Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Sabtu, 14 November 2020

[Season 2] Eps 33 : Perubahan bagian 1


Dunia pun tampak jauh lebih buruk dari sebelumnya, suasana ketiadaan tampak jauh lebih nyata, perlahan Nagisa berjalan mencarinya, namun setiap langkahnya Nagisa, ia merasakan tekanan yang berat.

Jauh ke dalam kota, ia melihat tumpukan kendarakan hancur meronta tersebar di mana-mana, dalam benaknya ia berpikir ‘apakah semua manusia telah tiada’

Perlahan ia mencari bentuk kehidupan, namun keheningan menutupi dunia, ia pun berlari, terus berlari mencari sungai terdekat, seusai menemukan sungai, ia pun merasakan aliran sungai tersebut.

Namun kehidupan dalam sungai pun telah tiada, “apakah ini akhir” gumam Nagisa.

Ia pun mengikuti arus sungai sembari memanggil Lapis.

Namun panggilannya tak terjawab.

Ia pun melakukan telepati secara bebas, namun tetap tidak ada jawaban.

Kota hancur membuat kekeringan merata.

Seusai melakukan kesepakatan Arif pun meminta Waktu sendiri dengan Pyli, Sang Waktu pun pergi meninggalkan mereka, Catly pun datang dengan wujud kucingnya dan berpura-pura tidur di dekat Pyli.

Mendengar Pesan dari Lapis, Coenlan pun marah meronta, dan membunuh Manusia Hiu tersebut, ia pun meminta pasukan bersiap untuk melakukan penyerangan dadakan dengan Lapis yang berada di permukaan, perebutan laut pun akan segera terjadi.

Setelah mengatasi laba-laba tersebut, Nagisa memanjat lubang tersebut, dengan berpijak pada angin, sesampai di atas, Nagisa melanjutkan perjalanannya.

Sementara itu Lapis menyadari yang di rencanakan oleh Coenlan, ia pun merencanakan sesuatu untuk melawan puluhan pasukan yang akan menghadangnya.

Perlahan ia membuat puri di atas pulau air tersebut dengan memanfaatkan sinar matahari, pembiasan pun terjadi, setiap apa yang di lihat oleh pasukannya, akan menjadi bayangannya Lapis.

Ia juga menyiapkan lengan Airnya yang siap menarik Coenlan ke dalam laut.

Dengan kegelapan penuh, dia akan kesulitan untuk bergerak, berbeda dengan Lapis dengan wujud Rohnya dia bisa melihat apa yang tak bisa dilihat.

Setelah Pyli menyetujui dengan hal yang Arif rencanakan, Arif pun membuat perjanjian dengannya, setelah kematian Pyli, The Portal sepenuhnya akan menjadi milik Catly dan Arif harus membantunya untuk melindungi The Portal ini, ia pun bebas menggunakan The Portal ini.

Kesepakatan yang sama-sama saling menguntungkan telah di tetapkan, namun Catly yang sedang tertidur pun langsung terbangun, mendengar dirinya harus menanggung The Portal sendiri, ia pun berubah wujud menjadi manusia dan berkata

“kenapa aku yang harus di korban” ucap Catly di depan Arif dan Pyli.

“kamu tidak mau menjaga The Portal ini” tanya Arif

“bukan masalah mau tidaknya, tapi aku tidak suka, kau memakai Portal ini seenaknya, aku juga tidak perlu kau jaga” ucap Catly yang menentang keputusan Pyli, Pyli pun menghela nafas dan menerima gugatan Catly ia pun berkata

“jauh lebih baik kita berpihak pada Arif, kelak kamu akan mengerti” dengan rasa jengkel Catly pergi meninggalkan mereka.

Pyli pun membukakan Portal untuk Arif, lalu mengantar Arif ke Alam Sarpa.

Sontak Skyjin dan Prejin terkejut melihat kembalinya Arif.

“mungkin ada kesalahan, bagaimana kalau kita ulangi lagi.”

“apa yang sebenarnya kamu inginkan”

“maksudnya” tanya Arif

“aku beri satu kesempatan, katakanlah”

“bagaimana kalau siklus reinkarnasiku dengan wujud ini”

“itu saja”

“iya, aku menyukai wujud ini”

Portal pun terbuka, Arif pun mengulangi ujian terakhirnya dengan wujud yang ia inginkan, usai memasuki Portal.

Nagisa bertemu dengan makhluk berkerudung hitam tanpa wajah, Nagisa pun berpura-pura tidak melihatnya, dan melewatinya.

Namun makhluk tersebut malah mengikutinya, teman Rohnya pun muncul dan membiarkan Nagisa lewat.

“terima kasih, aku duluan ya” jawab Nagisa meninggalkan teman Rohnya.

Merasa cukup jauh dari makhluk itu, Nagisa pun menggunakan kemampuannya untuk mendeteksi keadaan ruangan di depan.

Ia pun menemukan sebuah celah untuk mendapatkannya.

Dengan penuh semangat Nagisa berjalan masuk ke dalam untuk mendapatkannya.

Setelah melewati anak tangga, ia pun mendapatkan kesulitan untuk menyeberang ke seberang ia harus melompat, namun saat ia perkirakan, jarak lompatan tersebut tidak masuk akal, saat ia menengok ke bawah, puluhan ikan Bawal telah siap menanti, karena Nagisa seorang elemental air ia pun membuat air yang berada di bawah sebagai pijakannya, Nagisa pun melompat dari pijakan air ke air hingga sampailah di seberang, setelah melewati jebakan tersebut, ia melihat harta yang ia cari, dengan penuh semangat ia menghampirinya, setelah harta berada di depannya, ia merasa curiga, karena tidak menemukan jalan keluar, ia pun mengikuti pantulan Matahari, sesaat ia menemukan sebuah ide untuk kabur.

Setelah mendapatkan harta tersebut ia pun berubah wujud menjadi air dan pergi membawa harta tersebut melalui celah cahaya matahari tersebut, sesampai di luar dia melihat lautan luas membentang, ia pun menghancurkan harta tersebut yang berupa kristal berwarna-warni, sesuai ucapan teman Rohnya bahwa kristal tersebut memuat unsur Elemental di antaranya Api, Es, Tanah, Petir dan angin.

Ia pun menemukan sebuah kristal ungu, usul punya usul Nagisa menghancurkan kristal ungu tersebut, dan memakannya sebagian, perlahan tubuh Nagisa berubah menjadi ungu, ia pun tak sadarkan diri.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

[ ~ Nama : Kahfi ~ ]

{ ~ Umur : 9th-? (berkembang seiring cerita) ~ }

{ ~ Status : Hidup | Pribumi | Manusia ~ }

{ ~ Kekuatan : Petir-Kilat-Halilintar-Vulkanik-sprite (tingkatan) ~ }

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Awan hitam menggumpal besar di atas pulau air, menunggu puncak perang terjadi.

Puluhan pasukan telah bersiap meluncur ke daratan, Coenlan telah mengenakan baju zirahnya, beberapa warga berharap peperangan ini tidak berdampak ke pemukiman, Coenlan pun telah siap “mari kita bergerak ke permukaan, kekekalan!”

Laut pun terlihat terombang-ambing, dengan penuh persiapan Lapis bersantai di atas pantai air sembari menunggu kedatangan mereka

“ini akan menjadi tontonan yang menarik” gumam Lapis dengan percaya diri.

Muncullah Coenlan beserta pasukannya dari dalam laut

“sepertinya sudah di mulai” gumam Lapis.

“keluarlah kau Lapis!, jika tidak menyerahkan diri sekarang, akan kupastikan kau lenyap” ucap Coenlan dengan lantang.

Lapis pun berjalan keluar pulau dengan berpijak di atas air sembari berkata

“jangan salahkan aku ya”

Puluhan pasukan yang terdiri dari manusia Ikan, dan ikan besar telah siap bersiap untuk menyerang dan berada di belakang Coenlan.

Lapis pun mengangkat tangannya dan berkata “mari kita mulai” dengan tersenyum berlari menuju Coenlan, Coenlan pun memerintahkan pasukannya untuk maju menyerang Lapis, namun, pasukan tersebut telah lenyap.

Puluhan pasukan yang berada di belakang Coenlan tersapu bersih akibat leedsichthys yang melewatinya, dengan penuh amarah Coenlan menggunakan trisula dan menusukkan ke tubuh Lapis, “apa kamu lupa, bahwa aku adalah air”

Dengan mudahnya Lapis menembus tusukan tersebut, lalu membentuk tangan raksasa dan menggenggam Coenlan, “perlu kamu ketahui, Trisula ini, tak layak ada” sembari mempermainkan trisula tersebut, Lapis pun mematahkan trisula tersebut di hadapan Coenlan.

Lalu ia berenang ke dalam laut pergi ke bawah laut, sembari menyeret Coenlan lalu melemparnya ke dasar laut dalam.

Lapis pun membuat dirinya bernyala, dan terlihatlah beberapa ikan raksasa berenang di sekitar, Lapis pun menarik paksa Coenlan hingga ia kesulitan untuk bergerak “kalian apa tidak lapar” ucap Lapis sembari melirik ikan-ikan raksasa tersebut, mendengar ucapan Lapis ikan-ikan tersebut berkerumun memakan Coenlan “cukup sampai di sini, kekuasaan telah kembali kepada pemilik” lalu pergi ke Atlantis ia pun berteriak meminta para warga keluar dengan berkata

“telah berakhir masa Coelancanth, dan mulai sekarang kota ini harus berkembang dengan sendiri, bila kalian butuh sesuatu pergilah ke Dewan Laut, dia yang akan memberikan bantuan bagi kalian, dan bila aku mendengar di kota ini ada pemimpin, maka kalian akan merasakan hal yang sama seperti dia”

Seusai berpidato panjang Lapis pergi ke permukaan dan kembali ke pulau air, ia pun mendirikan kota besar di pulau air tersebut, sebagai penghubung Atlantis dengan permukaan.

Bersambung...

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search