Dunia pun tampak
jauh lebih buruk dari sebelumnya, suasana ketiadaan tampak jauh lebih nyata,
perlahan Nagisa berjalan mencarinya, namun setiap langkahnya Nagisa, ia
merasakan tekanan yang berat.
Jauh ke dalam
kota, ia melihat tumpukan kendarakan hancur meronta tersebar di mana-mana, dalam
benaknya ia berpikir ‘apakah semua manusia telah tiada’
Perlahan ia
mencari bentuk kehidupan, namun keheningan menutupi dunia, ia pun berlari,
terus berlari mencari sungai terdekat, seusai menemukan sungai, ia pun merasakan
aliran sungai tersebut.
Namun kehidupan dalam
sungai pun telah tiada, “apakah ini akhir” gumam Nagisa.
Ia pun mengikuti
arus sungai sembari memanggil Lapis.
Namun
panggilannya tak terjawab.
Ia pun melakukan
telepati secara bebas, namun tetap tidak ada jawaban.
Kota hancur
membuat kekeringan merata.
Seusai melakukan
kesepakatan Arif pun meminta Waktu sendiri dengan Pyli, Sang Waktu pun pergi
meninggalkan mereka, Catly pun datang dengan wujud kucingnya dan berpura-pura
tidur di dekat Pyli.
Mendengar Pesan dari
Lapis, Coenlan pun marah meronta, dan membunuh Manusia Hiu tersebut, ia pun
meminta pasukan bersiap untuk melakukan penyerangan dadakan dengan Lapis yang
berada di permukaan, perebutan laut pun akan segera terjadi.
Setelah mengatasi
laba-laba tersebut, Nagisa memanjat lubang tersebut, dengan berpijak pada
angin, sesampai di atas, Nagisa melanjutkan perjalanannya.
Sementara itu Lapis
menyadari yang di rencanakan oleh Coenlan, ia pun merencanakan sesuatu untuk
melawan puluhan pasukan yang akan menghadangnya.
Perlahan ia
membuat puri di atas pulau air tersebut dengan memanfaatkan sinar matahari,
pembiasan pun terjadi, setiap apa yang di lihat oleh pasukannya, akan menjadi
bayangannya Lapis.
Ia juga
menyiapkan lengan Airnya yang siap menarik Coenlan ke dalam laut.
Dengan kegelapan
penuh, dia akan kesulitan untuk bergerak, berbeda dengan Lapis dengan wujud
Rohnya dia bisa melihat apa yang tak bisa dilihat.
Setelah Pyli menyetujui
dengan hal yang Arif rencanakan, Arif pun membuat perjanjian dengannya, setelah
kematian Pyli, The Portal sepenuhnya akan menjadi milik Catly dan Arif harus
membantunya untuk melindungi The Portal ini, ia pun bebas menggunakan The Portal
ini.
Kesepakatan yang
sama-sama saling menguntungkan telah di tetapkan, namun Catly yang sedang
tertidur pun langsung terbangun, mendengar dirinya harus menanggung The Portal
sendiri, ia pun berubah wujud menjadi manusia dan berkata
“kenapa aku yang
harus di korban” ucap Catly di depan Arif dan Pyli.
“kamu tidak mau
menjaga The Portal ini” tanya Arif
“bukan masalah
mau tidaknya, tapi aku tidak suka, kau memakai Portal ini seenaknya, aku juga
tidak perlu kau jaga” ucap Catly yang menentang keputusan Pyli, Pyli pun
menghela nafas dan menerima gugatan Catly ia pun berkata
“jauh lebih baik
kita berpihak pada Arif, kelak kamu akan mengerti” dengan rasa jengkel Catly
pergi meninggalkan mereka.
Pyli pun
membukakan Portal untuk Arif, lalu mengantar Arif ke Alam Sarpa.
Sontak Skyjin dan
Prejin terkejut melihat kembalinya Arif.
“mungkin ada
kesalahan, bagaimana kalau kita ulangi lagi.”
“apa yang
sebenarnya kamu inginkan”
“maksudnya” tanya
Arif
“aku beri satu
kesempatan, katakanlah”
“bagaimana kalau
siklus reinkarnasiku dengan wujud ini”
“itu saja”
“iya, aku
menyukai wujud ini”
Portal pun
terbuka, Arif pun mengulangi ujian terakhirnya dengan wujud yang ia inginkan,
usai memasuki Portal.
Nagisa bertemu
dengan makhluk berkerudung hitam tanpa wajah, Nagisa pun berpura-pura tidak
melihatnya, dan melewatinya.
Namun makhluk
tersebut malah mengikutinya, teman Rohnya pun muncul dan membiarkan Nagisa
lewat.
“terima kasih,
aku duluan ya” jawab Nagisa meninggalkan teman Rohnya.
Merasa cukup jauh
dari makhluk itu, Nagisa pun menggunakan kemampuannya untuk mendeteksi keadaan
ruangan di depan.
Ia pun menemukan
sebuah celah untuk mendapatkannya.
Dengan penuh
semangat Nagisa berjalan masuk ke dalam untuk mendapatkannya.
Setelah melewati
anak tangga, ia pun mendapatkan kesulitan untuk menyeberang ke seberang ia
harus melompat, namun saat ia perkirakan, jarak lompatan tersebut tidak masuk
akal, saat ia menengok ke bawah, puluhan ikan Bawal telah siap menanti, karena Nagisa
seorang elemental air ia pun membuat air yang berada di bawah sebagai
pijakannya, Nagisa pun melompat dari pijakan air ke air hingga sampailah di
seberang, setelah melewati jebakan tersebut, ia melihat harta yang ia cari,
dengan penuh semangat ia menghampirinya, setelah harta berada di depannya, ia
merasa curiga, karena tidak menemukan jalan keluar, ia pun mengikuti pantulan
Matahari, sesaat ia menemukan sebuah ide untuk kabur.
Setelah
mendapatkan harta tersebut ia pun berubah wujud menjadi air dan pergi membawa
harta tersebut melalui celah cahaya matahari tersebut, sesampai di luar dia
melihat lautan luas membentang, ia pun menghancurkan harta tersebut yang berupa
kristal berwarna-warni, sesuai ucapan teman Rohnya bahwa kristal tersebut
memuat unsur Elemental di antaranya Api, Es, Tanah, Petir dan angin.
Ia pun menemukan
sebuah kristal ungu, usul punya usul Nagisa menghancurkan kristal ungu
tersebut, dan memakannya sebagian, perlahan tubuh Nagisa berubah menjadi ungu,
ia pun tak sadarkan diri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
[ ~ Nama : Kahfi ~ ]
{ ~ Umur : 9th-? (berkembang seiring cerita) ~ }
{ ~ Status : Hidup | Pribumi | Manusia ~ }
{ ~ Kekuatan : Petir-Kilat-Halilintar-Vulkanik-sprite
(tingkatan) ~ }
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Awan hitam
menggumpal besar di atas pulau air, menunggu puncak perang terjadi.
Puluhan pasukan
telah bersiap meluncur ke daratan, Coenlan telah mengenakan baju zirahnya,
beberapa warga berharap peperangan ini tidak berdampak ke pemukiman, Coenlan
pun telah siap “mari kita bergerak ke permukaan, kekekalan!”
Laut pun terlihat
terombang-ambing, dengan penuh persiapan Lapis bersantai di atas pantai air
sembari menunggu kedatangan mereka
“ini akan menjadi
tontonan yang menarik” gumam Lapis dengan percaya diri.
Muncullah Coenlan
beserta pasukannya dari dalam laut
“sepertinya sudah
di mulai” gumam Lapis.
“keluarlah kau Lapis!,
jika tidak menyerahkan diri sekarang, akan kupastikan kau lenyap” ucap Coenlan
dengan lantang.
Lapis pun
berjalan keluar pulau dengan berpijak di atas air sembari berkata
“jangan salahkan
aku ya”
Puluhan pasukan
yang terdiri dari manusia Ikan, dan ikan besar telah siap bersiap untuk
menyerang dan berada di belakang Coenlan.
Lapis pun
mengangkat tangannya dan berkata “mari kita mulai” dengan tersenyum berlari
menuju Coenlan, Coenlan pun memerintahkan pasukannya untuk maju menyerang Lapis,
namun, pasukan tersebut telah lenyap.
Puluhan pasukan
yang berada di belakang Coenlan tersapu bersih akibat leedsichthys yang
melewatinya, dengan penuh amarah Coenlan menggunakan trisula dan menusukkan ke
tubuh Lapis, “apa kamu lupa, bahwa aku adalah air”
Dengan mudahnya Lapis
menembus tusukan tersebut, lalu membentuk tangan raksasa dan menggenggam
Coenlan, “perlu kamu ketahui, Trisula ini, tak layak ada” sembari mempermainkan
trisula tersebut, Lapis pun mematahkan trisula tersebut di hadapan Coenlan.
Lalu ia berenang
ke dalam laut pergi ke bawah laut, sembari menyeret Coenlan lalu melemparnya ke
dasar laut dalam.
Lapis pun membuat
dirinya bernyala, dan terlihatlah beberapa ikan raksasa berenang di sekitar, Lapis
pun menarik paksa Coenlan hingga ia kesulitan untuk bergerak “kalian apa tidak
lapar” ucap Lapis sembari melirik ikan-ikan raksasa tersebut, mendengar ucapan Lapis
ikan-ikan tersebut berkerumun memakan Coenlan “cukup sampai di sini, kekuasaan
telah kembali kepada pemilik” lalu pergi ke Atlantis ia pun berteriak meminta
para warga keluar dengan berkata
“telah berakhir
masa Coelancanth, dan mulai sekarang kota ini harus berkembang dengan sendiri,
bila kalian butuh sesuatu pergilah ke Dewan Laut, dia yang akan memberikan
bantuan bagi kalian, dan bila aku mendengar di kota ini ada pemimpin, maka
kalian akan merasakan hal yang sama seperti dia”
Seusai berpidato
panjang Lapis pergi ke permukaan dan kembali ke pulau air, ia pun mendirikan
kota besar di pulau air tersebut, sebagai penghubung Atlantis dengan permukaan.
Bersambung...
Posting Komentar