Esoknya. Ia berada di ruang kepala akademi bersama dengan Nar'u dan Jes'ka
"jadi ini, dua murid baru saya ?"
"ya pak. Tolong jaga mereka ya..."
"Hmm... Fa'I Er, dan Jes'ka ya ?"
"ya" jawab Jes'ka sedangkan Fa'I hanya mengangguk.
"baiklah, pergi ke kelas petir. Di sana kalian akan bertemu wali kelas kalian. Pak Tatsuya. Berikan kartu ini" ucapnya sembari memberi mereka satu kartu, dan Jes'ka menerimanya.
"Kami ijin pergi dulu kepala akademi" ucap mereka sembari membungkukan badan mereka.
Mereka pun pergi, meninggalkan Nar'u dan kepala sekolah. Kepala sekolah menghela nafas berat, lalu duduk di kursinya
"keluarga Mer lagi. Kuharap dia bukan biang onar seperti mu"
"kalau dia sih, asalkan tidak diganggu tidak masalah"
"maksudnya ?"
"anggap saja kebalikan ku yang selalu mencari masalah. Kalau dia, hanya akan membaur dengan keadaan."
"kalau begitu baguslah." Ucapnya lega.
Ditempat lain, mereka berjalan mencari kelasnya. Fa'I yan berjalan di depan memunggungi Jes'ka berjalan dengan cepat, tanpa peduli akan Jes'ka yang berusaha menyamainya. Begitu mereka sampai di depan kelas, Fa'I tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"ada ap-
"Jangan bicara denganku diluar kepentingan sekolah ! paham ?" tanyanya
Jes'ka hanya mengangguk lemah mendengar hal itu. Setelah itu, Fa'I mengetuk pintu masuk, menyita perhatian penghuni kelas.
"ada apa ?" tanya guru yang mengajar
"saya murid baru" ucap Fa'I
"Lalu, siapa yang disana ?"
"saya pelayan-
"Dia juga murid baru" potongnya sembari mengambil kertas di tangan Jes'ka dan memberinya pada guru itu.
Guru itupun membacanya, lalu menyuruh mereka memperkenalkan diri mereka masing-masing.
"salam kenal. Saya Fa'I Er"
"Salam kenal. Saya Jes'ka"
"Saya Tatsuya Kawaki. Kalian bisa memanggil saya Pak Tatsuya. Saya adalah wali kelas, kelas petir"
Mereka pun membungkun menunjukkan rasa hormatnya.
"kalian bisa duduk di kursi yang kosong" ucapnya
Mereka pun berjalan ke kursi paling belakang. Ada beberapa wajah yang mereka kenal. Seperti seorang gadis yang duduk di bangku baris ke empat dekat jendela. Ia melambaikan tangannya perlahan kearah mereka. dan Jes'ka melambai balik, sedangkan Fa'I hanya tersenyum menjawabnya. Mereka pun duduk tepat di belakangnya.
"Hei, aku tak tahu kalian sekolah di sini juga"
"kami baru saja pindah" jawab Fa'I
"Ok, kalau ada yang kalian tidak tahu tentang akademi ini, kalian bisa menanyakannya ke aku. Kurang lebih aku tahu"
"baiklah" jawabnya
*
Bel berdentang, menandakan jam istirahat. Fa'I langsung melongsong pergi keluar begitu pak Tatsuya sudah pergi. meninggalkan Jes'ka sendiri di sana.
"apa kau ingin berkeliling ?" tanya Philo gadis tadi.
"boleh, jawab Jes'ka"
"Akademi XOUN. Akademi sihir ternama, yang menghasilkan penyihir-penyihir hebat tiap tahunnya. Ujian masuk akademi ini tidak mudah. Tapi, ujian kelulusannya lebih sulit. Akademi XOUN memiliki sistem pembelajaran, dimana siswa akan lulus saat guru wali kelas mereka merasa mereka layak lulus. Sedangkan apabila tidak, mereka akan tinggal kelas. Rata-rata kelas dapat lulus dalam waktu satu tahun. Akademi XOUN menggunakan sistem asrama. Jadi selama mereka belum lulus, mereka belum boleh pulang dari Akademi. Tapi, orang tua atau kenalan mereka bisa menjenguk mereka. Akademi XOUN memiliki banyak kelas. Tiap kelas, terdiri dari kurang lebih lima puluh siswa. Dan dua puluh persen diantara seluruh siswa adalah seorang rakyat jelata. Karena seorang pelayan tidak dihitung sebagai murid. Tapi kelihatannya kau tidak.
"kenapa begitu ?"
"karena Fa'I mengatakan bahwa kau adalah murid juga. Jadi, di sini kau bukan pelayannya"
Jes'ka merasa seakan dirinya lagi-lagi dijauhi Fa'I. Seakan-akan Fa'I hendak memutus hubungan mereka.
"baiklah, kita lanjut. Akademi XOUN memiliki lapangan mereka sendiri, Dojo, bahkan ruang Latihan pribadi, hingga Mall. Yah walaupun begitu, Mall di akademi cukup lengkap. Tapi, Mall akademi ini tidak menyediakan restoran seperti si badut, atau koki Kentucky. Tapi di sebelahnya ada kantin akademi. Kantin akademi menyediakan makanan dari jam empat pagi, hingga jam Sembilan malam. Jadi kau bisa makan kapanpun kau mau. Itu Fa'i... Hei Fa'I !!!" teriaknya
Fa'I hanya menoleh lalu melambaikan tangannya. Membalas.
"Yah, setidaknya seperti itu, aku lapar. Makan yuk "
"boleh" balasnya.
*
Fa'I yang ditengah makan siangnya, merasa terganggu dari kehadiran seorang gadis di depannya. Ia terus menceloteh tidak jelas. Namun, Fa'I hanya menghiraukannya.
"aku lupa, kau menghiraukanku sejak saat itu. Dimana dia ? pacarmu yang pelayan itu ? apa dia pelayanmu ? atau dia seorang pelayan orang lain ? selera mu cukup rendah juga ya..."
"kalau iya emang kenapa ? masalah buatmu ?" jawabnya ketus
"santai aja dong. Hei Kalian semua. Kita kedatangan murid baru di kelas petir. Dan tebak apa ? Ia menyukai pelayannya sendiri" teriaknya menyita perhatian seluruh kantin
"Ini dia anaknya. Anak dari keluarga tak jelas. Fa'I –
Grep !
Fa'I mencengkram mulutnya dengan kasar. Ia menatap mata gadis itu dengan tajam.
"Jangan sekali-kali menghina keluargaku !" ucapnya lalu melepas cengkramannya
"wah, wah, wah, kasar sekali. Jadi begini didikan keluarga Er"
"cukup !" Ucap seorang pria melerai
"Fandall ?"
"Hentikan ini Kim. Atau kau ingin kuadukan ke wali kelas ?"
"tch. Ngeganggu aja. Udah ah aku pergi" gerutunya
"Kau tak apa ?" tanyanya ke Fa'I
"Ya. Thanks"
"Ah ya, aku Fandall" ucapnya sembari mengulurkan tangannya
"Fa'I"
"Jangan hiraukan dia, dia memang seperti itu. Suka mengganggu"
Fa'I hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia lebih fokus ke makanannya daripada ke lawan bicaranya.
"Hei Fa'I !!" panggil seseorang dengan keras.
Fa'I pun menoleh dan melihat Philo dan Jes'ka bersama. Ia pun melambaikan tangannya membalas.
"kau kenal dengan Philo ? bagaimana ?"
"aku hanya pernah membeli bunga di tokonya sekali. Itu saja"
"bunga apa ?"
"mawar mana"
"tunggu. Kamu yang beli mawar mana di Philo ?"
"emang kenapa ?"
"tak apa"
"aku sudah selesai. Aku akan pergi." ucapnya sembari beranjak pergi
"hei kamu mau kemana ?" tanya Fandall, namun Fa'I tidak menjawab satu kata pun
"Kemana Fa'I ?" tanya Philo dengan membawa nampan berisikan makanan
"Ntahlah, ia pergi begitu saja"
"ada yang berbeda dengan dirinya. Atau mungkin ini dirinya yang asli. Ntahlah"
"maksudnya ?"
"sewaktu bertemu denganku sebelumnya, ia begitu baik, ceria, perhatian. Ia bahkan membelikan Jes'ka baju, sedangkan status Jes'ka saat itu adalah pelayannya"
"tunggu, jadi yang dimaksud Kim tadi benar ?"
"maksudnya ?"
"tak apa lupakan."
Posting Komentar