Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Minggu, 01 November 2020

Chapter 1; Part 14


 

Pintu kamar terbuka dengan kasar. Bersamaan itu Nar'u meneriakan nama sepupunya itu. Namun, ia tidak melihat siapapun. Ia mengedarkan pandangannya berusaha mencarinya. Lalu, ia menemukan seorang pelayan. Ia pun menghampirinya dan menanyakan keberadaan sepupunya.

"Fa'I ? dia tadi pergi kearah dapur setelah makan untuk pertama kalinya"

"dapur ? untuk apa ?"

"saya kurang tau nyonya"

"baiklah, terima kasih"

Ia pun bergegas pergi ke dapur. Dan sesampainya ia menemuka Fa'I yang tengah mengintip kedalam ruang masak. Ia menghampirinya dan memanggilnya.

"apa yang kau-

"sush..." potongnya

*

"aku tahu siapa yang membunuh ibumu, siapa yang membunuh paman Shi'ka" ucap Jes'ka

"siapa ?" tanya Fa'I penuh amarah begitu mendengarnya

"ini mungkin bukan waktu yang tepat, tapi aku merasa aku harus memberitahumu. Karena mungkin tidak ada waktu lain jika tidak sekarang"

"jangan berbelit-belit. Katakan siapa ?!"

"apapun yang akan kukatakan setelah ini adalah suatu hal yang sebenarnya. Kau boleh membenciku. Kau boleh membunuhku. Tapi, maafkan aku"

"siapa Jes'ka ! siapa ?!"

"aku tak bisa mengatakannya. Tapi aku bisa menunjukkannya."

Mereka lalu mendengar suara di balik pintu. Jes'ka pun dengan cepat langsung menautkan bibirnya ke Fa'I. Hal itu membuatnya terkejut. Begitu juga Pak Christ yang baru masuk.

"apa yang kaulakukan ?" ucapnya. Dan Jes'ka pura-pura terkejut

"itu seharusnya menjadi pertanyaanku. Apa yang kau lakukan ?"

"ah maaf atas kelancangan saya tuan, saya mengira sesuatu terjadi pada anda. Karena itu saya tanpa ijin membuka pintunya. Saya mohon maaf tuan"

"baiklah, ada perlu apa ?"

'sekali lagi aku minta maaf Fa'I' bisiknya

"saya ada perlu dengan Jes'ka"

"baiklah, kalian boleh pergi"

Dan Jes'ka pun mulai menurut dan pergi dari tempatnya. Sejenak ia menatap Fa'I lalu pergi dari kamarnya. Dan Fa'I tau itu tatapan pasrah. Bukan tatapan yang biasa ia dapat. Dan karena itu Fa'I mulai mengikutinya.

*

"hari ini kita selesaikan. Kita lakukan bagian kita Bersama. Aku akan mengurus gadis itu, sedangkan kau urus bocah itu. Sepertinya kau sudah berhasil mendapatkan hatinya. Jadi tentu saja ini mudah bagimu"

"akan kuusahakan ayah"

Ucapan mereka membuat Fa'I dan Nar'u terkejut. Nar'u memang sudah menduga bahwa pak Christ adalah pelakunya. Tapi Jes'ka, ia bahkan tak tahu, tidak. Mereka bahkan tak tahu bila pak Christ adalah ayah dari Jes'ka. Sontak Nar'u membanting pintu dengan kasar.

"apa maksudnya ini ?"

"tunggu, kenapa kau di sini ?"

"kau ? kau ? jangan seenaknya ! sekarang aku tanya. Apa kamu yang membunuh tante dan ayah ?"

Ia hanya terdiam membisu.

"CEPAT KATAKAN ! APA KAU YANG MEMBUNUHNYA ?!"

Ia pun menghembuskan nafas berat, lalu berkata "kalo sudah ketahuan mau bagaimana lagi. Ya aku yang membunuhnya. Kenapa ?"

"bajingan!" teriak Nar'u

"memangnya kenapa ? mereka sudah membunuh satu satunya putri ku dengan mengirimnya ke medan perang. Putri ku yang dengan setia menjadi tangan kiri ayahmu dibiarkan mati di medan perang. Dan juga kau Jes'ka, aku tidak pernah menganggap kau sebagai putriku. Bahkan sedari waktu itu."

"maksudnya ?" tanya Jes'ka tak percaya

"kau hanyalah alat yang kugunakan untuk mencapai keinginanku. Bahkan, seperti yang kuduga, kau jatuh hati kepada putra dari keluarga Mer dan menghianatiku. Kau pikir aku tak tahu apa yang kau rencanakan ?"

"gausah banyak bacot !" ucap Fa'I lalu meluncur dengan cepat. Begitu ia melayangkan tinjunya, sebuah perisai menghalanginya.

"apa ini ?"

"kau pikir aku tak tahu kekuatanmu ? semuanya sudah kuperkirakan. Sekarang kalian semua akan mati di sini" ucapnya. Lalu, lingkaran sihir muncul di bawah mereka. mereka bertiga tidak bisa bergerak. Nar'u yang tahu sihir itu cukup berbahaya langsung berteriak ke Fa'I untuk menyingkir. Namun, tak satupun dari mereka bisa bergerak. Lalu,

Buagh! Buagh!

Mereka berdua terlempar cukup jauh, menyisahkan Jes'ka di tengah lingkaran itu. Lalu suatu kabut hitam tebal meluncur ke atas langit. Menghancurkan apapun yang menghalanginya. Jes'ka terjebak di sana, menerima semua itu sendirian.

"sialan" ucap Pak Christ. Ia pun mengambil belati di belakangnya dan merubah wujud nya menjadi bayangan. Ini adalah bayangan yang dilawan Nar'u sebelumnya. Ia pun meluncur dan mengarahkan serangannya kearah Fa'i. Namun, lagi lagi Jes'ka menahannya dengan memberikan bahu kirinya.

"kalian, cepatlah lari ! dia bukan tandingan kalian!"

Lalu,

Buagh !

Satu pukulan mendarat di wajah Christ. Dan yang melayangkan tinjunya adalah Fa'I . Hal itu tentu saja membuat Christ marah. Ia pun menarik belatinya, menendang Jes'ka cukup keras lalu mengeluarkan bola sihir berwarna hitam pekat dan menembakkannya kearah Fa'I . Sebelum bola sihir itu mengenai Fa'I bola sihir itu hancur tepat didepan mukanya.

"kau tak apa ? tanya Nar'u"

Fa'I melihat Nar'u dan mengangguk. Mereka pun mulai menyerang pak Christ bersamaan. Namun, pak Christ tidak mudah dikalahkan. Ia dilatih sendiri oleh mendiang Shi'ka. Kekuatan tempurnya hampir setara dengannya. Namun, Fa'I dan Nar'u tak gentar. Mereka tetap maju untuk melawannya.

Dengan Gerakan yang cepat Fa'I melancarkan serangan bertubi-tubi. Ia mulai melayangkan tinjunya, tapi tak satupun serangannya yang kena. Kecepatan musuhnya jauh diatasnya. Fa'I pun menghentakan kakinya, mulai memperbaiki kuda-kudanya lalu meluncur dengan lebih cepat. Tapi, semakin ia mempercepat gerakannya, semakin cepat pula Gerakan musuhnya. Lalu, tiba-tiba ia mampu membaca pola gerak musuhnya. Ia pun berhasil melayangkan tinjunya kewajah musuhnya. Membuat musuhnya geram, dan Kembali mendaratkan serangan dengan kakinya di pelipis kanannya. Melemparnya keujung ruangan.

Asap mengepul, namun dengan cepat asap itu hangus. Pak Christ mulai serius dalam melawannya, dan mengejarnya. Sebelum ia sempat melayangkan tinjunya ke Fa'I ia terkena sambar oleh petir dari sampingnya. "jangan lupakan aku" ucap Nar'u. pak Christ pun menggertakan giginya. Ia mengeluarkan gelombang sihir berwarna hitam pekat. Lalu menyeringai.

Dengan cepat ia berpindah kebelakan Nar'u dan menghantamnya dengan kekuatan penuh. Melemparnya hingga keluar ruangan menembus tembok. Fa'I yang tak tahu apa yang terjadi mengalihkan pandangannya ke kakak perempuannya. Tapi, yang dilihatnya adalah kepalan tinju yang mengarah langsung ke wajahnya. Ia terpukul mundur, badannya terhuyung. Pak Christ pun menendang kakinya menghancurkan keseimbangannya dan memukul dadanya dengan kekuatan penuh. Melemparnya ke sisi lain luar ruangan.

"kalian berdua akan mati di sini" ucapnya

Puluhan peluru sihir melayang dari kepulan asap, mengarah langsung ke Pak Christ. Namun, Pak Christ mampu menghindarinya dengan mudah. Di sisi lain, Fa'I menghentakkan kakinya lagi. Menghapus kepulan debu yang menutupi pandangannya, lalu melesat kearah Pak Christ yang masih berada di udara. Ia melayangkan satu pukulan tepat kearah wajahnya. Namun, Pak Christ menahan pukulan kanannya. "Hanya i-" kaki kirinya pun ikut menyambar kearah wajahnya. Memotong ucapan pak Christ. Ia melakukan tendangan berputar dengan kaki kirinya. Dan melempar pak Christ cukup jauh. Sebelum ia sempat mendarat, ia dihantam oleh petir dengan tegangan tinggi oleh Nar'u.

Serangan Nar'u meleset. PakChrist masih berdiri dengan keadaan tak jauh dari sebelum ia bertarung. "Bolehjuga kalian. Tapi ini masih belum cukup"


Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search