“apa
maksudmu menantang mereka” ujar Putra
“hanya
ini pilihan terakhir jika masih ingin lolos”
Mereka
bertiga menuju arah timur kota
“bagaimana
jin itu bisa muncul” ujar Putra
“aku
hanya mengikuti arahan dari Arif”
‘dia,
sebenarnya siapa ?’ dalam benaknya Putra
“tapi
bagaimana?” ujar Putra
“tadi Arif
menyuruhku pergi ke taman dan menaruh benda berlendir, secara tidak sadar jin
tersebut muncul lalu mengejar ku aku pun berlari menuju sini, saat melihat
peserta lain aku bersembunyi di bayangan jin tersebut dan melempar benda
tersebut.”
“memangnya
benda apa itu”
“kayak
garam begitu”
“sudah
ngobrolnya, cepat kau lempar bola api mu ke burung itu”
“kenapa
?”
“lempar
cepat”
Putra pun
melemparkan bola api tersebut, dan burung tersebut terjatuh.
Sesaat
tampilan di monitor menghilang, Arif pun menarik sayap burung tersebut, dan
mengAyunkan burung tersebut.
“sadis
banget” ujar Kage
Arif pun
merasakan hembusan angin yang mengenai sayap burung tersebut.
“ayo kita
pergi”
“kenapa
dia”
“ikut
saja”
Mereka
melanjutkan perjalanan dan sampailah di timur kota, mereka memasuki bangunan
yang belum hancur, dan pergi ke lantai bawah.
Mereka
menemukan jin anjing, dan Arif menghampirinya dan menyentuhnya, lalu jin anjing
tersebut terjatuh.
Mereka
pun mencari jalan, namun tidak di temukan.
“tidak
ada jalan”
“apa
benar ini jalannya”
Arif pun
mengambil tongkat jin anjing dan mematahkannya menjadi dua, dalam patahan
tongkat tersebut keluarlah cairan ungu, Arif pun membuat
gambaran dari cairan ungu tersebut membentuk segitiga berlingkar
“bakar
tongkat ini, dan sembunyilah di bayangan ku Kage”
Putra pun
membakar tongkat tersebut.
Lalu asap
menutupi mereka dan sampai lah mereka di ruang monitor.
Skyjin
yang melihat mereka bertiga di hadapannya
terkejut
“bagaimana
bisa”
“luar
biasa”
“sekarang!”
Kage memasuki tubuh Skyjin, dan menghentikan pergerakannya.
“aku
tidak ikut campur, silahkan lanjutkan rencana kalian”
(sebelumnya)
Arif
meminta Kage untuk berada di bayangannya, saat sampai di depan Skyjin, Arif
minta kege menghentikan pergerakan Skyjin, dan Putra membantunya.
(setelahnya)
“terima
kasih atas pengertian” Arif pergi ke arah mic dan berkata
“selamat kalian bertiga Arif, Kage dan Putra
telah lolos.”
Surya
mendengar suara tersebut merasa senang.
“padahal
monitor bermasalah, bagaimana cara mereka” dengan senyum ujar naila, Silivan
pun berkata “ini pasti ulah dia” Silivan menyadari bahwa Arif bukan peserta
biasa.
Kage
melepaskan Skyjin
“bagaimana
bisa kalian”
“intinya
mereka lolos, kau tidak bisa mematikan mereka”
Skyjin
meminta mereka untuk merahasiakan hal yang dilakukan mereka
“kenapa,
takut ketahuan ada cara lain” ujar Arif
“bukan,
agar kalian tidak di matikan oleh yang mulia” ujar Skyjin
Mereka
bertiga menyetujui perjanjian itu, dan di antar di ruang tamu.
(ruang
tamu)
“baiklah,
aku sebutkan yang berhasil lolos, naila, surya, Silivan, Arif, Kage, dan Putra,
sekarang kalian istirahat sebagai regu B kalian lah yang bertahan, besok kalian
bebas, tapi esoknya kalian melanjutkan tahap 2”
‘jadi ada
regu lain’
Surya pun
dengan penasaran menanyai Putra
Skyjin
pergi meninggalkan mereka.
Silivan
menghampiri Arif dan berkata
“bagaimana
caramu melakukan itu”
“rahasia”
Arif pun pergi keluar dan memanggil mengejar Skyjin
“ada
perlu apa”
“apakah
aku bisa kembali ke alam fana”
“jika kau
bisa lolos, kau bisa bebas keluar masuk alam sarpa dan fana”
“terima
kasih” Arif pun kembali ke ruang tamu,
“dari
mana” ujar Kage
Arif pun
hanya meliriknya dan langsung masuk ke kamarnya.
“angkuh
banget” ujar surya
‘aku
masih tidak tahu siapa dia’ dalam benaknya Putra
Beberapa
jam kemudian mereka pun memasuki kamar mereka masing-masing.
(Regu A)
“aku
dengar regu B lumayan banyak yang lolos”
“iya,
katanya ada yang lolos tanpa melakukan apapun”
“iya
katanya lulusnya hanya dengan melihat”
Kabar
tentang Kage, Putra Arif yang lolos dengan cara unik telah tersampai ke regu
sebelah.
Keesokannya
para peserta di beri waktu untuk beristirahat seharian.
(Regu B)
(12.00
waktu jin wetan)
“wih,
pagi-pagi sudah ada makanan” ujar surya
“ini
makanan bisa di makan gak ya” ujar Kage
“berisik
banget kalian” ujar Putra
“sini
put, makan bareng” ujar surya
“mandi
dulu aku” ujar Putra
(13.00
waktu jin wetan)
Usai
makan datanglah Skyjin
“maaf
ganggu waktu istirahat kalian, kemana Arif”
“disini”
“dari
mana kamu”
“kamar”
“dengarkan
baik-baik, untuk mempermudah, kalian dibagi 2 tim, dan tim pertama terdiri dari
Arif, Kage, Putra untuk tim kedua Silivan, naila, surya.
Tim ini,
tim sementara, nanti akan di ganti lagi lalu..”
Arif
mengangkat tangannya dan berkata
“cara
kerja tahap 2 bagaimana”
“kalian
di eliminasi, kami hanya membutuhkan 10 undead, jadi kalian bertarung dengan regu lain”
“ada
berapa regu?”
“terdiri
dari regu A-F kalian dari regu B”
“berapa
peserta dari setiap regu”
“kalian
bisa melihatnya besok, jadi itu saja, selamat beristirahat”
Skyjin
pergi meninggalkan mereka.
Naila
yang asik bermain boneka berdiri menuju ke Arif dan berkata
“jadi
bagaimana selanjutnya”
“apanya
?”
“lebih
baik kami mengikutimu” ujar Silivan
“kenapa
?” ujar Arif
“sepertinya
kau mengenal tempat ini” ujar Silivan
“aku
setuju jika Arif yang menjadi pemimpin, ya kan Putra” ujar Kage
“terserah”
“sepertinya
dia memang hebat ya, baguslah jika masih ada harapan”
“jadi
bagaimana ?, kami setuju kau menjadi pemimpin”
Arif yang
melihat mereka berlima, sambil memikirkan perkataan mereka, akhirnya Arif
setuju dan pasrah mengikutinya.
‘sepertinya
mereka bisa di percayai, lebih baik aku manfaatkan mereka selagi ada
kesempatan’ “baiklah, tapi kalian jangan jadi penghambat”
“jadi,
bagaimana rencananya” ujar surya
“liat besok
saja, sekarang aku mau tidur”
“kan
masih siang”
“biarkan
saja dia melakukan hal yang ia inginkan”
Arif pun
memasuki kamarnya, dan berbaring di atas ranjangnya, sambil memikirkan rencana
untuk besok, tiba-tiba ia mendapatkan ide dan segera keluar dari kamarnya.
“aku
dapat ide, jadi dengarkan, dan ikuti jika kalian ingin hidup kembali”
Mereka
pun setuju dengan rencananya Arif.
Dan
memutuskan untuk bergerak sekarang
Sore pun
tiba, mereka kembali ke ruang tamu regu B, dan segera tidur awal untuk latihan
malam.
‘Perencanaan
in harus berhasil, aku harap mereka mudah dilatih agar tidak menjadi beban
bagiku’ Arif pun segera tidur.
(27.00)
Malam pun
tiba, mereka pun telah menunggu, tidak lama kemudian Arif pun keluar dari
kamar.
“jadi
bagaimana latihan” ujar Kage
“kita
keluar” ujar Arif
Mereka
pun pergi ke halaman depan.
“sekarang
tunjukan padaku, kemampuan kalian” ujar Arif
“sepertinya
besok, kita akan melihat jati diri para peserta”
“apa yang
kau rencanakan” ujar Skyjin
“tidak
ada, aku hanya penasaran dengan mereka”
Iblis itu
pun pergi meninggal Skyjin, skjin segera menuju ruang yang mulia untuk menemui Prejin.
Di dalam
perjalanannya, ia melihat regu B sedang berlatih.
Sesampai
di sana Skyjin berkata “mohon maaf, yang mulia berikut jumlah data peserta yang
berhasil lolos”
“jadi apa
rencananya besok”
“besok memasuki tahap 2, para peserta akan melawan peserta lain”
“baiklah,
besok aku akan datang untuk melihat mereka”
“siap
yang mulia”
Skyjin
pergi meninggalkan tempat tersebut.
‘aku
penasaran dengan muridnya mahaguru, aku harap dia diluar ekspektasiku’ dalam
benaknya Prejin.
Putra
sedang berusaha mengumpulkan kekuatannya dengan bersemedi, sementara Kage
mencoba bergerak cepat dengan memasuki bayangan setiap benda di sekitar.
Surya
memfokuskan tembakan pada
setiap target, dengan kecepatan yang akuran, naila mencoba membuat boneka
sebanyak mungkin, Silivan berusaha mengontrol pengendalian area lumut.
“gimana
dengan nya, dia menyuruh kita latihan, tapi dirinya”ujar Putra
“lebih
baik kita tetap berlatih, dia punya alasan tersendiri”
Mereka
semua tetap berlatih selama 4 jam penuh.
(32.00)
“sudah
cukup disini”
“jadi apa
alasanmu menyuruh kita untuk berlatih, tapi kamu”
“dengarkan
dulu, alasan ku menyuruh kalian berlatih, karena aku ingin melihat kekuatan
kalian, seperti apa, jadi sekarang kita kembali ke dalam”
“he,
maksud dari rencana tadi siang apa ya”
“ha, oh
tadi untuk pemicu, lebih baik kalian tidur, agar esok tidak terlambat pada
ujian tahap 2”
“dia
masih misterius seperti biasa” ujar Silivan.
Mereka
pun segera memasuki kamarnya, dan tidur.
Posting Komentar