Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Senin, 05 Oktober 2020

Eps 09 : Sebuah Arti

 

Saat para peserta mengambil pergerakan mengitari kota aula-kota mereka mendengar suara dari langit “waktu kalian mungkin tidak terbatas, tapi kesempatan kalian terbatas”

Serentak para peserta terdiam, lalu mereka panik dan mencari cara untuk menyelesaikan ujian ini, mereka pun menjadi brutal dan saling membunuh.

Cahaya mentari mulai pudar dengan perlahan malam pun tiba dengan begitu cepat, tapi tidak menghentikan pembantaian yang berlangsung.

Sedang kan Putra yang bergerak ke selatan kota merasakan hal buruk

“angin ini dingin, aku harus segera menyelesaikan ini” ucap Putra menggigil kedinginan.

[Sisi utara kota]

Terlihat Arif menyingkirkan tumpukan bongkahan bangunan yang runtuh

“cari apa, mau di bantu” tanya Kage

“lihat saja nanti” ucap Arif

Setelah melempar beberapa puing-puing yang tidak berguna, akhirnya Arif menemukan besi berkarat.

Kage pun tidak memahami apa yang di rencanakan Arif ia pun menanyai fungsi besi berkarat itu “untuk apa itu”

“untuk di lempar lah!” ucap Arif dengan lantnag

Arif pun melempar besi berkarat tersebut ke langit-langit.

langit-langit pun berkedip berganti siang dan malam.

“wuh, bisa begitu” takjub Kage melihat kejadian tersebut

“ayo kita pergi ke selatan” ucap Arif sembari tersenyum

Mereka berdua pun berjalan mengarah ke selatan.

“eh tunggu, itu bukan arah selatan” ucap Kage

“langit menunjuk jalan ini, selatan atau tidak, pokoknya ke sini” ucap Arif

‘padahal itu barat’ gumam Kage

Kage pun berlari menyusul Arif “ada apa di selatan” tanya Kage

“jin terakhir ada disana” ucap Arif

“jadi bagaimana cara membagi jinnya, bukanya Jin nya tinggal satu.”

“siapa suruh kita harus membunuh jin untuk lolos”

“apakah ada cara lain”

“ikuti saja, jika kau ingin lolos”

[Lain Sisi]

“Apa yang dilakukan dia” ucap Skyjin kebingungan melihat tindakan Arif dari monitor

“dia lumayan cerdik sebagai manusia”

“maksudmu apa” tanya Skyjin

“saat dia melempar besi berkarat ke langit, menimbulkan sistem pencahayaan terganggu sesaat, dan ia membaca keberadaan jin tersebut, mari kita lihat bagaimana cara ia lolos”

[Lain Sisi]

“hei, hei~~ kapan jin itu muncul, aku ingin cepat mati, yu!”

“ini masih di cari” ucap Ayu

 [Lain Sisi]

Putra pun sampai di selatan, namun jin terakhir masih belum muncul, Silivan dan Ayu pun juga sampai di selatan, mereka berdua juga sedang mencari keberadaan jin tersebut.

Arif yang berlari bersama Kage menuju arah barat, telah tiba di selatan kota.

“tunggu, bagaimana bisa dia berada selatan” ucap Skyjin berdiri mengetuk kaca monitor.

“sepertinya dia memanfaatkan putaran rotasi yang rusak karena sistem pencahayaannya terganggu”

“tapi bagaimana ia mengetahui cara kerja kota ini” ucap Skyjin

“mungkin kedepannya kita akan mengetahui”

 [Lain Sisi]

Arif telah sampai di selatan sebelum Putra dan Silivan sampai, Arif pun membuat pancingan di mana jin terakhir akan muncul disini.

Putra yang telah tiba di selatan dan mencari namun menemukan ia pun  mendengar kabar kemunculan jin tersebut dan segera mengarah ke arah di mana Arif berada, Silivan dan Ayu pun juga mengarah ke Arif berada.

Saat semua peserta berkumpul, Kage kembali ke Arif

“sudah ku lakukan, sekarang apa” ucap Kage

“kita, tunggu aja” dengan merasa percaya diri, Arif menunggu jin terakhir menampakkan diri.

Dari arah utara jin ular dengan cepat melahap apa yang menghadangnya, menuju arah selatan, sesampai di selatan, para peserta bergegas membunuh jin tersebut, namun kecepatan jin tersebut melebihi perkiraan para peserta, jumlah peserta berkurang drastis, Putra yang melihat tindakan jin tersebut mengambil langkah dan berlari mengejar jin tersebut, sembari melempar api ungu mengarah ke padanya.

Jin tersebut tetap menghiraukan serangan dari para peserta, dan tetap melahap para peserta.

[Lain Sisi]

“kita tidak membantu” ujar Kage, dengan kagum melihat  hal luar biasa

“tidak perlu, kita cukup lihat” ujar Arif dengan senyuman

Kage yang merasa bimbang, menuju ke arah jin tersebut untuk membantu

“disuruh diam aja, kok sulit” ujar Arif berbicara sendiri

Jin tersebut pun semakin mendekati ke tempat Silivan yang sedang berdiri tegap menunggu jin tersebut

“cepat sini, makan aku” ucap Silivan

Saat jin ular tersebut ingin melahap Silivan, Ayu dengan sigap melempar Silivan dan mencakar jin ular tersebut, tapi ular tersebut melilit Ayu dan memakannya.

Silivan yang melihat kejadian tersebut tercengang

“jangan sampai kamu mati sili” ujar Ayu di detik kematiannya.

Silivan tidak bisa berkata-kata dan menangis secara tidak sadar, matanya mengeluarkan air mata, sesaat ia menyesali, ia kehilangan seorang yang berharga dan mengingat kebersamaan semasa hidupnya.

Ayu yang selalu melindungi Silivan di mana Silivan selalu berbuat ceroboh, Ayu yang selalu membantu Silivan dalam kesehariannya, dan merawatnya.

Dan tiba-tiba kepala Silivan tersakiti, Putra yang melihat Silivan akan di lahap oleh jin ular, dengan cepat mengarah ke Silivan

“cepat, pergi dari sini!” dengan tindakannya nya Putra membuat bola api rakSasa dan menyerang jin ular tersebut, raut wajah tua dari jin ular tersebut membuat Putra jengkel dan melemparnya namun tak disangka jin ular tersebut menangkisnya, Kage dengan sigap membawa Silivan yang muncul dari bayangan jin ular tersebut

“kita berpencar, pancing dia menjauh” ucap Kage

Putra pun mencaring jin ular dengan menembakinya.

Dan Kage berhasil kabur pergi membawa Silivan.

Dalam benaknya Silivan ia mengingat kejadian yang membuatnya mati, orang tuanya berusaha membunuhnya namun Silivan pergi melarikan diri, saat orang tua mengejarnya, ia bertemu dengan Ayu, dan pergi ke rumahnya Ayu, namun sesampai disana orang tuanya Silivan sedang menunggu, saat mereka berdua berusaha untuk melarikan Ayu terjatuh, dan Ayu di bunuh oleh ayahnya Silivan, Silivan yang syok melihat sahabatnya dibunuh, ibunya menangkap Silivan dan membunuhnya, Silivan terjatuh, dan meninggalkan mayat mereka berdua tergeletak.

Arif yang melihat Silivan menangis dan terdiam, menghampiri dan berkata “hal yang telah menimpamu telah berlalu dan sudah terjadi, kau tidak bisa mengubahnya, namun kau masih bisa memperbaikinya”

Mendengar ucapanya, Silivan dengan marah dan dendam berdiri dan berlari menuju jin tersebut

“Kage! Mundur, jika kau ingin selamat” teriak Arif

Kage yang mendengar teriakan Arif, segera mundur dan mengajak Putra mundur “tunggu, kenapa” ucap Putra di tarik lengannya oleh Kage

“ikut saja, dia tahu apa yang terjadi” ucap Kage sembari menarik.

Kage, Arif, dan Putra melihat Silivan membabi buta menyerang jin ular tersebut dan mengikat pergerakan jin tersebut, para peserta yang tersisa melihat jin tersebut.

Menatap tajam mengarah ke jin tersebut berkeinginan untuk membunuhnya, namun mereka menginjak benda hijau dan merasa panas secara perlahan, lalu muncullah uap dari tanah menutupi jin tersebut beserta peserta yang menginjak benda hijau tersebut.

“apa yang terjadi” ujar Kage dengan kagum sekaligus panik

“benda hijau yang berada di bawah mereka, akan membunuh mereka” ucap Arif

Perlahan asap menghilang dan jin tersebut telah tiada beserta peserta tersebut.

“mangsa ku menghilang”

Suara keras terdengar dari langit “Silivan telah  di nyatakan telah berhasil lolos menyelesaikan tahap pertama”

Silivan pun di jemput dan di bawa di ruang tamu.

Skyjin menghampiri 3 peserta tersisa dan berkata

“jadi bagaimana masih ingin lanjut atau tidak” ujar Skyjin

“tapi jinnya telah habis” ujar Kage

“itu masalah kalian, jadi apa jawaban kalian” tanya Skyjin

 [Lain Sisi]

Surya yang melihat Putra gagal merasa bingung dan khawatir

Seorang gadis yang asik mengemil makanan berkata

“lumayan itu cewek, hampir melibas semua peserta”

 [Lain Sisi]

“jadi bagaimana masih ingin lanjut atau tidak” ujar Skyjin

“kami lanjut!” ujar Arif dengan percaya diri.

Skyjin pergi meninggalkan mereka bertiga “semoga berhasil”

“kita  bagaimana” ujar Kage

Putra pergi meninggalkan Arif dan Kage

“pergi kemana kau” ucap Arif

“mencari cara untuk lolos” ucap Putra dengan kesal

“jika kau masih mencarinya, kau tidak akan lolos, ikuti saja aku” ucap Arif

Mereka bertiga pergi ke runtuhan kota

“apa rencanamu” ujar Putra

“menantang mereka yang berada di balik layar”

Bersambung...


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search