Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Senin, 19 Oktober 2020

Eps 15 : Ilmu Terlarang

 


Sebelumnya aku merasakan kehadiran yang di luar dugaanku.

Begitulah yang kurasakan untuk saat ini.

(sebelum ujian tahap 4)

“maaf mengganggu kalian semua” ujar Arif dengan nada lembut.

“ada apa?” ujar Kage

“jarang kamu bicara dengan kami” ujar Naila

“ada hal yang ingin kusampaikan bagi kalian, tapi aku hanya ingin berbicara 4 mata dengan kalian, jadi aku akan memanggil kalian satu per satu, karena ini akan bersifat rahasia, untuk yang pertama surya bisa ikut aku ke kamar ku”

“ini kamarmu bagus juga”

“ya begitulah, bisa kita serius”

“bukanya kamu selalu serius, memangnya ada apa”

“jika kamu bisa menemukan jawaban dari hal yang aku sampaikan, maka aku jamin kamu akan bisa bertahan hidup”

(setelah ujian tahap 4)

Setelah insiden ini tertangkapnya aku, ada seorang pria tua menebusku di penjara, dan membawaku keluar.

“terima kasih pak”

“kau tidak perlu berterima kasih kepadaku, sekarang kau bebas, lakukan kembali tugasmu, kau dinyatakan lulus dari tahap 4”

Aku pun terkejut mendengar perkataannya, saat aku ingin menanyainya, ia pun menghilang, tanpa pikir panjang aku pun kembali ke rumahku, sesampai di rumah aku menemukan berkas, dan membukanya, isi dari berkas tersebut memberikan pernyataan lulus padaku, dan memintaku untuk membasmi jin gila setidaknya minimal 1 dalam seminggu, agar aku bisa tetap hidup, karena kehidupanku tergantung pada aliran mayaku.

 

S3 pun kembali setelah melakukan perburuan.

“peka banget kamu ya, terima kasih sudah menyalakan apinya”

“aku akan mengambil air di sungai”

“hati-hati, bawalah obor, agar tidak tersesat”

S3 pun dengan cepat membelah daging rusa, dan membakarnya di perapian yang telah aku buat.

‘sepertinya dia akan menjadi pilihan langsung pada masanya, jika saja aku bisa hidup melihatnya mungkin..’ dalam benaknya S3

“segini cukup”

“sudah cukup”

“ini bagianmu, nanti kalau kurang, ambil di sana”

“makasih”

“oh ya, elemenmu angin kan, apa kamu bisa mengerti bahasa angin.”

“belum, aku saja, baru sadar sekarang” ‘walau Nagisa sudah memberitahu sih’ dalam benaknya Arif.

“baiklah, mulai besok kita latihan angin”

“bagaimana dengan perangnya”

“biarkan saja, nasibmu yang jauh lebih penting”

 

Sepertinya yang di katakan Arif, mungkin mengarah ke sini, tapi bagaimana nasib yang lainnya, apakah Putra dan lainnya bisa lolos dari ujian ini.

Tapi kalau Arif, pasti bisa, mana mungkin, dia gagal.

Begitulah pemikiran dari surya.

(Alam Sarpa)

“Sepertinya yang satu regu dengan Arif bisa melakukannya” ujar Skyjin

“aku mengharapkan ada yang gagal dari mereka, jadi aku bisa melakukan percobaan Undead bagi bangsaku” ujar netolsmax

 

Keesokan harinya Arif pun di bangunkan dengan gempa yang menimpanya, sontak Arif terkejut, dan panik.

“gyahahah, muka mu itu”

“apa memang harus, membangunkan ku dengan cara begitu”

“iya, maaf-maaf, ayo cepat ikut aku” dengan menjulurkan tangannya kepada Arif, Arif menerimanya dan menaiki kudanya S3 dan segera bergerak menuju puncak bukit, sesampai di sana, Arif pun bertanya-tanya, kenapa di sini.

“bagaimana udara pagi yang sejuk ini”

“dingiin” ujar Arif

“kita akan berlatih ketahanan tubuh sekaligus penguasaan indra, dengan bertahan dari terpaan angin seiring hari bersilih.”

“aku harus ngapain”

“mudah, cukup duduk dan jangan banyak bergerak, tenang, dan rasakan”

“oh,duduk, gampang”

“jangan kemana-mana kecuali darurat seperti kencing, atau yang lainnya, tunggu aku kembali”

Arif pun segera duduk dengan bersila sambil merasakan deru angin.

“aku pergi dulu melihat perkembangan perang, jangan bergerak! Ya!”

Dengan melambaikan tangannya S3 menuruni bukit dengan cepat mengarah ke perang.

 

“baiklah” surya pun keluar dari kamarnya Arif, dan memanggil Silivan.

Silivan pun memasuki kamarnya Arif

“ada hal apa, sampai ingin berbicara denganku”

“bukanya aku lancang, keinginanmu untuk mati telah tiada bukan, karena kehilangan seorang yang berharga, sahabatmu, telah tiada yang selalu menjagamu”

“apa maksudmu! Berbicara seperti itu!” ujar Silivan dengan emosi mendera

“sepertinya kamu terpancing, ada 2 hal yang ingin aku sampaikan, bukanya aku ingin ikut campur terhadap urusanmu, tapi sikap dan caramu terbilang salah, kalau tidak percaya tanyalah dirimu sendiri, jika kamu masih berpegang pada sikap dan cara itu, maka kamu akan menyesal, dan yang kedua kamu harus peduli, minimal pada diri sendiri, aku berani bicara begini karena aku peduli, bukan terhadapmu, tapi hasilmu, mungkin itu saja, tolong panggilkan Kage”

Dengan menggerutu Silivan pergi keluar, ‘tidak jelas’.

(setelah ujian tahap 4)

‘peduli ya, benar-benar di luar dugaanku’ menatap langit malam dari balkon sembari minum susu hangat, ‘sepertinya Arif sudah mengetahui apa yang terjadi padaku, jika saja aku tahu maksud yang ia katakan, mungkin aku akan berterima kasih kepadanya, aku harap bisa bertemu dengannya lagi.

Silivan pun segera masuk ke dalam rumah, dan menutup pintu balkon rumah

“jadi bagaimana, dengan kondisimu” ujar si pria tampan

“jauh lebih baik, ada tanda-tanda, tentang makhluk itu”

“masih dalam pencarian, lebih baik kamu tidur dulu, serahkan ini kepadaku”

“baiklah, terima kasih” Silivan segera memasuki kamarnya

 

Dengan cepat tapak kuda mengenai raut wajah lawan, S3 pun menebasnya, dan pergi ke kamp terdekat.

“bagaimana kondisi perang”

“kita unggul untuk sekarang, dan berikut angket korban dalam perang”

“kumpulkan para mayat, lalu kuburkan bersama, jendral bagaimana risetnya”

“masih dalam pengerjaan”

“memangnya harus di tunggu”

“di biarkan juga tidak apa-apa”

“bisa aku minta tolong, carikan keberadaan D3 dan D5”

“Siap!” dengan sigap, jendral segera berangkat

“baiklah aku pamit dulu, perang ini akan selesai, saat aku kembali lagi jadi kalian tolong pertahankan”

S3 pun ke tempat terlarang, “cepat, kuda!”

 

S3 pun bergerak ke utara, sedangkan jendral bergerak ke barat.

 

 

 

“serang aku lagi!, ayo ini tidak seberapa” ujar D5

“tambah kuat juga kau ya”

Terdengar kericuhan dalam hutan dalam.

“sepertinya bumi sedang mengamuk” ujar D5

“begitulah, ayo kita menuju ke sana”

Dengan cepat kuda berpacu

 

 

 

‘Terdengar hal unik di dalam peradaban  ini’

“benarkan S3”

“Tanpa mata, tetap bisa mengetahui, memanglah hebat sahabatku ini”

“adalah perlu apa kisanak menemui, si wanita buta”

“rendah hati sekali, aku menemukan seorang anak yang dari masa depan”

“bagaimana kisanak bisa mengetahui bahwa anak itu dari masa depan”

“firasat”

“sungguh terlalu kisanak ini, apa yang di perlukan dari si buta”

“ilmu terlarang” dengan senyum bahagia

“aku rasa kisanak tidak butuh dengan ilmu ini”

“memang, tapi anak ini butuh, dia harus kembali ke waktunya agar rantai waktu tidak terkacaukan”

“apakah kisanak tahu bahwa ilmu terlarang, adalah terlarang”

“iya, aku juga akan mengajarkan ilmu terlarang milikku”

“mengapa kisanak percaya pada anak itu”

“firasat, gyahahaha” dengan senyuman, sambil mengAyunkan pedangnya.

“baiklah kalau begitu, izinkan aku bertemu dengannya”

“kita harus pergi menemui D3 dan D5 terlebih dahulu”

Akhirnya pun S4 ikut dAlam petualangan S3.

Lalu seruan asap terlihat di arah barat

‘sepertinya jendral sudah menemukan’

Mereka berdua pun bergerak menuju tempat tersebut.

 

 

“sepertinya bumi menjadi brutal dari sebelumnya.”

Dengan cepat D3 melompat ke berayun ke menaiki Raksasa batu

“ayo cepat”

Tapi Raksasa batu ini yang dikenal dengan nama bumi, membabi buta menghancurkan hutan, Saat D3 berusaha memanjat Raksasa ini, D5 pun berusaha di injak-injak oleh Raksasa ini.

D3 pun mengikatkan sesuatu i batang pohon tertentu dan melompat turun

“sip waktunya”

“jurang siap!” ujar D5

D3 pun menarik bumi dan terjatuh ke jurang, lalu D5 melompat dan mengikatkan kaki bumi dengan saraf Arda.

Saat bumi berusaha melepaskan D3 pun memanjat lagi bumi, dan menandai kepala bumi, dan tenanglah bumi untuk sesaat, lalu D5 pun mengikatkan akar bumi dengan Arda, tertariklah bumi, hingga terdiam, lalu D3 pun melepaskan penanda, dan D5 pun mengambil jiwa bumi, dan menaruhnya ke dalam Arda.

Mereka berdua mengambil batu dan memberikan tanah tempat berpijaknya bumi ini dengan nama perbukitan IJO.

Jendral yang melihatnya segera menghampiri, dan menyampaikan pesan.

“S3 ingin menemui kalian berdua”

“baiklah kami tunggu di sekitar sini”

Jendral pun membakar awan di atas dengan melihatnya, asap pun keluar hingga menjadi hujan air hitam.

“pasti S3 melihatnya”

Dengan cepat S3 menuju tempat D3 dan D5.

Jendral pun kembali ke medan perang untuk berperang.

 

“mau sampai kapan aku kedinginan di sini, S3!!!!!” merasa kesal karena disuruh diam dan tidak bergerak selama seminggu.

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search