir akan muncul disini.
Putra
yang telah tiba di selatan dan mencari namun menemukan ia pun mendengar kabar kemunculan jin tersebut dan
segera mengarah ke arah di mana Arif berada, Silivan dan Ayu pun juga mengarah
ke Arif berada.
Saat
semua peserta berkumpul, Kage kembali ke Arif
“sudah ku
lakukan, sekarang apa” ucap Kage
“kita,
tunggu aja” dengan merasa percaya diri, Arif menunggu jin terakhir menampakkan
diri.
Dari arah
utara jin ular dengan cepat melahap apa yang menghadangnya, menuju arah
selatan, sesampai di selatan, para peserta bergegas membunuh jin tersebut,
namun kecepatan jin tersebut melebihi perkiraan para peserta, jumlah peserta
berkurang drastis, Putra yang melihat tindakan jin tersebut mengambil langkah
dan berlari mengejar jin tersebut, sembari melempar api ungu mengarah ke
padanya.
Jin
tersebut tetap menghiraukan serangan dari para peserta, dan tetap melahap para
peserta.
[Lain
Sisi]
“kita
tidak membantu” ujar Kage, dengan kagum melihat
hal luar biasa
“tidak
perlu, kita cukup lihat” ujar Arif dengan senyuman
Kage yang
merasa bimbang, menuju ke arah jin tersebut untuk membantu
“disuruh
diam aja, kok sulit” ujar Arif berbicara sendiri
Jin
tersebut pun semakin mendekati ke tempat Silivan yang sedang berdiri tegap
menunggu jin tersebut
“cepat
sini, makan aku” ucap Silivan
Saat jin
ular tersebut ingin melahap Silivan, Ayu dengan sigap melempar Silivan dan
mencakar jin ular tersebut, tapi ular tersebut melilit Ayu dan memakannya.
Silivan
yang melihat kejadian tersebut tercengang
“jangan
sampai kamu mati sili” ujar Ayu di detik kematiannya.
Silivan
tidak bisa berkata-kata dan menangis secara tidak sadar, matanya mengeluarkan
air mata, sesaat ia menyesali, ia kehilangan seorang yang berharga dan
mengingat kebersamaan semasa hidupnya.
Ayu yang
selalu melindungi Silivan di mana Silivan selalu berbuat ceroboh, Ayu yang
selalu membantu Silivan dalam kesehariannya, dan merawatnya.
Dan
tiba-tiba kepala Silivan tersakiti, Putra yang melihat Silivan akan di lahap
oleh jin ular, dengan cepat mengarah ke Silivan
“cepat,
pergi dari sini!” dengan tindakannya nya Putra membuat bola api rakSasa dan
menyerang jin ular tersebut, raut wajah tua dari jin ular tersebut membuat Putra
jengkel dan melemparnya namun tak disangka jin ular tersebut menangkisnya, Kage
dengan sigap membawa Silivan yang muncul dari bayangan jin ular tersebut
“kita
berpencar, pancing dia menjauh” ucap Kage
Putra pun
mencaring jin ular dengan menembakinya.
Dan Kage
berhasil kabur pergi membawa Silivan.
Dalam
benaknya Silivan ia mengingat kejadian yang membuatnya mati, orang tuanya
berusaha membunuhnya namun Silivan pergi melarikan diri, saat orang tua
mengejarnya, ia bertemu dengan Ayu, dan pergi ke rumahnya Ayu, namun sesampai
disana orang tuanya Silivan sedang menunggu, saat mereka berdua berusaha untuk
melarikan Ayu terjatuh, dan Ayu di bunuh oleh ayahnya Silivan, Silivan yang
syok melihat sahabatnya dibunuh, ibunya menangkap Silivan dan membunuhnya, Silivan
terjatuh, dan meninggalkan mayat mereka berdua tergeletak.
Arif yang
melihat Silivan menangis dan terdiam, menghampiri dan berkata “hal yang telah
menimpamu telah berlalu dan sudah terjadi, kau tidak bisa mengubahnya, namun
kau masih bisa memperbaikinya”
Mendengar
ucapanya, Silivan dengan marah dan dendam berdiri dan berlari menuju jin
tersebut
“Kage!
Mundur, jika kau ingin selamat” teriak Arif
Kage yang
mendengar teriakan Arif, segera mundur dan mengajak Putra mundur “tunggu,
kenapa” ucap Putra di tarik lengannya oleh Kage
“ikut
saja, dia tahu apa yang terjadi” ucap Kage sembari menarik.
Kage, Arif,
dan Putra melihat Silivan membabi buta menyerang jin ular tersebut dan mengikat
pergerakan jin tersebut, para peserta yang tersisa melihat jin tersebut.
Menatap tajam
mengarah ke jin tersebut berkeinginan untuk membunuhnya, namun mereka menginjak
benda hijau dan merasa panas secara perlahan, lalu muncullah uap dari tanah
menutupi jin tersebut beserta peserta yang menginjak benda hijau tersebut.
“apa yang
terjadi” ujar Kage dengan kagum sekaligus panik
“benda
hijau yang berada di bawah mereka, akan membunuh mereka” ucap Arif
Perlahan
asap menghilang dan jin tersebut telah tiada beserta peserta tersebut.
“mangsa
ku menghilang”
Suara
keras terdengar dari langit “Silivan telah
di nyatakan telah berhasil lolos menyelesaikan tahap pertama”
Silivan
pun di jemput dan di bawa di ruang tamu.
Skyjin
menghampiri 3 peserta tersisa dan berkata
“jadi
bagaimana masih ingin lanjut atau tidak” ujar Skyjin
“tapi
jinnya telah habis” ujar Kage
“itu
masalah kalian, jadi apa jawaban kalian” tanya Skyjin
[Lain Sisi]
Surya
yang melihat Putra gagal merasa bingung dan khawatir
Seorang
gadis yang asik mengemil makanan berkata
“lumayan
itu cewek, hampir melibas semua peserta”
[Lain Sisi]
“jadi
bagaimana masih ingin lanjut atau tidak” ujar Skyjin
“kami
lanjut!” ujar Arif dengan percaya diri.
Skyjin
pergi meninggalkan mereka bertiga “semoga berhasil”
“kita bagaimana” ujar Kage
Putra
pergi meninggalkan Arif dan Kage
“pergi
kemana kau” ucap Arif
“mencari
cara untuk lolos” ucap Putra dengan kesal
“jika kau
masih mencarinya, kau tidak akan lolos, ikuti saja aku” ucap Arif
Mereka
bertiga pergi ke runtuhan kota
“apa
rencanamu” ujar Putra
“menantang
mereka yang berada di balik layar”
Bersambung...
Posting Komentar