Sebelumnya
aku merasakan kehadiran yang di luar dugaanku.
Begitulah
yang kurasakan untuk saat ini.
(sebelum
ujian tahap 4)
“maaf
mengganggu kalian semua” ujar Arif dengan nada lembut.
“ada
apa?” ujar Kage
“jarang
kamu bicara dengan kami” ujar Naila
“ada hal
yang ingin kusampaikan bagi kalian, tapi aku hanya ingin berbicara 4 mata
dengan kalian, jadi aku akan memanggil kalian satu per satu, karena ini akan
bersifat rahasia, untuk yang pertama surya bisa ikut aku ke kamar ku”
“ini
kamarmu bagus juga”
“ya
begitulah, bisa kita serius”
“bukanya
kamu selalu serius, memangnya ada apa”
“jika
kamu bisa menemukan jawaban dari hal yang aku sampaikan, maka aku jamin kamu
akan bisa bertahan hidup”
(setelah
ujian tahap 4)
Setelah
insiden ini tertangkapnya aku, ada seorang pria tua menebusku di penjara, dan
membawaku keluar.
“terima
kasih pak”
“kau
tidak perlu berterima kasih kepadaku, sekarang kau bebas, lakukan kembali
tugasmu, kau dinyatakan lulus dari tahap 4”
Aku pun
terkejut mendengar perkataannya, saat aku ingin menanyainya, ia pun menghilang,
tanpa pikir panjang aku pun kembali ke rumahku, sesampai di rumah aku menemukan
berkas, dan membukanya, isi dari berkas tersebut memberikan pernyataan lulus
padaku, dan memintaku untuk membasmi jin gila setidaknya minimal 1 dalam
seminggu, agar aku bisa tetap hidup, karena kehidupanku tergantung pada aliran
mayaku.
S3 pun
kembali setelah melakukan perburuan.
“peka
banget kamu ya, terima kasih sudah menyalakan apinya”
“aku akan
mengambil air di sungai”
“hati-hati,
bawalah obor, agar tidak tersesat”
S3 pun
dengan cepat membelah daging rusa, dan membakarnya di perapian yang telah aku
buat.
‘sepertinya
dia akan menjadi pilihan langsung pada masanya, jika saja aku bisa hidup
melihatnya mungkin..’ dalam benaknya S3
“segini
cukup”
“sudah
cukup”
“ini
bagianmu, nanti kalau kurang, ambil di sana”
“makasih”
“oh ya,
elemenmu angin kan, apa kamu bisa mengerti bahasa angin.”
“belum,
aku saja, baru sadar sekarang” ‘walau Nagisa sudah memberitahu sih’ dalam
benaknya Arif.
“baiklah,
mulai besok kita latihan angin”
“bagaimana
dengan perangnya”
“biarkan
saja, nasibmu yang jauh lebih penting”
Sepertinya
yang di katakan Arif, mungkin mengarah ke sini, tapi bagaimana nasib yang
lainnya, apakah Putra dan lainnya bisa lolos dari ujian ini.
Tapi
kalau Arif, pasti bisa, mana mungkin, dia gagal.
Begitulah
pemikiran dari surya.
(Alam Sarpa)
“Sepertinya
yang satu regu dengan Arif bisa melakukannya” ujar Skyjin
“aku
mengharapkan ada yang gagal dari mereka, jadi aku bisa melakukan percobaan Undead
bagi bangsaku” ujar netolsmax
Keesokan
harinya Arif pun di bangunkan dengan gempa yang menimpanya, sontak Arif
terkejut, dan panik.
“gyahahah,
muka mu itu”
“apa
memang harus, membangunkan ku dengan cara begitu”
“iya,
maaf-maaf, ayo cepat ikut aku” dengan menjulurkan tangannya kepada Arif, Arif
menerimanya dan menaiki kudanya S3 dan segera bergerak menuju puncak bukit,
sesampai di sana, Arif pun bertanya-tanya, kenapa di sini.
“bagaimana
udara pagi yang sejuk ini”
“dingiin”
ujar Arif
“kita
akan berlatih ketahanan tubuh sekaligus penguasaan indra, dengan bertahan dari
terpaan angin seiring hari bersilih.”
“aku
harus ngapain”
“mudah,
cukup duduk dan jangan banyak bergerak, tenang, dan rasakan”
“oh,duduk,
gampang”
“jangan
kemana-mana kecuali darurat seperti kencing, atau yang lainnya, tunggu aku
kembali”
Arif pun
segera duduk dengan bersila sambil merasakan deru angin.
“aku
pergi dulu melihat perkembangan perang, jangan bergerak! Ya!”
Dengan
melambaikan tangannya S3 menuruni bukit dengan cepat mengarah ke perang.
“baiklah”
surya pun keluar dari kamarnya Arif, dan memanggil Silivan.
Silivan
pun memasuki kamarnya Arif
“ada hal
apa, sampai ingin berbicara denganku”
“bukanya
aku lancang, keinginanmu untuk mati telah tiada bukan, karena kehilangan
seorang yang berharga, sahabatmu, telah tiada yang selalu menjagamu”
“apa
maksudmu! Berbicara seperti itu!” ujar Silivan dengan emosi mendera
“sepertinya
kamu terpancing, ada 2 hal yang ingin aku sampaikan, bukanya aku ingin ikut
campur terhadap urusanmu, tapi sikap dan caramu terbilang salah, kalau tidak
percaya tanyalah dirimu sendiri, jika kamu masih berpegang pada sikap dan cara
itu, maka kamu akan menyesal, dan yang kedua kamu harus peduli, minimal pada
diri sendiri, aku berani bicara begini karena aku peduli, bukan terhadapmu,
tapi hasilmu, mungkin itu saja, tolong panggilkan Kage”
Dengan
menggerutu Silivan pergi keluar, ‘tidak jelas’.
(setelah
ujian tahap 4)
‘peduli
ya, benar-benar di luar dugaanku’ menatap langit malam dari balkon sembari
minum susu hangat, ‘sepertinya Arif sudah mengetahui apa yang terjadi padaku,
jika saja aku tahu maksud yang ia katakan, mungkin aku akan berterima kasih
kepadanya, aku harap bisa bertemu dengannya lagi.
Silivan
pun segera masuk ke dalam rumah, dan menutup pintu balkon rumah
“jadi
bagaimana, dengan kondisimu” ujar si pria tampan
“jauh
lebih baik, ada tanda-tanda, tentang makhluk itu”
“masih dalam
pencarian, lebih baik kamu tidur dulu, serahkan ini kepadaku”
“baiklah,
terima kasih” Silivan segera memasuki kamarnya
Dengan
cepat tapak kuda mengenai raut wajah lawan, S3 pun menebasnya, dan pergi ke kamp
terdekat.
“bagaimana
kondisi perang”
“kita
unggul untuk sekarang, dan berikut angket korban dalam perang”
“kumpulkan
para mayat, lalu kuburkan bersama, jendral bagaimana risetnya”
“masih dalam
pengerjaan”
“memangnya
harus di tunggu”
“di
biarkan juga tidak apa-apa”
“bisa aku
minta tolong, carikan keberadaan D3 dan D5”
“Siap!”
dengan sigap, jendral segera berangkat
“baiklah
aku pamit dulu, perang ini akan selesai, saat aku kembali lagi jadi kalian
tolong pertahankan”
S3 pun ke
tempat terlarang, “cepat, kuda!”
S3 pun bergerak
ke utara, sedangkan jendral bergerak ke barat.
“serang
aku lagi!, ayo ini tidak seberapa” ujar D5
“tambah
kuat juga kau ya”
Terdengar
kericuhan dalam hutan dalam.
“sepertinya
bumi sedang mengamuk” ujar D5
“begitulah,
ayo kita menuju ke sana”
Dengan
cepat kuda berpacu
‘Terdengar
hal unik di dalam peradaban ini’
“benarkan
S3”
“Tanpa
mata, tetap bisa mengetahui, memanglah hebat sahabatku ini”
“adalah
perlu apa kisanak menemui, si wanita buta”
“rendah
hati sekali, aku menemukan seorang anak yang dari masa depan”
“bagaimana
kisanak bisa mengetahui bahwa anak itu dari masa depan”
“firasat”
“sungguh
terlalu kisanak ini, apa yang di perlukan dari si buta”
“ilmu
terlarang” dengan senyum bahagia
“aku rasa
kisanak tidak butuh dengan ilmu ini”
“memang,
tapi anak ini butuh, dia harus kembali ke waktunya agar rantai waktu tidak
terkacaukan”
“apakah
kisanak tahu bahwa ilmu terlarang, adalah terlarang”
“iya, aku
juga akan mengajarkan ilmu terlarang milikku”
“mengapa
kisanak percaya pada anak itu”
“firasat,
gyahahaha” dengan senyuman, sambil mengAyunkan pedangnya.
“baiklah
kalau begitu, izinkan aku bertemu dengannya”
“kita
harus pergi menemui D3 dan D5 terlebih dahulu”
Akhirnya
pun S4 ikut dAlam petualangan S3.
Lalu
seruan asap terlihat di arah barat
‘sepertinya
jendral sudah menemukan’
Mereka
berdua pun bergerak menuju tempat tersebut.
“sepertinya
bumi menjadi brutal dari sebelumnya.”
Dengan
cepat D3 melompat ke berayun ke menaiki Raksasa batu
“ayo
cepat”
Tapi Raksasa
batu ini yang dikenal dengan nama bumi, membabi buta menghancurkan hutan, Saat
D3 berusaha memanjat Raksasa ini, D5 pun berusaha di injak-injak oleh Raksasa
ini.
D3 pun
mengikatkan sesuatu i batang pohon tertentu dan melompat turun
“sip
waktunya”
“jurang siap!”
ujar D5
D3 pun menarik
bumi dan terjatuh ke jurang, lalu D5 melompat dan mengikatkan kaki bumi dengan
saraf Arda.
Saat bumi
berusaha melepaskan D3 pun memanjat lagi bumi, dan menandai kepala bumi, dan
tenanglah bumi untuk sesaat, lalu D5 pun mengikatkan akar bumi dengan Arda, tertariklah
bumi, hingga terdiam, lalu D3 pun melepaskan penanda, dan D5 pun mengambil jiwa
bumi, dan menaruhnya ke dalam Arda.
Mereka
berdua mengambil batu dan memberikan tanah tempat berpijaknya bumi ini dengan
nama perbukitan IJO.
Jendral
yang melihatnya segera menghampiri, dan menyampaikan pesan.
“S3 ingin
menemui kalian berdua”
“baiklah
kami tunggu di sekitar sini”
Jendral
pun membakar awan di atas dengan melihatnya, asap pun keluar hingga menjadi
hujan air hitam.
“pasti S3
melihatnya”
Dengan
cepat S3 menuju tempat D3 dan D5.
Jendral
pun kembali ke medan perang untuk berperang.
“mau
sampai kapan aku kedinginan di sini, S3!!!!!” merasa kesal karena disuruh diam
dan tidak bergerak selama seminggu.
Posting Komentar