“tolong ajari aku, semua yang Mahaguru kuasai”
“untuk bela diri mungkin bisa tapi kalau Waktu
itu...”
“aku menguasai kematian dan Waktu”
“bagaimana bisa” kejutnya Mahaguru mendengar
ucapan Arif.
“entah, aku hanya mengikuti S3”
Mahaguru pun terdiam sejenak dan berpikir ‘apa
yang di inginkan para pendahulu.’
“baiklah, aku ajarkan semua yang aku kuasai, tapi
aku tidak bertanggung jawab atas yang di peroleh oleh dirimu nantinya.”
Tanpa sadar Arif menyetujui dan tidak mengetahui
apa yang di maksud oleh Mahaguru.
Sang kehidupan yang sedang melihat Arif tersenyum
meringis melihat reaksi dari Mahaguru, ia pun berdiri dan mematikan layar awan
yang memperlihatkan Arif.
Sang kehidupan melihat ke bawah untuk
memperkirakan pendaratannya, ia pun melompat dengan anggun terjun ke bawah
meninggalkan langit ke 3.
Perlahan melewati tumpukkan awan ia pun sampai ke
bawah.
S3 dengan Vivien menghampirinya untuk menanyainya
mengenai ujian yang di hadapi oleh Arif.
Namun sang kehidupan tidak mengucapkan bagaimana
ujian tersebut.
S3 dan Vivien kembali ke rumah Vivien.
“tidak menunggunya”
“tidak perlu, lagi pula sang kehidupan tidak
berkata ia gagal”
“jadi sekarang bagaimana”
“aku harus kembali ke medan perang, untuk
membantu mereka”
“perlu bantuan ku”
“tidak perlu, ini urusan duniaku, nanti jika Arif
kembali, tolong antarkan dia kepadaku”
“tenang saja, akan selalu ku tunggu
kepulangannya”
Usai berkemas S3 pergi kembali dunianya, lalu
keluar dari air terjun tersebut dan berjalan menghampiri jendral dan lainnya.
Usai berjalan selama beberapa jam, ia pun sampai
di medan perang, melewati tumpukan mayat yang merupakan pasukannya.
“apa yang telah terjadi di sini”
S3 terus berjalan menelusuri mayat tersebut.
Ia pun menumpuk beberapa mayat dan berdiri di
atasnya lalu melihat keadaan sekitar, tak disangka S3 berlari cepat menuju
tempat jendral dan lainnya berada.
“bagaimana ini bisa terjadi” ucap S3 melihat
kemustahilan ini, dengan berlari menuju tempat yang lainnya berada.
“itu kan” dengan panik dan gelisah memikirkan
tindakan yang harus ia lakukan, untuk menghentikan perang ini.
Usai menjenguk makam orang tuanya, di kemudian
hari ia berusaha melupakan masa kelamnya dan pergi mengurus Akademi kembali.
Pada suatu hari Pak Rex menghampirinya dan
memberitahukan tentang keberadaan Buku sakti yang berada di bawah Akademi tersebut.
Nagisa pun menghiraukan buku tersebut, dan
membiarkannya.
Namun setelah mendengar perjuangan dari D3 juga
kakaknya D6. Ia pun penasaran pada buku tersebut.
Pada malam hari di kamarnya ia memikirkan tentang
buku tersebut.
“mengapa buku tersebut sangat di jaga ketat, dan
kakak juga D3 harus bersusah payah
melindungi buku tersebut, apa isi dari buku tersebut.” Ucap S6 yang penasaran
pada buku tersebut.
Ia pun pergi keluar dan meminta tolong kepada
para roh untuk mencuri buku tersebut.
Keesokan harinya tersisa satu roh yang kembali ke
Nagisa lalu melaporkan bahwa teman seperjuangannya telah gagal dan gugur, dalam
pencuriannya.
Sesampai di Akademi Pak Rex menghampirinya dan
menanyainya
“apakah para roh tersebut adalah ulahmu” Ujar Pak
Rex.
“iya, aku hanya ingin mengetahui seberapa amankah
pertahanan buku sakti tersebut”
Pak Rex pun berjalan dengan Nagisa sembari
menjelaskan keamanan yang di punyai oleh Akademi untuk menjaga Buku tersebut.
Namun Nagisa tidak mendengarkan malah melamun
sendiri, sesampai di ruangannya ia pun memasukinya dan meninggal Pak Rex.
Ia pun duduk sambil memikirkan “oh iya, tadi Pak
Rex bicara apa ya..”
Ia pun mengambil beberapa buku di rak lalu
menemukan buku kecil, ia pun membukanya dan berisi catatan dari D6, dengan
penuh semangat Nagisa membaca catatan kakaknya, karena ruangan tersebut
merupakan ruangan Vilan sebelumnya, ketika membaca halaman berikutnya Nagisa
tiba-tiba menangis melihat isi dari catatan tersebut.
Sebagian halaman telah ia baca, dan memahami
maksud dari kakaknya yang meninggalkan untuk dirinya.
Ia pun pergi keluar dan mencari Pak Rex
memintanya untuk menceritakan sejarah buku sakti tersebut hingga alasan buku
tersebut harus di lindungi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
[ ~ Nama : Pak Rex ~ ]
{ ~ Umur : 45th di masanya ~ }
{ ~ Status : Manusia non pribumi
~ }
{ ~ Kekuatan : jelmaan ~ }
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sesampai di desa terdekat untuk berteduh dari
terpaan angin Mahaguru pun menyewa kamar untuk Arif dan dirinya.
“sebelum aku mengajarkan tentang kekuatanku, ada
kala kamu mengetahui asal muasal posisimu sebagai D7” ucap Mahaguru memancing
ketertarikan Arif.
“tahu dari mana bahwa aku D7” ujar Arif yang Kaget
mendengar ucapan Mahaguru
“matamu memperlihatkannya padaku”
“baiklah apa tugasku sebagai D7”
“di dunia ada 10 buku sakti, namun tidak diketahui
keberadaannya, dan masih menjadi misteri, namun D3 berhasil mendapatkan salah
satunya dari ke 10 buku tersebut, dan itu bernama Matralis, buku tersebut
berisi tentang kejadian di seluruh dunia ini, sebenarnya di temukan satu pun
adalah sebuah keberuntungan karena ke 10 buku tersebut saling berkaitan.”
“jadi semisal Matralis sudah di dapatkan, untuk
mendapatkan buku lainnya sangat lah mudah begitu”
“iya, karena di setiap buku saling menunjukkan
keberadaan buku yang lainnya, tapi untuk memahami teka-tekinya lah yang sulit,
tapi dengan adanya Matralis, kita bisa menelusurinya karena sesuai fungsinya
mengetahui segala yang terjadi.”
“berarti tinggal menelusuri buku tersebut
terlahir terlihat di mana, begitu kan”
“betul sekali, namun tidak semua orang bisa memegang
buku tersebut”
“kenapa ?”
“karena buku tersebutlah yang memilih pemiliknya”
“itu kan hanya sebuah buku”
“buku itu hidup, tapi tidak berhidup”
“dan sekarang buku itu ada di mana”
“aku tidak tahu, D3 lah yang mengetahuinya”
“jadi alasan Mahaguru melakukan perjalanan untuk
mencari buku itu ya”
“tidak juga, aku hanya penasaran tentang isine Donya”
“lalu apa kaitannya dengan posisiku sebagai D7”
Dahulu Kala saat
Pre War menuju Pra War
................................................................
Perebutan takhta, peperangan antar wilayah, begitulah manusia, berapa
kalipun kalian tetap membela kalian tetaplah kesalahan karena………………………….............
Kalian sudah berani melakukan kesalahan sejak awal kalian tercipta,
berawal saat manusia pertama secara tidak sadar menentang perintah, dan
berlanjut ke manusia ke dua secara langsung menentang perintah, tapi
mengapa…………………..
Pencipta masih memaafkan kalian dengan memberikan kesempatan
ke sekian kalinya untuk kalian, seharusnya kalian sadar dan memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk menebus kesalahan kalian tetapi mengapa kalian masih
tidak sadar atau mengakui bahwa itu kesalahan kalian sejak 2 manusia pertama di
turunkan hingga sekarang……………………………………………………………….
Lalu bagaimana cara kalian menebusnya, pernahkah kalian memikirkannya,
mengapa kesulitan untuk
mengakuinya.......................................................................
Jika kalian tidak berani untuk mengakuinya mengapa kalian
melakukannya, tidak sengaja, begitukah menurut kalian, lalu mana yang di
sengaja................................
Kalian pikir hanya dengan meminta maaf semua
selesai...........................................
Jika memang begitu kenapa tidak di pergunakan dalam diri kalian,
kalian saja masih banyak yang tidak terima dengan ucapan minta maaf lalu kalian
minta dengan minta maaf akan menyelesaikan
segalanya...................................................
Sungguh hina ya... kalian, pantas saja Iblis enggan hormat kepada
kalian, jangan kan Iblis, sesama kalian saja enggan saling menghormati.........................................
Lalu mau kalian apa, menetap dan menerimanya yakin
sanggup...............................
Jika saja kalian menyadari dan berani bertanggung jawab, pasti kalian
tidak akan merasakan hal yang seperti
ini, lagi pula hukuman bagi kalian hanya di turunkan dan menyadari kesalahan,
sudah begitu saja, apa susahnya jika dari dulu kalian menebus kesalahan kalian,
mungkin saja kalian sudah merasakan kebahagiaan lebih dari yang kalian
bayangkan, ya tapi itu semua tergantung diri kalian sendiri, masih ingin tetap
atau berubah itu pilihan
kalian.......................................................
Bersambung....
Posting Komentar