Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Selasa, 17 November 2020

[Season 2] Eps 34 : Perubahan bagian 2


Seusai berpidato panjang Lapis pergi ke permukaan dan kembali ke pulau air, ia pun mendirikan kota besar di pulau air tersebut, sebagai penghubung Atlantis dengan permukaan.

Setelah perginya Arif dari the Portal kembalilah Catly menemui Pyli dengan berlinang air mata dan mengemis “aku mohon jangan tinggalkan aku”

“sudah Waktunya aku tiada, maka dari itu aku mau Catly menjaga apa yang aku punya bisa kan” dengan senyuman melas, Catly pun kesulitan untuk menolak.

“tapi aku tidak sehebat dirimu”

“maka dari itu aku meminta dia menjagamu”

“mengapa harus dia”

“di masa depan, dia akan membuat perubahan melebihi impianku”

“bagaimana caranya”

“maka dari itu aku memintamu untuk membantunya”

“bisa tidaknya, serahkan pada dia, kamu mau kan membantunya”

demi mewujudkan impian terakhir Pyli, Catly pun bersedia membantu Arif.

Sesampai di luar Portal Arif bertemu dengan Kage yang sedang termenung melihat kondisi kehancuran total.

Arif pun menghampiri Kage dan berkata “apa yang terjadi pada kota ini” tanya Arif penuh penasaran.

“bagaimana kamu bisa mengenali aku” tanya Kage

“Sesama Undead kita bisa membedakan, apa yang terjadi di sini”

“3 tahun setelah ujian Undeadku, muncullah seorang manusia yang mengaku sebagai pembawa kepunahan, dan menyebabkan ini semua”

“manusia lain ada di mana”

“aku tidak tahu, dilihat dari ulahnya populasi manusia pasti tinggal sedikit”

“kenapa kamu tidak di serang”

“bukan targetnya katanya, dia hanya menyerang manusia”

“bantu aku mencari dia”

Beberapa hari telah terlewati kota pulau air telah selesai di bangun, Lapis pun memutuskan untuk mencari Nagisa.

Ia pun pergi mengikuti aliran Airnya yang mengarah ke Nagisa.

sesampai di sana ia dikejutkan dengan berbaringnya Nagisa, Lapis pun berusaha menyadarkan Nagisa, namun Nagisa tetap tak terbangun, ia pun mengambil barang Nagisa, dan membawa Nagisa ke Donya Roh, untuk memeriksakan Nagisa.

Beberapa hari telah berlalu, kondisi Nagisa belum membaik sama sekali, Lapis pun memutuskan untuk menemui Sang Kehidupan untuk meminta pertolongan.

“Kawula tidak bisa melakukan itu” jawab Sang Kehidupan yang enggan membantu.

“apa alasanmu menolak” tanya Lapis yang kesal mendengar jawaban Sang Kehidupan.

“Pakanira tidak lagi menjadi manusia”

“maksudmu apa”

“Lawat pakanira sebelumnya”

“dia selalu bersamaku”

“selepas itu”

“dia kembali ke Akademi ”

“selepas itu”

“aku tidak tahu, aku menemukannya di hutan, apa tidak ada cara lain”

“coba temui kakaknya”

“memangnya siapa kakaknya”

“pakanira ialah Sang Pembeda”

Mendengar ucapan Sang Kehidupan, Lapis segera pergi menemui Vilan yang berada di Altarisk.

Entah bagaimana dirinya bisa sampai di Altarisk, karena Altarisk hanya bisa di masuki oleh para SANG.

Sesampai di sana beberapa sang menolak kehadiran Lapis dan mengusirnya.

Setelah di usir, pintu gerbang Altarisk tertutup, Lapis pun enggan kembali, ia pun merusak pintu gerbang Altarisk, dengan membelahnya lalu masuk dengan paksa namun sebuah penghalang tak terlihat membuatnya terpental, ia pun bersikeras menghindari dorongan penghalang tersebut.

Vilan yang melihat dari dalam merasa kasihan ia pun berusaha menolongnya dengan membukakan penghalang tersebut, Lapis pun berhasil masuk, dan berkata

“di mana Vilan, Nagisa dalam bahaya” dengan lantang di hadapan Vilan.

Para sang hanya terdiam melihat tingkah Lapis.

“kenapa dengan Nagisa” tanya Vilan.

“dia tidak sadarkan diri”

“kamu ingin pergi dari sini” tanya Sang Takdir, melihat Vilan melirik ke para Sang.

“apa aku di izinkan untuk pergi sebentar”

“bagaimana jika kami menjawab tidak” tanya Sang Kematian.

“aku akan tetap menetap di sini”

“tapi Nagisa dalam bahaya” Ujar Lapis

“aku tidak bisa berbuat banyak” jawab Vilan dengan terpaksa

“aku tidak melihat dia dalam daftar list ku” Ucap Sang Kematian.

“jika dia berkata begitu, berarti kawanmu itu masih hidup” ucap Sang Takdir

“Apa yang harus aku lakukan”

“kenapa kamu tidak mendampinginya” Jawab Sang Penentu.

“aku tidak bisa ke sana tapi tolong sampaikan pada adikku, bahwa dirinya harus tetap hidup jika masih ingin bertemu denganku” ucap Vilan menitipkan pesan untuk Nagisa melalui Lapis, Lapis pun pergi dari Altarisk, kembali ke samping Nagisa.

Kage pun memutuskan untuk ikut bersama Arif mencari dalang dari kehancuran, setiap perjalanannya ia tidak menemukan makhluk yang di sebutkan oleh Kage.

Sementara itu Nagisa menemukan seekor hewan yang sedang dalam kondisi kritis, ia pun membantunya dengan mengobatinya, setelah hewan tersebut tampak jauh lebih baik, Nagisa pun memintanya untuk mengantarnya ke tempat kehidupan berada, karena selama ini Nagisa tidak menemukan kehidupan sama sekali.

Setelah mengikuti burung tersebut ia menemukan beberapa wilayah yang masih bertahan, namun yang ia lihat tidak layak di sebut sebagai kehidupan karena para manusia berusaha membunuh, dan saling membunuh, kanibalisme terjadi di mana-mana, saat Nagisa menghampiri salah satu manusia tersebut, Nagisa pun di serang, merasa dirinya terancam Nagisa membunuh Manusia tersebut.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

[ ~ Nama : Arif ~ ]

{ ~ Umur : 12th-? (berkembang seiring cerita) ~ }

{ ~ Status : Hidup | Non Pribumi | Manusia ~ }

{ ~ Kekuatan : Angin-Topan-Tornado | Waktu | Pilihan ~ }

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah Sang Waktu berbincang dengan Pyli ia pun pergi meninggalkan Arif berdua dengan Pyli karena Arif masih ada urusan dengan Pyli, Sang Waktu pun kembali ke Altarisk untuk pergi menemui Sang Takdir.

“Ada perlu apa” tanya Sang Takdir

“bantu aku mengubah sejarah” Jawab Sang Waktu

“mana mungkin bisa bodoh”

“kalau begitu bantu aku menutupi sejarah”

“maksudmu”

“cukup lihat apa yang terjadi lalu katakan padaku”

“baiklah, apa yang ingin kamu coba”

“kepunahan”

“apa!, bagaimana bisa”

“ikut aku”

Lalu muncullah Sang Waktu dengan Sang Takdir berwujud manusia berkata

“ini semua masih bisa diubah” ucap Sang Takdir

“aku akan memundurkan Waktu, segera pindahkan semua manusia”

“caranya bagaimana” tanya Nagisa.

“itu terserah kamu: ucap Sang Takdir

“bagaimana” tanya Sang Waktu

“baiklah akanku coba”

Muncullah jam besar di belakang  Sang Waktu dan beberapa jam kecil perlahan bumi berputar berbalik, semesta pun bergerak mundur bintang-bintang pun juga bergerak mundur, namun hanya Nagisa yang tidak bergerak mundur karena Sang Takdir telah mengubah takdirnya.

3 hari yang lalu, Kepunahan ke 2 telah muncul dan di turunkan Vilan datang dengan wujud Manusianya menghampiri Nagisa dan berkata “sekarang Waktunya” lalu pergi menjadi cahaya hilang dengan perlahan.

Mengingat ucapan Sang Takdir dan Sang Waktu Nagisa pun menggunakan kekuatan Ruangnya yang ia dapat dari Sang Hampa, ia pun membuat semua manusia tak sadarkan diri, lalu membuat bayangan Manusia dengan kekuatan Airnya, Para manusia asli yang tak sadarkan diri, ia pindahkan ke ruang pribadinya.

Manusia tiruan pun berhasil dibuat dan di letakan layaknya manusia benaran.

Kage yang melihat kejadian ketiadaan secara langsung, ia merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan Manusia, semua manusia tidak ada yang bisa mendengarnya, saat meraih tangan manusia tersebut, selalu tertembus seakan ia adalah akhir bagi manusia.

Kage hanya termenung melihat kejadian tersebut.

Lalu datanglah Arif yang melihat Kage termenung sendirian di tengah kehancuran, Arif pun menghampirinya dan menanyainya.

Karena perencanaan Nagisa, Manusia pun berhasil selamat.

Arif dan Kage pun memutuskan untuk mencari penyebab kehancuran.

Nagisa pun memutuskan untuk mencari si pembawa kepunahan ke dua.

Bersambung...

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search